KALTENG POS-Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Pemungutan Suara Ulang (PSU) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Barito Utara (Batara) serta mendiskualifikasi dua pasangan calon, Gogo-Helo dan Agi-Saja, suhu politik di daerah tersebut kembali memanas. Situasi ini membuka peluang bagi figur alternatif untuk tampil dalam kontestasi ulang.
Salah satu nama yang mulai mencuat di tengah masyarakat dan kalangan elite politik lokal adalah H. Jawawi. Sosok ini dikenal luas sebagai tokoh masyarakat Barito Utara dan bukanlah wajah baru dalam dunia sosial-politik setempat.
Aktif dalam berbagai kegiatan sosial, keagamaan, kemasyarakatan, hingga perekonomian lokal, H. Jawawi memiliki basis massa yang kuat, khususnya di wilayah perdesaan dan komunitas keagamaan.
Kepemimpinannya yang dikenal dialogis dan merangkul semua golongan membuatnya dipandang sebagai representasi aspirasi masyarakat adat dan umat. Meski demikian, H. Jawawi masih belum memastikan langkah politiknya ke depan, termasuk soal pencalonan melalui Koalisi 02 yang disebut-sebut telah terbentuk.
Jejak Politik H. Jawawi di Kalimantan Tengah
Nama H. Jawawi sejatinya bukan baru muncul dalam kancah politik. Pada Pilkada Gubernur Kalteng tahun 2015, ia pernah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur berpasangan dengan Ujang Iskandar. Namun, pasangan calon nomor urut 3 tersebut didiskualifikasi oleh KPU Kalteng setelah Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menilai ada ketidaksesuaian dalam prosedur pendaftaran.
Meski telah menempuh jalur hukum hingga ke Mahkamah Agung (MA), pasangan Ujang-Jawawi tetap dicoret dari daftar pencalonan. Alhasil, Pilgub Kalteng saat itu hanya diikuti dua paslon, yakni Sugianto-Habib dan Willy-Wahyudi.
Dengan rekam jejak yang panjang di birokrasi, dunia usaha, dan politik, serta hubungan kuat dengan masyarakat akar rumput, H. Jawawi dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi pesaing kuat dalam PSU Pilkada Barito Utara. Jika benar maju, kehadirannya dapat menjadi kuda hitam yang meramaikan kembali peta politik Batara. (irj)