Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Divaksin Sinovac Kena Covid-19, Ahli: 40 Persen Tetap Bisa Tertular

Hal senada diungkapkan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Praktisi Klinis Prof Ari Fahrial Syam. Dia mengakui nakes di DKI Jakarta yang merupakan rekan-rekan sejawatnya juga sudah tertular Covid-19 sekalipun sudah divaksinasi. Artinya, memang tak ada efikasi vaksin yang 100 persen. Apalagi khusus untuk Sinovac, menurutnya masih belum ada perbandingan negara mana yang memakainya lalu juga tertular Covid-19. Sehingga masih belum bisa dibandingkan.

“Artinya begini, itu kan efikasi tak 100 persen, efikasi kan menurunkan saja. Kalau di luar kan, di India enggak pakai Sinovac makanya kami susah menilai. India kan pakai Astrazeneca dan Pfizer. Keduanya masih efektif walaupun agak menurun sedikit. Nah, Sinovac ini kita tak tahu nih,” jelas Prof Ari.

Baca Juga :  Kejati Kalteng Geledah Bagian Keuangan Dinkes Barsel

Untung saja nakes rekan sejawatnya menunjukkan gejala ringan. “Gejala nakes memang tak berat, kebetulan ringan bisa isoman. Vaksin kan memang begitu, kalau seseorang terinfeksi gejalanya tak berat,” ujarnya.

Sebelumnya pada Januari 2021 Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin. Berdasarkan hasil uji klinis fase 1 dan 2 di Tiongkok, lalu juga hasil uji klinis di Bandung dan hasil interim, menunjukkan vaksin Sinovac di Indonesia manjur 65,3 persen atau benar di bawah 70 persen meski sudah memenuhi standar WHO yakni di atas 50 persen. (jawapos.com)

Hal senada diungkapkan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Praktisi Klinis Prof Ari Fahrial Syam. Dia mengakui nakes di DKI Jakarta yang merupakan rekan-rekan sejawatnya juga sudah tertular Covid-19 sekalipun sudah divaksinasi. Artinya, memang tak ada efikasi vaksin yang 100 persen. Apalagi khusus untuk Sinovac, menurutnya masih belum ada perbandingan negara mana yang memakainya lalu juga tertular Covid-19. Sehingga masih belum bisa dibandingkan.

“Artinya begini, itu kan efikasi tak 100 persen, efikasi kan menurunkan saja. Kalau di luar kan, di India enggak pakai Sinovac makanya kami susah menilai. India kan pakai Astrazeneca dan Pfizer. Keduanya masih efektif walaupun agak menurun sedikit. Nah, Sinovac ini kita tak tahu nih,” jelas Prof Ari.

Baca Juga :  Kejati Kalteng Geledah Bagian Keuangan Dinkes Barsel

Untung saja nakes rekan sejawatnya menunjukkan gejala ringan. “Gejala nakes memang tak berat, kebetulan ringan bisa isoman. Vaksin kan memang begitu, kalau seseorang terinfeksi gejalanya tak berat,” ujarnya.

Sebelumnya pada Januari 2021 Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin. Berdasarkan hasil uji klinis fase 1 dan 2 di Tiongkok, lalu juga hasil uji klinis di Bandung dan hasil interim, menunjukkan vaksin Sinovac di Indonesia manjur 65,3 persen atau benar di bawah 70 persen meski sudah memenuhi standar WHO yakni di atas 50 persen. (jawapos.com)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/