PALANGKA RAYA-Kecelakaan tunggal bus DAMRI di lingkar luar Mahir Mahar kemarin menewaskan satu orang penumpang bernama Deviana Tresia Sale. Perempuan berusia 24 tahun itu diduga kehabisan oksigen karena terjebak dalam badan bus yang setengah tenggelam.
Data yang dimiliki Unit Laka Satlantas Polresta Palangka Raya, tercatat ada 34 orang penumpang umum di dalam bus berlabel eksekutif yang berangkat dari Lamandau itu. Belum termasuk sopir Mahmudin Noor dan sopir pengganti Imran.
Nama-nama penumpang sempat membuat bingung para penyidik. Sebelum mendata dengan cara tatap muka, polisi mendapat nama-nama penumpang dari pihak DAMRI yang menurutnya jauh dari yang diharapkan. Nama-nama penumpang justru berbeda dengan data di lapangan.
BACA JUGA: Bus Damri Terguling di Parit
“Kami kebingungan dengan data yang diberi oleh pihak DAMRI. Kami cek di lapangan, sangat jauh berbeda,” ucap Kasatlantas AKP Rikky Operiady ketika ditemui awak media di ruang kerjanya, Rabu sore (19/5).
Menurut Rikky, satu nama bisa ada empat. Bahkan, nama Deviana Tresia Sale, satu- satunya korban meninggal, tidak terdapat dalam daftar penumpang. Apakah dengan tidak ada nama-nama korban di daftar penumpang yang sesuai di tiket itu berpengaruh nanti dengan santunan dari pihak Jasa Raharja, Rikky menyebut bisa jadi memengaruhi.
“Mempengaruhi (santunan, red), bisa saja Jasa Raharja menganggap sebagai penumpang gelap,” tuturnya.
Terpisah, Manajer Operasional DAMRI Palangka Raya Dion menanggapi terkait daftar nama-nama penumpang yang tak sesuai. Menurutnya, hal itu dikarenakan pembelian dan pemesanan tiket oleh penumpang di loket DAMRI dilakukan saat bus sudah mendekati waktu keberangkatan.
Jadi hal itu dibolehkan untuk mempersingkat waktu,” terang Dion. Terpenting, lanjutnya, ada pihak yang bertanggung jawab atas pembelian tiket tersebut. Pihak DAMRI memastikan nama penumpang yang tercantum di pihak asuransi merupakan nama asli pemegang tiket bus tersebut. (sja/ce/ram)