PALANGKA RAYA-Kalteng sedang berduka. Salah satu tokoh Dayak Lewis KDR BBA tutup usia. Tokoh bagi umat agamat hindu kaharingan yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini meninggal dunia pada Sabtu siang (18/2/2023).
Kepergian pria kelahiran Desa Pangi 15 Juli 1938 menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat. Sejak tersiar kabar meninggalnya Lewis KDR, warga berduyun duyun datang untuk melayat dan mendoakan. Tidak hanya masyarakat, sejumlah pejabat dan juga tokoh masyarakat datang ke tempat kediaman Lewis KDDR disemayamkan di Rumah kediaman milik putra tertuanya, Parada KDR di Jalan Lele VII, Kelurahan Bukit Tunggal.
Terlihat ikut melayat, Ketua Umum DAD Kalteng H Agustiar Sabran, Ketua DPRD Kalteng Wiyatno dan Ketua DPD PDI Perjuangan Arton S Dohong. Hingga hari Minggu (19/2), terlihat masih banyak warga yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Lewis KDR.
Selain itu jejeran papan karangan bunga ucapan duka cita dari tokoh pemerintahan dan masyarakat yang mewakili pribadi, instansi atau pun organisasi juga terus berdatangan dan berderet terpasang di halaman rumah dan sepanjang jalan menuju rumah duka. Di antara Papan Dukacita tersebut terlihat papan ucapan duka cita yang dikirim kan oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, Wagub Kalteng H Edy Pratowo, Anggota DPD RI Agustin Teras Narang dan sejumlah tokoh lainnya.
Berdasarkan daftar riwayat hidup Lewis KDR memiliki banyak pengalaman dan terlibat dalam berbagai organisasi baik organisasi politik, kemasyarakatan dan keagamaan. Dalam kegiatan organisasi Politik pria yang memiliki nama lengkap Lewis Koebek Dandan Ranying ini pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kalteng dan juga pernah 5 kali duduk sebagai anggota DPRD Kalteng.
Sementara dalam kegiatan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan almarhum diketahui diantaranya pernah menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan Tahun dari tahun 1980 sampai dengan 2002, anggota FKUB Kalteng dan juga Sekretaris Umum MADN. Sampai saat ini Lewis KDR juga masih menjabat sebagai ketua pengurus harian angkatan 45 provinsi Kalteng. Lewis KDR diketahui tutup usia pada usia 84 tahun dengan meninggalkan 6 orang anak, 13 Cucu dan 2 orang Cicit.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh putra Tertua Almarhum, Parada KDR rencananya pemakaman akan dilaksanakan pada Senin (20/2) sekitar pukul 12.00. “Rencananya akan dimakamkan di pemakaman bagi umat Hindu kaharingan di Jalan Tjilik Riwut km 2 Palangka Raya,” kata Parada kepada Kapos disela-sela kesibukannya menyambut kunjungan para pelayat. Ditambahkan Parada bahwa pemakaman ini akan dilaksanakan sesuai dengan adat istiadat warga suku Dayak penganut agama Hindu kaharingan.
Parada juga mengatakan bahwa berpulangnya ayahanda nya ini merupakan hal yang sangat mengejutkan dan menimbulkan kesedihan mendalam bagi seluruh anggota keluarganya. Terlebih orang tuanya tersebut sebelumnya tidak memiliki suatu gejala penyakit yang serius.
“Mungkin ada sakit tapi beliau tidak memberitahu, kita juga tidak tahu karena beliau orangnya memang begitu tapi yang (ada) selama ini sakitnya, sakit yang biasa saja kaya flu atau demam, tetapi waktu meninggal, beliau memang tidak ada sakit,” terang Parada menceritakan riwayat penyakit dari almarhum Lewis KDR.
Adapun kronologis meninggal nya almarhum sendiri berawal mula saat almarhum yang sedang berada di rumahnya di Jalan G Obos V Palangka Raya selesai makan siang. Dikatakan Parada bahwa pada saat ayahnya itu sedang duduk secara tiba-tiba dirinya seperti terlihat lemah dan kemudian pingsan.
Oleh Anggota keluarga yang melihat hal tersebut, almarhum langsung dibawa ke rumah sakit Doris Sylvanus Palangka Raya untuk mendapatkan pertolongan. “Namun oleh pihak rumah sakit, beliau dinyatakan telah meninggal dunia,” kata Parada.
Dikatakan oleh putra almarhum bahwa rasa duka cita dan kesedihan yang dirasakan pihak keluarga besar atas kepergian Lewis KDR sendiri dikatakan nya terasa begitu mendalam.
“Kami kehilangan panutan kami, suritauladan kami dan beliau merupakan orang tua yang kami cintai dan kami banggakan yang memberikan banyak pelajaran kepada kami tentang kehidupan,” ucap Parada.
Hal yang berkesan bagi keluarga dari teladan almarhum Lewis adalah cara mendidik anak yang dilakukan tidak dengan cara kekerasan tetapi dengan cara yang lemah lembut. Selain itu almarhum Lewis yang diketahui pernah berprofesi sebagai seorang guru ini juga sangat mengutamakan pentingnya pendidikan bagi seluruh anak-anaknya.
Hal itu juga yang dikatakan oleh Parada menjadi penyebab seluruh anak anak almarhum yang berjumlah 6 orang (satu orang telah meninggal dunia) seluruhnya bisa berhasil mencapai pendidikan sarjana. “Kami sarjana semua, kami diberikan pendidikan yang baik oleh beliu,” kata Parada lagi.
Ada satu pesan yang selalu disampaikan Lewis kepada anak anaknya yang selalu diingat oleh Parada. Dikatakannya bahwa almarhum selalu mengingatkan agar anaknya anaknya bisa menjadi orang yang rendah hati dan bisa membedakan persoalan mana yang baik dan yang benar dan mampu membedakan antara orang besar dan pembesar.
“Beliau selalu berpesan supaya kami menjadi orang besar dan bukan pembesar,” ujar Parada.
Parada juga mengatakan bahwa saat ini seluruh keluarga telah meng ikhlaskan kepergian Almarhum Lewis KDR. Dikatakan nya pula bahwa tiga setelah acara pemakaman, akan dilakukan acara adat Tantulak Ambun Rutas Matei
“Itu adalah proses dari pelaksanaan ritual acara kematian, yakni upacara untuk menghilangkan atau membersihkan hal hal yang tidak baik akibat kematian itu sendiri,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut Parada juga menyampaikan ucapan terima kasih dari pihak keluarga besar Lewis KDR kepada seluruh pihak baik dari pihak pemerintah maupun pribadi yang sudah memberikan banyak bantuan kepada pihak keluarganya.
“Saya atas nama pribadi dan keluarga besar Lewis KDR, BBA mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak ,baik pihak pemerintah daerah provinsi maupun kota, bapak gubernur dan wakil gubernur juga seluruh teman teman dan rekan rekan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu ,yang sudah banyak membantu kami dan juga membantu orang tua kami,” pungkasnya.
Ungkapan duka cita dan rasa kehilangan atas meninggalnya Lewis KDR ini disampaikan oleh dua orang tokoh agama Hindu yakni I Wayan Suata yang merupakan ketua PHDI provinsi Kalteng dan Walter S Penyang yang merupakan Ketua umum Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan.
I Wayan Suata mengatakan bahwa dirinya dan seluruh umat Hindu yang ada di provinsi Kalteng merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Lewis KDR yang dikatakannya merupakan seorang tokoh agama Hindu kaharingan yang dikenal oleh seluruh umat Hindu di seluruh Indonesia.
“Beliau ini dikenal sebagai bapak integrasi, menyatunya kaharingan ke Hindu,” kata Suata yang menambahkan bahwa almarhum Lewis juga meletakkan beberapa Landasan pondasi kokoh atas penyatuan tersebut.
Suata sendiri mengaku sudah kenal dengan almarhum Lewis KDR sejak tahun 1980-an. Dikatakan nya bahwa almarhum memang dikenalnya sebagai seorang tokoh yang aktif dalam berbagai kegiatan terutama kegiatan keagamaan.
“Beliau ini aktif dalam kegiatan kegiatan di pura apa lagi beliau ini memang seorang tokoh,” ujar Suata yang menambahkan bahwa seluruh umat Hindu yang ada di berbagai daerah di seluruh Indonesia telah menyampaikan ucapan turut berduka atas meninggalnya Lewis KDR.
Ketua PHDI Kalteng ini juga mengharapkan agar seluruh masyarakat di Kalteng khususnya umat Hindu dapat mencontoh dari berbagai perbuatan dan suri tauladan yang di lakukan oleh almarhum Lewis KDR semasa hidupnya yaitu selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi kemajuan masyarakat di Kalteng.
“Mudah mudahan meskipun beliau ini sudah tidak ada tetapi generasi penerus termasuk seperti saya tetap dapat menjalankan apa yang menjadi keinginan beliau dan yang mengikuti tauladan yang sudah beliau berikan kepada umat dan generasi penerus demi kemajuan kita semua,” tutupnya.
Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh Ketua umum Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan Walter S Penyang. Walter yang mengaku sudah mengenal almarhum Lewis KDR sejak mereka masih kecil mengaku sangat kehilangan atas meninggal nya almarhum tersebut. Walter mengatakan bahwa masyarakat Dayak dikalteng khusus nya warga umat Hindu kaharingan merasa sangat kehilangan atas meninggal nya Lewis KDR .
Walter sendiri mengenang almarhum sebagai seorang tokoh agama Hindu kaharingan yang turut memperjuangkan agar agama Hindu kaharingan dapat mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah.
“Beliau ini banyak berjuang meletakkan dasar dasar bagaimana agar Hindu kaharingan ini bisa dilayani oleh pemerintah,” ujar Walter mengenang jasa Almarhum.
Salah satu usaha almarhum yang diingat oleh Walter adalah upaya Lewis mendatangi kantor departemen kementerian agama demi memperjuangkan agar para penganut agama Hindu kaharingan bisa mendapatkan pelayanan oleh pemerintah. Selain itu Walter juga mengingat jasa Almarhum Lewis yang juga aktif dalam kegiatan pendidikan. Terutama terkait pendirian sekolah tinggi Agama Hindu Kaharingan Tempung Penyang yang saat ini menjadi Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP) Palangka Raya.
“Dulu kan kita gak ada sekolah, mau dirikan sekolah, nah beliau ini memberikan petunjuk dan pemikiran,” ucap Walter.
Walter juga mengingat peran almarhum saat mendirikan organisasi Majelis Adat Dayak Kalimantan tengah yang merupakan cikal bakal dari organisasi DAD Kalteng.
“Beliau itu juga sebagai pengurus waktu pak walman Narang jadi ketuanya, saya waktu itu sekretarisnya jadi saya tahu persis bagaimana pemikiran pemikiran beliau terkait bagaimana mengangkat harkat dan martabat kita orang Dayak ini,” ujarnya.
Walter sendiri juga mengharapkan warga Kalteng khususnya generasi muda dapat meneladani apa yang sudah dilakukan oleh almarhum. “Nilai nilai yang sudah almarhum berikan harus dapat diwarisi oleh generasi muda demi kepentingan pembangunan di Kalteng di masa depan,” pungkasnya. (sja/ala)