Site icon KaltengPos

Kalteng Surplus Beras, Katingan Kesulitan Pemasaran

Tanaman padi di lahan food estate Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulpis. Foto: dok kalteng pos

PALANGKA RAYA-Kabar gembira untuk masyarakat. Tahun ini Kalteng bakal surplus beras. Hal itu menyusul panen raya padi yang dilakukan di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Katingan, Pulang Pisau (Pulpis), dan Kapuas. Tiga daerah tersebut kini tengah memasuki masa panen raya.

Terkait ini, Gubernur H Sugianto Sabran memerintahkan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peter¬nakan (TPHP) Kalteng agar mengoordinasikan pema¬saran, khususnya untuk hasil panen dari wilayah Kabupaten Katingan.

Kepala Dinas TPHP Kalteng Riza Rahmadi mengatakan, pihaknya mendapat laporan bahwa petani di Katingan Kuala kesulitan mengeluarkan hasil panen padi pada panen raya kali ini. Katingan memiliki potensi lahan padi seluas 6.500 hektare. Saat ini sedang ada panen raya pada lahan seluas 4.486 hektare, dengan hasil rata-rata 3,8 ton gabah kering per hektare.

“Bapak gubernur menginstruksikan kepada kami untuk berkoordinasi dengan Bulog terkait hal ini, karena di Katingan Kuala sedang panen raya pada lahan seluas 4.486 ribu hek¬tare, dengan hasil 3,8 ton per hektare. Gabah kering tidak terserap (pemasaran,red). Tinggal kalikan saja dari 4.486 hektare itu, maka segitulah gabah yang tidak bisa keluar dari sana,” ucap¬nya kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.

Dikatakannya, problem pemasaran ini juga dikare¬nakan terjadi panen raya bersamaan pada sentra-sen¬tra penghasil padi. Rata-rata pembeli mengambil dari wilayah Pulpis dan Kapuas karena akses yang mudah. Persoalan infrastruktur juga menjadi penyebab tidak bisa keluarnya hasil padi para petani di Katingan Kuala.

“Terkait ini, DPRD Kat¬ingan sudah turun ke lapangan. Informasi yang didapat, para petani di Katingan Kuala kesulitan memasarkan hasil panen karena terkendala akses infrastruktur, mereka harus menggunakan transportasi jalur air,” ungkapnya.

Ada masukan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Katingan mengambil kebijakan untuk mengatasi keluhan para petani. Misal saja, beras dari para petani dibeli oleh karyawan perusahaan be¬sar swasta (PBS) atau para ASN di Katingan.

“Kami juga sudah ke Bu¬log, menanyakan bagaima¬na menyikapi hal ini. Kami dapat kabar bahwa di Katingan Kuala sudah ada satu desa dengan luasan 100 hektare yang dikelola oleh Bulog,” katanya.

Pihaknya mendorong Bulog meningkatkan penyerapan beras yang diproduksi para petani Kalteng, selain 100 hektare yang sudah dikelola Bulog di Katingan sejak 2016 lalu itu. Di sisi lain, hasil panen dari Katingan Kuala yang masih dalam bentuk gabah tidak memungkinkan Bulog untuk menampung.

“Kami juga akan turun ke lapangan untuk memantau apakah sarana prasarana seperti penggilingan padi memadai atau tidak, karena Bulog pun tidak mungkin menampung yang masih berupa gabah,” tegasnya.

Mengenai persoalan ini, ke depannya badan usaha milik daerah di Katingan di¬harapkan untuk lebih ber¬peran. “Kalau untuk Pulpis dan Kapuas, pemasarannya aman. Namun untuk Katingan, para petani kesu¬litan memasarkan karena terkendal akses, apalagi berbarengan dengan panen raya di kabupaten lain,” pungkasnya. (kaltengpos)

Exit mobile version