Jumat, September 20, 2024
22.4 C
Palangkaraya

PEMPROV KALTENG

Sugianto: Mari Bersinergi, Kendalikan Inflasi

“Mari kita bersinergi untuk menangani inflasi, apa yang diperintahkan Bapak Presiden mari kita laksanakan, karena perintah itu untuk kemaslahatan kita bersama,” tuturnya.

Gubernur memang menginginkan agar pasar murah dan pasar penyeimbang dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota, karena Kalteng termasuk salah satu provinsi dengan inflasi tertinggi. “Dari total 37 provinsi, kita berada di nomor ketiga, memang perekonomian kita di peringkat satu, tapi inflasi juga tinggi loh,” ucapnya.

Menyadari bahwa inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menurun, Sugianto mengimbau agar pemerintah daerah kabupaten/kota mencari solusi untuk mengembalikan daya beli masyarakat. “Semestinya tidak disuruh pun pasar murah dan pasar penyeimbang ini tetap diadakan oleh pemda kabupaten/kota, karena inflasi ini pasti terjadi tiap tahun,” tuturnya.

Menutup sambutannya, gubernur mengimbau agar kepala daerah memperkuat sinergi dan koordinasi antarinstansi agar inflasi di Kalteng dapat ditekan.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng sekaligus Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) H Nuryakin menyampaikan, pasar murah dan pasar penyeimbang merupakan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di pasaran serta mengendalikan inflasi di daerah.

Baca Juga :  Tingkatkan Kewaspadaan Karhutla

“Sekaligus membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.

Sebagaimana namanya yakni pasar murah dan pasar penyeimbang, stan dibagi menjadi dua. Pasar murah menyediakan kebutuhan pokok yang terpaket dalam satu wadah, terdiri dari beras 5 kilogram, gula pasir 1 kilogram, dan minyak goreng 1 liter. Sementara, di pasar penyeimbang tersedia kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat yang dijual dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran, karena pasar penyeimbang ini ditangani badan usaha milik daerah (BUMD).

Sekda mengatakan bahwa pemprov sudah menyiapkan 30.000 paket sembako yang akan disalurkan ke seluruh kabupaten/kota. ”Dengan harga jual 50 ribu per paket,” sebutnya.

Nuryakin mengaku pihaknya telah mensubsidi sehingga harga paket lebih murah. “Subsidi sekitar 58 ribu rupiah atau 53,7 persen,” bebernya.

Baca Juga :  Jelang Ramadan, TPID Pastikan Stok Bapok Aman

Dikatakannya pula, terhadap dua daerah yang menjadi sorotan pemprov, yakni Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), pihaknya melalui pasar murah dan pasar penyeimbang telah menyalurkan 3.000 paket sembako murah untuk masyarakat Kota Palangka Raya dan 5.000 paket untuk masyarakat Kabupaten Kotim.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Aster Bonawaty selaku penanggung jawab pasar murah dan pasar penyeimbang mengatakan, pasar ini dilaksanakan serentak untuk mengendalikan inflasi daerah se-Kalteng. Setiap daerah melaksanakan kegiatan serupa. “Kecuali Barito Utara, absen,” tuturnya.

Pasar murah dan pasar penyeimbang dilakukan untuk mengendalikan dan menstabilkan harga di pasaran.

“Kalau harga sudah terkendali dan stabil, berhenti dulu. Namun kalau harga naik lagi, kami adakan lagi pasar penyeimbang khusus untuk barang yang menunjukkan kenaikan harga, misalnya elpiji,” jelasnya. 

“Mari kita bersinergi untuk menangani inflasi, apa yang diperintahkan Bapak Presiden mari kita laksanakan, karena perintah itu untuk kemaslahatan kita bersama,” tuturnya.

Gubernur memang menginginkan agar pasar murah dan pasar penyeimbang dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota, karena Kalteng termasuk salah satu provinsi dengan inflasi tertinggi. “Dari total 37 provinsi, kita berada di nomor ketiga, memang perekonomian kita di peringkat satu, tapi inflasi juga tinggi loh,” ucapnya.

Menyadari bahwa inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menurun, Sugianto mengimbau agar pemerintah daerah kabupaten/kota mencari solusi untuk mengembalikan daya beli masyarakat. “Semestinya tidak disuruh pun pasar murah dan pasar penyeimbang ini tetap diadakan oleh pemda kabupaten/kota, karena inflasi ini pasti terjadi tiap tahun,” tuturnya.

Menutup sambutannya, gubernur mengimbau agar kepala daerah memperkuat sinergi dan koordinasi antarinstansi agar inflasi di Kalteng dapat ditekan.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng sekaligus Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) H Nuryakin menyampaikan, pasar murah dan pasar penyeimbang merupakan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di pasaran serta mengendalikan inflasi di daerah.

Baca Juga :  Tingkatkan Kewaspadaan Karhutla

“Sekaligus membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.

Sebagaimana namanya yakni pasar murah dan pasar penyeimbang, stan dibagi menjadi dua. Pasar murah menyediakan kebutuhan pokok yang terpaket dalam satu wadah, terdiri dari beras 5 kilogram, gula pasir 1 kilogram, dan minyak goreng 1 liter. Sementara, di pasar penyeimbang tersedia kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat yang dijual dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran, karena pasar penyeimbang ini ditangani badan usaha milik daerah (BUMD).

Sekda mengatakan bahwa pemprov sudah menyiapkan 30.000 paket sembako yang akan disalurkan ke seluruh kabupaten/kota. ”Dengan harga jual 50 ribu per paket,” sebutnya.

Nuryakin mengaku pihaknya telah mensubsidi sehingga harga paket lebih murah. “Subsidi sekitar 58 ribu rupiah atau 53,7 persen,” bebernya.

Baca Juga :  Jelang Ramadan, TPID Pastikan Stok Bapok Aman

Dikatakannya pula, terhadap dua daerah yang menjadi sorotan pemprov, yakni Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), pihaknya melalui pasar murah dan pasar penyeimbang telah menyalurkan 3.000 paket sembako murah untuk masyarakat Kota Palangka Raya dan 5.000 paket untuk masyarakat Kabupaten Kotim.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Aster Bonawaty selaku penanggung jawab pasar murah dan pasar penyeimbang mengatakan, pasar ini dilaksanakan serentak untuk mengendalikan inflasi daerah se-Kalteng. Setiap daerah melaksanakan kegiatan serupa. “Kecuali Barito Utara, absen,” tuturnya.

Pasar murah dan pasar penyeimbang dilakukan untuk mengendalikan dan menstabilkan harga di pasaran.

“Kalau harga sudah terkendali dan stabil, berhenti dulu. Namun kalau harga naik lagi, kami adakan lagi pasar penyeimbang khusus untuk barang yang menunjukkan kenaikan harga, misalnya elpiji,” jelasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/