PALANGKA RAYA-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya Erlan Audri SH bertekad untuk terus mendorong pemerintah daerah lebih serius dalam menurunkan dan menangani kasus stunting di Kota Cantik-julukan Palangka Raya.
“Kami berharap pemerintah melalui dinas kesehatan lebih memperhatikan keseriusan dalam upaya mengatasi stunting,” ucap politikus Partai NasDem itu kepada Kalteng Pos, Selasa (20/8/2024).
Erlan menambahkan, yang dimaksud upaya-upaya lebih serius dalam penanganan stunting tidak hanya berfokus pada pencegahan, tetapi juga terkait pengobatan stunting.
Menurut dia, upaya lebih serius itu penting untuk mencapai target penurunan angka stunting ke depan. Juga ikut berperan memastikan program terkait upaya penurunan angka stunting menjadi warisan bersama bagi pemerintahan selanjutnya.
“Kami sangat mengharapkan bahwa program untuk menurunkan stunting ini bisa menjadi legacy bersama yang baik, sehingga dapat mempersiapkan generasi muda bangsa yang berkualitas dan berdaya saing tinggi,” tuturnya.
Dikatakan Erlan, stunting merupakan kondisi di mana anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari standar usia akibat malnutrisi kronis, infeksi berulang, atau kondisi lingkungan yang buruk.
Ada beberapa penyebab utama stunting. Salah satunya, asupan makanan yang tidak mencukupi dalam hal kualitas dan kuantitas, terutama selama periode 1.000 hari pertama kehidupan. Anak-anak yang sering mengalami infeksi, seperti diare atau infeksi saluran pernapasan, lebih rentan terhadap stunting. Infeksi dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan meningkatkan kebutuhan energi tubuh, yang pada akhirnya memengaruhi pertumbuhan.
Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, seperti imunisasi dan perawatan kesehatan dasar, dapat memperburuk risiko stunting. Lingkungan yang tidak higienis dan akses yang tidak memadai terhadap air bersih dan sanitasi, juga dapat meningkatkan risiko infeksi yang pada gilirannya berdampak pula terhadap stunting.
Kondisi kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan, termasuk anemia, kurang gizi, dan perawatan kesehatan yang tidak memadai, dapat memengaruhi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko stunting. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya gizi, pola makan, dan perawatan kesehatan yang baik juga merupakan faktor yang berkontribusi terhadap stunting.
Selain itu, kemiskinan, ketidakamanan pangan, dan rendahnya tingkat pendidikan ibu sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko stunting pada anak-anak.
Stunting adalah masalah serius karena dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan kognitif, produktivitas, dan kesehatan anak di masa depan. Pencegahan dan penanganan stunting memerlukan pendekatan holistik, yang mencakup intervensi gizi, perbaikan layanan kesehatan, peningkatan sanitasi, dan edukasi masyarakat.
Harapan kita dengan kerja sama dan sinergisitas yang baik antarpihak, baik eksekutif, legislatif, dan lainnya, maka upaya penanganan dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk kesehatan masyarakat, khususnya di Kota Palangka Raya. (nue/ce/ala)