JAKARTA-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengharapkan semua sekolah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) pada tahun ajaran baru 2021/2022 yang jatuh pada Juli.
Dia memberikan penjelasan kenapa semua sekolah dapat menjalankan PTM pada Juli. Salah satu alasannya karena peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan di rentang usia 3 sampai 30 tahun memiliki risiko rendah tertular Covid-19.
“Dari sisi fatality rate, itu orang muda apalagi anak-anak, itu sangat sangat kecil, itu dari fatality ya, semua riset global menunjukkan bahwa anak-anak itu rate infection-nya itu lebih rendah daripada orang-orang dewasa atau yang lebih dewasa,” ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI secara daring, Kamis (18/3).
Kata dia, kelompok usia 3–30 tahun memilik faktor risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan kelompok usia lainnya. Sedangkan kelompok di atas umur 40-60 itu jauh lebih tinggi resikonya.
“Kita semua tau ini adalah fakta. Kalau dari sisi terinfeksi Covid itu sangat cepat sembuhnya,” jelasnya.
Adapun, transmisi virus pada anak bukan berada di sekolah, kebanyakan berada pada aktivitas sosial antara orang dewasa ke anak-anak. “Transmisi pada anak itu tidak terjadi bukan pada saat PTM di dalam kelas, tapi aktivitas sosial luar kelas,” ujarnya.
Oleh karena itu, ketika guru dan tenaga kependidikan sudah divaksinasi yang ditargetkan selesai pada Juni ini, itu adalah waktu yang pas untuk sekolah kembali dibuka. Namun tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Itu lah di mana sekolah harus melakukan opsi tatap muka. Dari 23 negara di Asia Timur dan Pasifik, 85 persen negara itu sudah buka sekolahnya, kita tertinggal dalam bagian 15 persen yang masih melakukan sebagian doang, atau bisa dibilang tertutup, kita mau ketinggalan seberapa jauh? Di amerika saja dengan kondisi Covid yang parah walaupun vaksinasi cepat, mereka sudah 40 persen melakukan PTM,” tutur Nadiem. (jpc)