Untuk Mempercepat Proses Pembangunan
PALANGKA RAYA-Kesempatan bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dr Dudung Abdurachman dimanfaatkan Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Dr Andrie Elia untuk menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan pembangunan di Kalteng.
“Saya menyampaikan ke Bapak Kasad Jenderal TNI Dr Dudung Abdurachman bahwa untuk membangun Kalteng diperlukan perhatian pemerintah pusat,” ujar Andrie Elia saat ditanya tentang apa saja yang disampaikan saat kunjungan Kasad ke kampus UPR, Minggu (17/7).
Dalam kunjungan kerja ke UPR, Kasad Jenderal TNI Dr Dudung Abdurahman didampingi Pangdam Tanjung Pura Mayjen TNI Sulaiman Agusto, Danrem 102/Panju Panjung Brigjen TNI Yudianto Putrajaya, dan Kapolda Irjen Pol Nanang Avianto. Mereka melakukan pertemuan terbatas di ruang rapat rektor.
Kunjungan kerja ini merupakan wujud silaturahmi sekaligus sinergisitas antara TNI-AD, kepolisian, dan UPR dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan bela negara di lingkungan lembaga pendidikan tinggi, khususnya UPR. Poin kedua yang disampaikan oleh rektor kepada Kasad adalah pentingnya peran Kalteng sebagai daerah penyangga ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur.
Sedangkan terkait masa depan Kalteng, Andrie menuturkan, kuncinya harus membangun sumber daya manusia di perguruan tinggi. “Karena itu perhatian pemerintah pusat diperlukan Kalteng untuk percepatan pembangunan,” ujar Andrie.
Selesai pertemuan terbatas itu, Kasad didampingi jajaran dan rektor memberikan pembekalan kepada mahasiswa Kulian Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan di Stadion Mini UPR. Kasad memberikan pembekalan tentang pluralisme dan ketahanan nasional.
Jenderal Dudung menyampaikan bahwa Pancasila sebagai dasar negara merupakan pemersatu bangsa. Ada empat peran mahasiswa dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Keempat peran mahasiswa yakni sebagai agen perubahan, sebagai penjaga nilai, sebagai penerus bangsa, dan sebagai pengontrol sosial,” ujar Jenderal Dudung.
Peran pertama mahasiswa adalah sebagai agen perubahan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual harus mampu mendorong kelompok masyarakat dalam menjaga nilai-nilai Pancasila melalui pengetahuan, ide, dan keterampilan yang dimiliki. Peran kedua mahasiswa yakni sebagai penjaga nilai. Mahasiswa harus berada di garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila sebagai fondasi pemersatu bangsa.
Peran ketiga sebagai penerus bangsa. Keutuhan bangsa akan tergantung pada para mahasiswa untuk mau menjaga dan mewariskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pansila.
Keempat, mahasiswa memiliki peran sebagai pengontrol sosial. Dalam hal ini, mahasiswa jangan sampai mudah terprovokasi. Harusnya bisa mengontrol sosial setiap informasi negatif yang merongrong persatuan dan kesatuan.
Pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga persatuan, dikarenakan dari mahasiswa muncul para pemimpin-pemimpin bangsa. Para presiden kita, dahulunya merupakan mahasiswa. Mulai dari Soekarno sampai Joko Widodo.
“Saya berharap the next ada dari anak-anakku mahasiswa sekarang ini,” ujar Jenderal Dudung Abdurahman.
Ia berpesan bagi mahasiswa, ada tiga kunci untuk bisa menjadi sukses. Pertama, melupakan masa lalu, karena masa lalu tidak akan pernah kembali lagi. Kedua, melakukan yang terbaik hari ini secara optimal. Ketiga, cita-cita harus diperjuangkan.
Jenderal Dudung juga mengingatkan bahwa semua manusia pada akhir hidupnya ingin dikenang pada empat kondisi; orang baik, orang pintar, orang kaya, dan orang berkuasa.
“Kita lihat penyebaran agama di Indonesia, bukan dengan kekuasaan, bukan dengan kekayaan, bukan dengan kepintaran, tapi tersebar karena nilai-nilai kebaikan. Karena itu, jadilah orang-orang baik,” tegasnya.
Jika ingin jadi orang sukses, lanjutnya, maka lakukanlah kebaikan. Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan, akan menjadi riak yang tak pernah berujung. Namun sekecil apa pun kejelekan yang dilakukan, akan menjadi warisan kejelekan. (sma/ce/ala/ko)