PALANGKA RAYA-Meskipun pemerintah daerah sudah mengizinkan lagi CFD, tapi kemarin (13/3) beberapa pedagang tampak masih ragu-ragu untuk menggelar lapak di kawasan CFD.
Dari Bundaran Besar menuju Jalan Yos Sudarso,pada beberapa titik sejumlah pedagang sedang berbincang serius. Dari kejauhan terlihat segerombol orang tengah bermusyawarah di tengah jalan jalur kiri. Salah satu di antara mereka mencoba memberikan penjelasan kepada yang lain. Ternyata mereka tengah mengatur tata letak lapak dagangan selama CFD berlangsung.
Lantaran ada beberapa pedagang baru yang belum terdaftar pada kelompok pedagang CFD. Selaku Ketua CFD, Chandra Ardinata mencoba memberi penjelasan kepada sesama pedagang. Chandra mengatakan bahwa lapak akan ditata kembali melalui pengundian.
“Yang berhak lapaknya diundi itu terlebih dahulu sudah menjadi anggota dan wajib mengikuti vaksinasi Covid-19,” katanya saat dibincangi, kemarin pagi.
Ia menambahkan, pedagang baru maupun pedagang lama tentu sama-sama mengais rezeki di kawasan CFD. Karena itu pihaknya akan mencari titik lokasi yang baru dengan melakukan pengundian. “Kami akan lakukan pengundian terlebih dahulu terhadap para pedagang lama yang sudah terdaftar jadi anggota, sementara pedagang baru akan kami data dan diundi juga nantinya,” sebutnya kepada awak media.
Ia mengaku, sebelum dilaksanakan CFD perdana di tengah pandemi Covid-19, sudah sekitar 30 pelaku UMKM yang mendaftar, sementara anggota lama berjumlah kurang lebih 500 orang. Ke depan pendataan masih akan terus dilakukan.
“Memang tidak ada pembatasan jumlah pelaku UMKM yang berjualan di sini (kawasan CFD, red), tapi kami sudah sepakat untuk mengatur jarak antarlapak,” ucap pedagang anggrek ini.
Pria yang juga menjabat Sekretaris HPMI Kalteng ini mengaku bersyukur karena para pedagang diberi kesempatan oleh pemerintah untuk membuka lapak di kawasan CFD. Mengingat sudah dua tahun CFD ditiadakan karena pandemi. Ini menjadi kesempatan bagus untuk para pelaku UMKM yang merupakan pilar utama perekonomian.
“Pastinya ini akan menambah pendapatan sekitar 500 pelaku UMKM, karena selama dua tahun ini pendapatan menurun drastis, semoga bisa menambah penghasilan dengan membuka lapak di kawasan CFD ini,” tuturnya.
Dikatakannya, momen CFD pada akhir pekan merupakan kesempatan pedagang memanen rezeki, lantaran pendapatan saat CFD justru lebih besat dari pendapatan sehari-hari yang rata-rata hanya Rp500 ribu. Bahkan penghasilan berdagang saat CFD justru lebih besar dibandingkan penjualan selam enam hari lainnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Palangka Raya Rawang membeberkan rencana pengaturan lapak pelaku UMKM di kawasan CFD. Untuk lapak nonkuliner, lokasinya di Jalan Yos Sudarso, sementara lapak kuliner di depan gedung TVRI. Ia menyebut, berdasarkan data terdahulu, jumlah lapak kuliner sekitar 500. Namun data itu bisa berubah dengan adanya pedagang-pedagang baru.
“Untuk pedagang baru, memang belum ada penempatan. Rencananya yang sudah terdaftar akan diundi dahulu. Untuk hari ini (kemarin, red) ada dispensasi bagi para pedagang baru untuk membuka lapak, tapi selanjutnya akan diundi menyesuaikan posisi hasil undian, karena saat ini masih campur, nantinya akan dipisah,” katanya saat dibincangi di lokasi CFD.
Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Palangka Raya Emy Abriani mengatakan, lapak pedagang yang berjualan saat CFD akan diatur jarak. Meski pada prinsipnya pihaknya tidak bisa mengehentikan aktivitas perekonomian masyarakat, tapi sangat diharapkan masyarakat bisa beradaptasi dengan pola kebiasaan baru.
“Pedagang dan pengunjung harus tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, pengunjung yang belum vaksinasi diarahkan mengikuti vaksin di gerai-gerai vaksinasi,” tegasnya.
Meski pada CFD perdana ini jumlah pengunjung masih sedikit, tapi pihaknya tetap melakukan pengawasan dan mengingatkan warga yang berada di kawasan CFD untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Nanti kami bisa saja melakukan razia dan operasi yustisi terhadap pengunjung yang tidak memakai masker,” sebutnya.
Salah satu pedagang yang membuka lapak di kawasan CFD, Kamelia mengaku senang atas dibukanya kembali CFD, karena ada kesempatan bagi pelaku UMKM mengais rezeki dan pendapatan.
“Saya jualan hanya di rumah, biasanya dalam sehari belum tentu ada yang laku terjual, tapi kalau di lokasi CFD ini pasti ada yang beli, paling tidak Rp1 juta bisa dikantongi dalam sehari,” katanya.
Pengakuan juga datang dari penjual nasi jagung, Parmiatun. Ia merasa senang dengan dibukanya kembali CFD. Bahkan ia menyiapkan lebih banyak dagangnanya dari hari-hari biasa. Namun cuaca yang kurang bersahabat pagi itu membuatnya waswas, khawatir dagangannya tidak habis terjual.
“Awalnya saya senang CFD dibuka lagi, saya tambah jumlah nasi bungkusnya, tapi tadi pagi hujan, jadi waswas dagangan tidak laku terjual. Alhamdulillah masih pagi sudah habis (terjual, red) separuh,” katanya.
Salah satu pengunjung, Suliati mengaku memanfaatkan momen CFD ini untuk ikut vaksinasi Covid-19. Ia antusias mendapatkan vaksinasi booster sekaligus vaksinasi perdana untuk anaknya yang masih berusia tujuh tahun.
“Biasanya kalau ada jadwal vaksinasi, selalu berhalangan dengan jam kerja, senang sekali dengar kabar dibuka layanan vaksinasi di CFD, jadi bisa menggunakan waktu libur untuk vaksinasi,” katanya.
Pengunjung lainnya, Rita juga merasa senang karena CFD sudah dibuka kembali. Lantaran ia merindukan suasana CFD yang ditiadakan selama dua tahun ini karena pandemi Covid-19. “Memang tidak sebebas sebelum pandemi. Sekarang ini harus lebih berjaga-jaga untuk menghindari penularan virus,” ucapnya. (sja/abw/ce/ala)