Hari itu, pasar murah dan pasar penyeimbang begitu ramai. Masyarakat berbondong-bondong memadati lokasi kegiatan, karena di sanalah mereka bisa membeli barang kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Provinsi Kalteng Misnawati mengatakan, masyarakat sangat antusias membeli paket sembako yang dijual di pasar murah. Animo masyarakat yang begitu tinggi menyebabkan paket sembako murah habis sebelum pukul 12.00 WIB. Dikatakannya, keberadaan pasar murah ini merupakan upaya dinas provinsi terkait, khususnya Disdagperin untuk mengantisipasi agar masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah tetap bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
“Karena harga di pasaran lebih mahal, makanya masyarakat khususnya yang berpenghasilan ke bawah berbondong-bondong ke pasar murah ini untuk membeli sembako menggunakan kupon yang mereka beli seharga 50 ribu rupiah,” jelas Misnawati selaku penanggung jawab pasar murah.
Salah satu pengunjung pasar murah, Norhidayah menyebut bahwa keberadaan pasar murah sangat membantu. Pasalnya, harga bahan kebutuhan pokok yang naik beberapa bulan terakhir, membuat para ibu rumah tangga kesulitan.
“Karena harga pada naik,” tuturnya.
“Adanya pasar murah ini sangat memudahkan saya, karena harganya jauh lebih murah daripada beli di pasar,” tambahnya.
Berpindah ke pasar penyeimbang, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kalteng Irpan Rianto sekaligus penanggung jawab pasar penyeimbang mengatakan, melalui pasar penyeimbang ini diharapkan masyarakat dimudahkan dalam memenuhi kebutuhan pokok karena selisih harga dengan harga pasaran. Pasar penyeimbang ini terdiri atas 10 stan pedagang. Semuanya berasal dari instansi pemerintah. Di antaranya Dinas Ketahanan Pangan, Perum Bulog Kanwil Kalteng, dan DTPHP.
“Di sini kita menjual barang kebutuhan pokok sesuai harga petani, jadi biaya distribusi terpangkas,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pasar penyeimbang akan dilaksanakan selama satu minggu, terhitung mulai hari ini hingga seminggu ke depan, di lokasi yang sama. “Seperti ini tiap hari, akan dikelola langsung oleh Disperindag untuk penjualan barang-barang,” ucapnya sambil menunjuk barang-barang yang dipajang.
Maya Saraswati, anggota Perum Bulog Kanwil Kalteng yang menjadi salah satu pedagang di pasar penyeimbang mengatakan, pihaknya menjual barang dengan harga lebih murah dari harga pasaran dan hanya mengambil sedikit keuntungan. “Sudah kami kalkulasikan harganya, walaupun sedikit, tapi karena untuk perusahaan, kami jual di bawah harga pasar,” ucapnya.
Salah satu pembeli, Idah mengaku membeli banyak barang kebutuhan pokok di pasar penyeimbang. “Beras habis 75 ribu, ikan habis 15 ribu, gula 13 ribu, minyak goreng beberapa liter,” ucapnya.
Menurutnya keberadaan pasar penyeimbang ini sangat membantu masyarakat, karena harga jual lebih rendah dari harga pasaran, khususnya beras. “Perbandingannya enggak terlalu jauh, paling seribu dua ribu, tapi kalau untuk beras memang jauh bedanya,” tuturnya. (*dan/ce/ala)