Selasa, Oktober 1, 2024
26.1 C
Palangkaraya

Kalteng Tanggap Darurat Banjir, Pengungsi Terus Bertambah

“Kami perpanjang status darurat banjir agar nantinya masyarakat korban terdampak bisa terbantu. Kami sudah menggelar rapat koordinasi untuk segera mengambil langkah cepat,” ucap Pj Bupati Anang Dirjo usai rapat terbatas, Senin (17/10).

Dikatakan Anang, mesti segera diambil tindakan cepat untuk mengatasi bencana banjir yang melanda Kobar saat ini, khususnya menyalurkan bantuan kepada para korban. Dalam rapat diputuskan bahwa dinas terkait bersama jajaran TNI dan Polri akan ikut terjun ke lokasi. Pemkab menyiapkan dana sebesar Rp2,8 miliar untuk penanganan banjir ini. Selain itu, dinas sosial juga sudah mendirikan dapur umum dan petugas kesehatan telah stand by di lokasi.

“Kami minta dinas kesehatan ikut memantau kondisi kesehatan warga terdampak banjir, jangan sampai warga tidak mendapatkan perhatian, khususnya masalah kesehatan,” katanya.

Selain Kotim dan Kobar, bencana banjir di Kabupaten Katingan juga perlu menjadi perhatian semua pihak. Apalagi bencana ini terjadi tiap tahun. Bahkan dalam setahun ini sudah terjadi beberapa kali, terhitung sejak Agustus lalu.

Terkait bencana banjir yang sering terjadi dua tahun terakhir, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Katingan Roby menilai perlu dilakukan pengkajian khusus oleh instansi teknis, baik dari pusat maupun daerah.

“Jangan hanya melihat karena curah hujan yang tinggi, ini pasti ada sesuatu yang perlu kita dikaji lebih dalam, bisa jadi karena daya tampung sungai sudah berkurang, jadi perlu dikaji oleh instansi atau lembaga pemerintah yang punya kewenangan, karena kabupaten tidak punya kewenangan untuk itu, ini merupakan kewenangan Kementerian PU yang membidangi wilayah sungai, jadi kami harapkan mereka kaji masalah ini,” katanya kepada Kalteng Pos, Senin (17/10).

Baca Juga :  Batara Boleh Mudik Lokal, Kapuas Tidak

BPBD Katingan juga sudah mengutarakan hal itu kepada Balai Wilayah Sungai. Karena itu pihaknya berharap ada dukungan dari semua pihak, sehingga Balai Wilayah Sungai Kalimantan Tengah bisa meneruskan hal tersebut ke pusat.

“Kami akan berupaya agar banjir ini tidak terjadi lagi ke depan, mungkin nanti perlu normalisasi sungai, pengerukan di titik-titik tertentu agar air cepat surut, seperti hari ini (Senin, red) saja di Kasongan, pagi sekitar pukul 07.00 WIB, turunnya cuma dua sentimeter dari hari sebelumnya, waktu itu dilakukan pengecekan pada Minggu sore, artinya sangat lambat, sementara kemarin hanya gerimis,” sebutnya.

Sejauh ini tercatat hanya empat kecamatan yang masih terendam. Yakni Kecamatan Katingan Hilir, Kecamatan Tasik Payawan, Kecamatan Kamipang, dan Kecamatan Mendawai. Dengan jumlah desa terdampak sejak 17 Oktober berjumlah 25 desa dan 3.307 KK.

“Untuk keempat kecamatan itu sudah kami tenetapkan statusnya jadi tanggap darurat sejak tanggal 7 Oktober lalu. Kami sudah tiga kali menetapkan status tanggap darurat banjir. Mulai Agustus, September, lalu Oktober ini,” terangnya.

Baca Juga :  Wabup Pantau Banjir di Wilayah Utara

Dengan adanya penetapan status ini, jelas Roby, pihaknya telah mendirikan tenda pengungsian di Taman Religi di bawah Jembatan Katingan, Kota Kasongan. Tenda kedua dibangun di Desa Tumbang Runen. Sementara tenda ketiga di Kereng Pakahi, Desa Jahanjang, Kecamatan Kamipang.

“Yang mengungsi saat ini hanya ada tiga KK saja, dengan jumlah kurang lebih 14 jiwa, kebanyakan warga memilih bertahan di rumah masing-masing dengan cara membuat panggung,” jelasnya.

Roby memastikan bahwa bantuan sosial akan diberikan Pemerintah Kabupaten Katingan kepada masyarakat terdampak. Saat ini masih dalam proses inventarisasi oleh dinas sosial. “Dua kali sebelumnya sudah diberikan bantuan, sekarang sedang persiapan bantuan tahap ketiga,” tuturnya.

Bencana banjir yang tak kunjung berakhir mengakibatkan sejumlah warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur air warga ikut terendam. Namun BPBD Kabupaten Katingan sudah menyediakan pelayanan air bersih ke setiap rumah warga yang membutuhkan.

“Sudah ada pendistribusian air bersih hingga hari ini, termasuk di Kecamatan Kamipang, sudah ada satu unit truk yang kami kirim ke sana untuk membantu warga yang membutuhkan air bersih,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kota Palangka Raya Anna Menhur mengungkapkan, debit air di Sungai Kahayan terpantau terus naik. Bahkan hujan deras yang mengguyur Kota Palangka Raya pada Senin (17/10) membuat kompleks permukiman di Jalan Anoi mulai terendam.

“Kami perpanjang status darurat banjir agar nantinya masyarakat korban terdampak bisa terbantu. Kami sudah menggelar rapat koordinasi untuk segera mengambil langkah cepat,” ucap Pj Bupati Anang Dirjo usai rapat terbatas, Senin (17/10).

Dikatakan Anang, mesti segera diambil tindakan cepat untuk mengatasi bencana banjir yang melanda Kobar saat ini, khususnya menyalurkan bantuan kepada para korban. Dalam rapat diputuskan bahwa dinas terkait bersama jajaran TNI dan Polri akan ikut terjun ke lokasi. Pemkab menyiapkan dana sebesar Rp2,8 miliar untuk penanganan banjir ini. Selain itu, dinas sosial juga sudah mendirikan dapur umum dan petugas kesehatan telah stand by di lokasi.

“Kami minta dinas kesehatan ikut memantau kondisi kesehatan warga terdampak banjir, jangan sampai warga tidak mendapatkan perhatian, khususnya masalah kesehatan,” katanya.

Selain Kotim dan Kobar, bencana banjir di Kabupaten Katingan juga perlu menjadi perhatian semua pihak. Apalagi bencana ini terjadi tiap tahun. Bahkan dalam setahun ini sudah terjadi beberapa kali, terhitung sejak Agustus lalu.

Terkait bencana banjir yang sering terjadi dua tahun terakhir, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Katingan Roby menilai perlu dilakukan pengkajian khusus oleh instansi teknis, baik dari pusat maupun daerah.

“Jangan hanya melihat karena curah hujan yang tinggi, ini pasti ada sesuatu yang perlu kita dikaji lebih dalam, bisa jadi karena daya tampung sungai sudah berkurang, jadi perlu dikaji oleh instansi atau lembaga pemerintah yang punya kewenangan, karena kabupaten tidak punya kewenangan untuk itu, ini merupakan kewenangan Kementerian PU yang membidangi wilayah sungai, jadi kami harapkan mereka kaji masalah ini,” katanya kepada Kalteng Pos, Senin (17/10).

Baca Juga :  Batara Boleh Mudik Lokal, Kapuas Tidak

BPBD Katingan juga sudah mengutarakan hal itu kepada Balai Wilayah Sungai. Karena itu pihaknya berharap ada dukungan dari semua pihak, sehingga Balai Wilayah Sungai Kalimantan Tengah bisa meneruskan hal tersebut ke pusat.

“Kami akan berupaya agar banjir ini tidak terjadi lagi ke depan, mungkin nanti perlu normalisasi sungai, pengerukan di titik-titik tertentu agar air cepat surut, seperti hari ini (Senin, red) saja di Kasongan, pagi sekitar pukul 07.00 WIB, turunnya cuma dua sentimeter dari hari sebelumnya, waktu itu dilakukan pengecekan pada Minggu sore, artinya sangat lambat, sementara kemarin hanya gerimis,” sebutnya.

Sejauh ini tercatat hanya empat kecamatan yang masih terendam. Yakni Kecamatan Katingan Hilir, Kecamatan Tasik Payawan, Kecamatan Kamipang, dan Kecamatan Mendawai. Dengan jumlah desa terdampak sejak 17 Oktober berjumlah 25 desa dan 3.307 KK.

“Untuk keempat kecamatan itu sudah kami tenetapkan statusnya jadi tanggap darurat sejak tanggal 7 Oktober lalu. Kami sudah tiga kali menetapkan status tanggap darurat banjir. Mulai Agustus, September, lalu Oktober ini,” terangnya.

Baca Juga :  Wabup Pantau Banjir di Wilayah Utara

Dengan adanya penetapan status ini, jelas Roby, pihaknya telah mendirikan tenda pengungsian di Taman Religi di bawah Jembatan Katingan, Kota Kasongan. Tenda kedua dibangun di Desa Tumbang Runen. Sementara tenda ketiga di Kereng Pakahi, Desa Jahanjang, Kecamatan Kamipang.

“Yang mengungsi saat ini hanya ada tiga KK saja, dengan jumlah kurang lebih 14 jiwa, kebanyakan warga memilih bertahan di rumah masing-masing dengan cara membuat panggung,” jelasnya.

Roby memastikan bahwa bantuan sosial akan diberikan Pemerintah Kabupaten Katingan kepada masyarakat terdampak. Saat ini masih dalam proses inventarisasi oleh dinas sosial. “Dua kali sebelumnya sudah diberikan bantuan, sekarang sedang persiapan bantuan tahap ketiga,” tuturnya.

Bencana banjir yang tak kunjung berakhir mengakibatkan sejumlah warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur air warga ikut terendam. Namun BPBD Kabupaten Katingan sudah menyediakan pelayanan air bersih ke setiap rumah warga yang membutuhkan.

“Sudah ada pendistribusian air bersih hingga hari ini, termasuk di Kecamatan Kamipang, sudah ada satu unit truk yang kami kirim ke sana untuk membantu warga yang membutuhkan air bersih,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kota Palangka Raya Anna Menhur mengungkapkan, debit air di Sungai Kahayan terpantau terus naik. Bahkan hujan deras yang mengguyur Kota Palangka Raya pada Senin (17/10) membuat kompleks permukiman di Jalan Anoi mulai terendam.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/