Rabu, September 4, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Kembangkan Pertanian Berkelanjutan di Tangkiling

PALANGKA RAYA – Kelompok Tani Hutan (KTH) melaksanakan kegiatan penilaian kenaikan tingkat oleh tim dari KPA Kahayan Tengah dan forum diskusi dengan sejumlah pihak, pada Kamis, (18/7/2024) di Taheta30, Jalan Tjilik Riwut km. 30, Tangkiling.

Ketua KTH Palangka Raya, Zainullah mengatakan penilaian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah KTH dapat naik tingkat dari pemula ke madya. Tim penilai terdiri dari tiga kelompok yang hasilnya akan digabungkan untuk menentukan kelayakan kenaikan tingkat yang selanjutnya akan diinformasikan lebih lanjut. Zainullah menjelaskan bahwa kelompok tani ini telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Lurah Tumbang Tahai sejak tahun 2021 dan telah berjalan selama tiga tahun.

“Kegiatan kelompok tani hutan yang kami kelola mencakup Agrosilvopastura. Di sektor agro, kami memiliki tanaman-tanaman hortikultura seperti sayuran. Untuk silvo, kami menanam durian, nangka, cempedak, jambu, dan lainnya. Sedangkan di sektor pastura, kami sudah mulai mengembangkan peternakan sapi,” ujarnya, Kamis (18/7/2024).

Setelah penilaian, kegiatan dilanjutkan dengan forum diskusi yang melibatkan KPA Kahayan Tengah, Universitas PGRI Palangka Raya (UPPR), Universitas Palangka Raya, dan Yayasan Pandu Alam Lestari. Diskusi ini bertujuan untuk menawarkan kerja sama antara kelompok tani dan pihak kampus, mengingat lokasi Taheta30 juga sedang dikembangkan menjadi kawasan wisata.

“Kami menawarkan lahan yang sudah kami kelola kepada pihak kampus, baik untuk kegiatan pengamatan, penelitian, maupun pemberdayaan masyarakat. Hasil diskusi sangat positif, namun diperlukan payung hukum seperti MoU untuk mewujudkan kerja sama ini,” tambah Zainullah.

Selain itu, Zainullah juga menyampaikan bahwa sebelumnya sudah ada sekolah yang berkunjung ke Taheta30, yaitu Bina Cita Utama School. Para murid berinteraksi di lapangan dengan kegiatan menanam dan panen kangkung serta membuat kerajinan dari tanah liat.

Baca Juga :  Ibu Meninggal Dunia, Bupati Mura Berduka

Harapan utama dari kegiatan ini tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota KTH serta berkontribusi untuk kemajuan sektor pertanian di Palangka Raya. Dirinya berharap agar kerja sama dengan universitas dan instansi terkait dapat terjalin dengan baik, sehingga percepatan perubahan dan perkembangan pertanian serta kehutanan di Kota Palangka Raya dapat segera terwujud.

“Kami, para petani, sudah siap. Dengan dukungan dari universitas sebagai akademisi dan instansi terkait, perubahan yang positif untuk pertanian dan kehutanan di Palangka Raya akan lebih cepat terwujud,” ucapnya.

Sementara itu, dalam rangka pengembangan sektor pertanian, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR), Arief Rahman Hakim, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sejak tahun 2022. Kerja sama ini melibatkan banyak pihak dan bertujuan untuk menarik keuntungan serta memperoleh manfaat bersama.

Menurut Arief Rahman Hakim, kerja sama ini memberikan wadah bagi mahasiswa untuk melakukan praktek lapangan. “Pertanian memiliki berbagai kondisi dan di Tangkiling, tanahnya disebut tanah regosol yang memerlukan perhatian dan perlakuan berbeda dari tanah lainnya. Oleh karena itu, diperlukan banyak lahan untuk praktek,” ucapnya usai diskusi.

Arief juga menambahkan bahwa UPR berkomitmen untuk membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) dan masyarakat sekitar. “Dalam forum diskusi tadi, kami telah menggali sumber-sumber pendapatan yang berkesinambungan bagi keluarga, seperti kayu putih dan belinjo yang akan dijadikan bibit percontohan skala kecil. Kami berusaha menggali potensi alamiah yang ada,” jelasnya.

Kerja sama ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen yang ingin melakukan penelitian, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. “Kami diberikan kesempatan untuk memanfaatkan lahan di sini secara gratis, dan KTH juga menyiapkan sumber daya manusia untuk membantu proses tersebut. Kami bisa melakukan pengabdian untuk membantu masyarakat mengatasi berbagai permasalahan dalam sektor pertanian, khususnya sumber pendapatan bagi keluarga petani di sini,” tambah Arief.

Baca Juga :  Wabah PMK Berpotensi Picu Inflasi

Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Pandu Al Lestari, Yuda Prawira, menyatakan bahwa potensi pertanian di wilayah Tangkiling sangat besar, mengingat daerah ini merupakan pemasok utama bahan pangan bagi Kota Palangka Raya.

“Suply bahan pangan kebanyakan diproduksi dari daerah ini. Dengan lahan dan infrastruktur yang mendukung serta sumber daya manusia yang sudah terampil, potensi ini perlu ditingkatkan,” imbuh Yuda.

Dirinya menekankan pentingnya dukungan dari pihak terkait untuk meningkatkan produksi pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. “Ini memerlukan sentuhan dari pihak terkait untuk bagaimana meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” tambahnya.

Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas rencana realisasi pengembangan pertanian terpadu dan ramah lingkungan di wilayah ini. “Kami berkomitmen untuk membantu pengembangan pertanian terpadu dan ramah lingkungan yang dapat memberikan nilai ekonomi dan nilai lingkungan kepada masyarakat sekitar,” jelas Yuda.

Sejatinya pelestarian alam menetapkan target untuk memastikan kelestarian alam di wilayah ini. “Target dari kelestarian alam adalah bagaimana lingkungan itu lestari, berkelanjutan, dan masyarakat sekitarnya bisa hidup dari situ,” tambahnya.

Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak, diharapkan pertanian di wilayah Tangkiling dapat berkembang lebih baik, memberikan manfaat ekonomi, dan menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang. (ovi/ala)

PALANGKA RAYA – Kelompok Tani Hutan (KTH) melaksanakan kegiatan penilaian kenaikan tingkat oleh tim dari KPA Kahayan Tengah dan forum diskusi dengan sejumlah pihak, pada Kamis, (18/7/2024) di Taheta30, Jalan Tjilik Riwut km. 30, Tangkiling.

Ketua KTH Palangka Raya, Zainullah mengatakan penilaian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah KTH dapat naik tingkat dari pemula ke madya. Tim penilai terdiri dari tiga kelompok yang hasilnya akan digabungkan untuk menentukan kelayakan kenaikan tingkat yang selanjutnya akan diinformasikan lebih lanjut. Zainullah menjelaskan bahwa kelompok tani ini telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Lurah Tumbang Tahai sejak tahun 2021 dan telah berjalan selama tiga tahun.

“Kegiatan kelompok tani hutan yang kami kelola mencakup Agrosilvopastura. Di sektor agro, kami memiliki tanaman-tanaman hortikultura seperti sayuran. Untuk silvo, kami menanam durian, nangka, cempedak, jambu, dan lainnya. Sedangkan di sektor pastura, kami sudah mulai mengembangkan peternakan sapi,” ujarnya, Kamis (18/7/2024).

Setelah penilaian, kegiatan dilanjutkan dengan forum diskusi yang melibatkan KPA Kahayan Tengah, Universitas PGRI Palangka Raya (UPPR), Universitas Palangka Raya, dan Yayasan Pandu Alam Lestari. Diskusi ini bertujuan untuk menawarkan kerja sama antara kelompok tani dan pihak kampus, mengingat lokasi Taheta30 juga sedang dikembangkan menjadi kawasan wisata.

“Kami menawarkan lahan yang sudah kami kelola kepada pihak kampus, baik untuk kegiatan pengamatan, penelitian, maupun pemberdayaan masyarakat. Hasil diskusi sangat positif, namun diperlukan payung hukum seperti MoU untuk mewujudkan kerja sama ini,” tambah Zainullah.

Selain itu, Zainullah juga menyampaikan bahwa sebelumnya sudah ada sekolah yang berkunjung ke Taheta30, yaitu Bina Cita Utama School. Para murid berinteraksi di lapangan dengan kegiatan menanam dan panen kangkung serta membuat kerajinan dari tanah liat.

Baca Juga :  Ibu Meninggal Dunia, Bupati Mura Berduka

Harapan utama dari kegiatan ini tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota KTH serta berkontribusi untuk kemajuan sektor pertanian di Palangka Raya. Dirinya berharap agar kerja sama dengan universitas dan instansi terkait dapat terjalin dengan baik, sehingga percepatan perubahan dan perkembangan pertanian serta kehutanan di Kota Palangka Raya dapat segera terwujud.

“Kami, para petani, sudah siap. Dengan dukungan dari universitas sebagai akademisi dan instansi terkait, perubahan yang positif untuk pertanian dan kehutanan di Palangka Raya akan lebih cepat terwujud,” ucapnya.

Sementara itu, dalam rangka pengembangan sektor pertanian, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR), Arief Rahman Hakim, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sejak tahun 2022. Kerja sama ini melibatkan banyak pihak dan bertujuan untuk menarik keuntungan serta memperoleh manfaat bersama.

Menurut Arief Rahman Hakim, kerja sama ini memberikan wadah bagi mahasiswa untuk melakukan praktek lapangan. “Pertanian memiliki berbagai kondisi dan di Tangkiling, tanahnya disebut tanah regosol yang memerlukan perhatian dan perlakuan berbeda dari tanah lainnya. Oleh karena itu, diperlukan banyak lahan untuk praktek,” ucapnya usai diskusi.

Arief juga menambahkan bahwa UPR berkomitmen untuk membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) dan masyarakat sekitar. “Dalam forum diskusi tadi, kami telah menggali sumber-sumber pendapatan yang berkesinambungan bagi keluarga, seperti kayu putih dan belinjo yang akan dijadikan bibit percontohan skala kecil. Kami berusaha menggali potensi alamiah yang ada,” jelasnya.

Kerja sama ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen yang ingin melakukan penelitian, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. “Kami diberikan kesempatan untuk memanfaatkan lahan di sini secara gratis, dan KTH juga menyiapkan sumber daya manusia untuk membantu proses tersebut. Kami bisa melakukan pengabdian untuk membantu masyarakat mengatasi berbagai permasalahan dalam sektor pertanian, khususnya sumber pendapatan bagi keluarga petani di sini,” tambah Arief.

Baca Juga :  Wabah PMK Berpotensi Picu Inflasi

Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Pandu Al Lestari, Yuda Prawira, menyatakan bahwa potensi pertanian di wilayah Tangkiling sangat besar, mengingat daerah ini merupakan pemasok utama bahan pangan bagi Kota Palangka Raya.

“Suply bahan pangan kebanyakan diproduksi dari daerah ini. Dengan lahan dan infrastruktur yang mendukung serta sumber daya manusia yang sudah terampil, potensi ini perlu ditingkatkan,” imbuh Yuda.

Dirinya menekankan pentingnya dukungan dari pihak terkait untuk meningkatkan produksi pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. “Ini memerlukan sentuhan dari pihak terkait untuk bagaimana meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” tambahnya.

Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas rencana realisasi pengembangan pertanian terpadu dan ramah lingkungan di wilayah ini. “Kami berkomitmen untuk membantu pengembangan pertanian terpadu dan ramah lingkungan yang dapat memberikan nilai ekonomi dan nilai lingkungan kepada masyarakat sekitar,” jelas Yuda.

Sejatinya pelestarian alam menetapkan target untuk memastikan kelestarian alam di wilayah ini. “Target dari kelestarian alam adalah bagaimana lingkungan itu lestari, berkelanjutan, dan masyarakat sekitarnya bisa hidup dari situ,” tambahnya.

Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak, diharapkan pertanian di wilayah Tangkiling dapat berkembang lebih baik, memberikan manfaat ekonomi, dan menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang. (ovi/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/