Site icon KaltengPos

Agustiar Beberkan Kunci Sukses Berbisnis

H Agustiar Sabran

PALANGKA RAYA-Ide yang hebat, bukan jaminan untuk menjadikan usaha berhasil. Kerja keras dan ketekunanlah yang menentukan untuk meraih kesuksesan. Hal itu diungkapkan Anggota Komisi III DPR RI H Agustiar Sabran.

“Sudah ada berbagai jenis usaha yang dapat dikembangkan. Namun bukan berarti semua jenis peluang usaha dapat bertahan lama. Sangat tergantung pada cara pengelolaan. Termasuk bisnis media massa,” kata Agustiar Sabran, kemarin (20/2).  

Ia menyebut, tidak sedikit pengusaha atau pebisnis yang terpaksa gulung tikar di tengah jalan karena tergerus perkembangan zaman. Apalagi jika konsep bisnis yang dibangun lemah dan tidak mampu bertahan di tengah tingginya persaingan. “Apabila usaha dikelola dengan baik, dijalani dengan konsisten, dan memiliki konsep yang menarik, maka akan menjadi usaha yang menjanjikan di masa depan,” bebernya.

Untuk bertahan hidup, kata politikus PDIP ini, sebuah bisnis harus mampu beradaptasi dan berinovasi. Riset pasar dan juga produk harus dikembangkan, agar bisnis tetap berkembang. Mesti selalu ada hal baru dalam menjalankan sebuah usaha.

“Dengan mengikuti perkembangan zaman, sebuah bisnis berkesempatan untuk terus berkembang dan bertahan lama. Oleh karena itu, agar bisnis dapat berkembang dan bertahan lama, mesti memanfaatkan setiap potensi untuk dikembangkan sesuai tuntutan zaman,” tegasnya.

Agustiar melihat, kehadiran ibu kota negara (IKN) yang baru di Provinsi Kalimantan Timur akan memberi dampak positif dalam pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah Kalimantan Timur maupun provinsi sekitarnya. Keberadaan IKN di tengah-tengah Indonesia, tentu akan berdampak positif pada pemerataan pembangunan. Pemindahan IKN akan memberi banyak manfaat. Antara lain, membuka akses yang lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia, mendorong pemerataan pembangunan keluar Pulau Jawa, mengorientasi ulang konsep pembangunan dari Jawa sentris menjadi Indonesia sentris, serta membangun kota percontohan masa depan sebagai simbol bangsa dan negara.

“Dengan adanya ibu kota negara di Kaltim, maka pengembangan sektor perekonomian akan dititikberatkan kepada diversifikasi dan penciptaan sektor ekonomi baru, dengan prinsip pengembangan industri yang berkelanjutan, hijau, dan berteknologi tinggi. Potensi pengembangan ekonomi kewilayahan di kawasan IKN dilakukan melalui kolaborasi tiga kota, yaitu Samarinda, Balikpapan, dan IKN. Termasuk daerah sekitarnya seperti Kalteng untuk menjadi daerah penyangga ibu kota negara,” katanya.

Agustiar mendorong media dapat hadir dan ikut memanfaatkan keberadaan IKN untuk dapat mengembangkan potensi daerah dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kalteng yang makin bermartabat, elok, religius, kuat, amanah, dan harmonis (BERKAH).

“Para pemuda dan generasi milenial harus jemput bola mengembangkan potensi yang ada, agar dapat bersaing dengan sumber daya manusia dari daerah lain, serta ikut memberikan sumbangsih bagi pembangunan daerah, bangsa, dan negara. Tantangan terbesar bagi dunia jurnalisme saat ini adalah bagaimana menjadikan media sebagai alat untuk mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.  

Jurnalisme bukanlah dunia yang berdiri sendiri, melainkan menyatu dengan napas dan denyut nadi kehidupan masyarakat. Karena itu, setiap kerja jurnalistik juga harus mengacu pada upaya ikut mendorong kesejahteraan masyarakat, dengan tetap berlandaskan pada kaidah-kaidah dan etika jurnalistik. Baik melalui media televisi, media cetak (Koran), atau situs berita online di internet. Pers dapat menjadikan diri sebagai media pemberi informasi, hiburan, serta kontrol sosial yang ketat terhadap roda pemerintahan.

“Pemberitaan yang disampaikan melalui media diharapkan dapat membantu dalam mendorong pengembangan potensi daerah di semua sektor yang ada untuk mendukung keberadaan ibu kota negara, serta turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (nue/ce/ala/ko)

Exit mobile version