Mekanismenya, akan ada sinkronisasi antara kartu khusus dengan DTKS. Dengan demikian elpiji subsidi benar-benar diperuntukkan bagi warga prasejahtera sebagaimana terdaftar pada DTKS. “Jadi melalui kartu itu, penyaluran elpiji akan lebih tepat sasaran,” tuturnya.
Melalui forum itu, lanjut Utomo, ada komunikasi antara pemerintah dan pemilik agen atau pangkalan sehingga diharapkan penyaluran elpiji lebih mudah diawasi. “Harapannya nanti untuk bisa kita ketahui kondisi lapangan terkait elpiji di masing-masing pangkalan, sehingga mempermudah kita melakukan pengontrolan mana yang kosong mana yang masih ada,” ucapnya.
Sementara itu, pemilik agen penjualan elpiji PT Bersama, Apolmasal mengatakan, pemerintah harus lebih memperketat pengawasan terhadap elpiji bersubsidi agar tidak keluar daerah. Mengingat Pertamina telah menetapkan kuota elpiji untuk tiap daerah. Ia juga meminta agar pihak Pertamina menambah kuota elpiji untuk Kota Palangka Raya, mengingat industri kecil menengah terus berkembang di kota ini.
Aspirasi juga disampaikan pemilik Pangkalan Nafis PT Lima Permata Abadi. Ia berharap pemerintah melarang penjualan elpiji bersubsidi yang dilakukan oleh pengecer. Jika itu dilanggar, pemerintah bisa memberi tindakan tegas dengan menutup tempat usaha berkaitan. “Itu lebih cepat dan mudah. terapkan saja itu, maka tidak ada lagi penjualan di atas HET,” tandasnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Kalteng Pos, Selasa (18/10), beberapa tempat usaha berupa toko atau warung yang biasa menjual elpiji 3 kg, tidak terlihat lagi tabung-tabung gas elpiji. Seperti di Jalan Kinibalu dan Rajawali.
Hal itu diperkuat oleh pengakuan salah satu pemilik warung di Jalan Rajawali.
“Sudah tiga hari kosong, belum ada stok, biasanya ditawarkan oleh orang yang sering jual eceran juga, ini aja 5 tabung kosong, mungkin karena lagi ramai terkait kenaikan harga, apalagi ada operasi pasar sekarang,” ungkap pedagang yang mengaku bernama Sudarsih itu.
Kondisi ini memaksa Sudarsih beralih berjualan gas elpiji 5 kg atau nonsubsidi. Ia beralasan bahwa beberapa hari terakhir belum ada stok masuk dari orang yang biasa menjual tabung gas elpiji 3 kg ke pengecer atau pedagang sepertinya. “Ada beberapa teman yang jualan elpiji juga, mulai beralih ke Bright Gas, meski kami tahu yang lebih banyak dicari itu yang 3 kg,” ucapnya. (dan/ena/ce/ala)