Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Cegah Beragam Penyakit, Dinkes Ingatkan Pentingnya Imunisasi Anak

Pandemi Hambat Imunisasi

PALANGKA RAYA-Semenjak pandemi melanda negeri ini, angka imunisasi pun melandai. Capaian imunisasi jadi terhambat. Termasuk di Provinsi Kalteng. Padahal pemberian imunisasi sangat penting, agar terbentuk kekebalan tubuh anak dalam menangkal serangan penyakit. Imunisasi wajib diberikan kepada anak-anak guna memperkuat imun tubuh.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Riza Syahputra mengatakan, sebelum terjadi pandemi, capaian imunisasi Kalteng masih normal. Baik-baik saja. Namun mulai anjlok sejak tahun 2020. Riza menduga penyebab anjloknya capaian imunisasi karena masyarakat takut beraktivitas selama masa pandemi berlangsung dan adanya pembatasan dari pemerintah untuk aktivitas masyarakat.

“Tahun 2019 capaian imunisasi masih baik-baik aja, normal, nah anjlok mulai tahun 2020, mungkin karena masyarakat takut beraktivitas di luar rumah, ditambah lagi adanya pembatasan-pembatasan oleh pemerintah seperti penerapan PPKM yang memang membatasi ruang gerak, otomatis capaian imunisasi jadi rendah, bukan hanya di Kalteng, tapi hampir se-Indonesia,” bebernya kepada Kalteng Pos, Senin (21/11).

Pada 2019, target imunisasi tercapai. Namun satu tahun kemudian, berbarengan dengan pandemi, target imunisasi tidak tercapai.

“Karena siapa yang mau diimunisasi, masyarakatnya enggak ada, enggak berani kan, petugasnya juga enggak berani keluar, semuanya harus berdiam diri di rumah,” tuturnya.

Seiring meredanya pandemi, lanjut Riza, angka capaian imunisasi perlahan mulai mengalami kenaikan. “Tapi masih belum mencapai target imunisasi, karena pandemi masih belum berakhir, sekarang ini pun belum berakhir,” sebutnya.

Riza mengakui capaian imunisasi di Kalteng masih rendah secara nasional. Namun pihaknya masih tetap berusaha untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat untuk imunisasi dasar. Ada empat jenis imunisasi dasar. Meliputi imunisasi Hepatitis B0 (untuk mencegah penyakit hepatitis B), imunisasi BGC (salah satu dari sejumlah vaksin wajib yang memberi perlindungan pada anak terhadap penyakit tuberkulosis), imunisasi DPT-HB-HIB (untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia (radang paru), dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib), dan imunisasi polio (menguatkan imunitas anak terhadap virus polio). Keempat imunisasi itu wajib diberikan kepada anak-anak.

Riza menuturkan, sebenarnya ada 14 jenis imunisasi yang harus diberikan kepada anak. Terakhir kali pemerintah mengenalkan imunisasi PCV yang bermanfaat untuk melindungi anak dari penyakit pneumonia.

“Imunisasi banyak banget, dalam catatan kami ada 14 imunisasi yang memang harus diberikan untuk anak, tapi enggak sekaligus diberikan 14 imunisasi itu, misalnya mulai dari kecil imunisasi apa, mulai 6 bulan imunisasi apa, umur 0 tahun imunisasi apa, dan umur 2 tahun imunisasi apa, hingga totalnya 14 imunisasi,” bebernya.

Baca Juga :  Fairid Blusukan ke Posko Pengungsian Warga

Terkait upaya menaikkan kembali capaian imunisasi di Kalteng, Riza mengatakan, apabila status pandemi sudah dicabut pemerintah, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencpai target imunisasi dengan menempuh berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi melalui media cetak maupun elektronik ataupun dengan tampil di sejumlah radio dan podcast yang membahas terkait imunisasi.

“Kami akan informasikan kepada masyarakat soal pentingnya imunisasi, beberapa kali kami sudah melakukan sosialisasi bersama IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), intinya dalam tahun ini kami terus mengingatkan dan menyadarkan masyarakat pentingnya imunisasi untuk anak dan balita agar bisa terhindar dari penyakit,” ungkapnya.

Berdasarkan data terbaru, kabupaten di Kalteng yang berhasil meraih target imunisasi dasar untuk anak yakni Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Barito Utara, Sukamara, Lamandau, dan Gunung Mas.

“Itu sudah mencapai target, sampai dengan 16 September mencapai angka 67,5 persen. Yang belum mencapai target seperti Kota Palangka Raya dan beberapa daerah lain,” sebutnya.

Riza menekankan pentingnya imunisasi. Ia mencontohkan imunisasi polio. Jika imunisasi ini tidak diberikan kepada anak, maka si anak akan berpotensi mengalami cacat, seperti tidak bisa berjalan dan mengalami kelumpuhan.

“Itu bisa dicegah apabila virus polio itu mengenai anak, sementara si anak sudah mendapatkan imunisasi polio, itu bisa terhindar, tidak kena polio,” ujar Riza.

Imunisasi polio dilakukan dengan dua cara, yakni polio suntik atau polio tetes. Tergantung pada kebutuhan penerima imunisasi.

Riza menjadikan polio sebagai contoh kasus, karena keengganan imunisasi bukan tanpa alasan. Beberapa hari belakangan, Indonesia dihebohkan dengan satu kasus polio yang terjadi di Provinsi Aceh. Polio bisa merebak ke mana-mana. Karena itulah penting untuk dilakukan pencegahan dini melalui imunisasi polio.

“Perihal kasus polio, kami sudah monitoring dan melapor ke pimpinan, kita (Kalteng, red) kasusnya masih nol, sejauh ini kasus polio di Indonesia yang terdeteksi adalah di Aceh,” ucapnya.

“Meski demikian kami tetap waspada dan terus memantau, meningkatkan upaya untuk melakukan monitor surveilans, surveilans kita tetap berjalan, kemudian capaian-capaian yang harus diantisipasi juga harus kami monitor, mudah-mudahan Kalteng tetap pada angka nol kasus polio,” tambahnya.

Mengutip Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan, surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus-menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang memengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan, untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.

Baca Juga :  Polda dan Kadin Kalteng Gelar Vaksinasi di Pondok Pesantren

Berkaca pada data capaian imunisasi Kalteng yang sempat melandai beberapa waktu lalu, ada kemungkinan tingginya potensi terjadi kasus polio. Menanggapi itu, Riza mengatakan, ada kemungkinan anak-anak di Kalteng terkena polio dampak capaian imunisasi yang rendah dalam tiga tahun terakhir. Namun ia meyakini bahwa kalaupun muncul kasus polio pada anak-anak, angkanya pun tidak terlalu tinggi.

“Saya tidak bilang itu tidak berisiko sama sekali. Kalau risiko, ya pasti ada, apalagi ada penurunan capaian imunisasi, pasti ada kemungkinan anak di Kalteng tertular polio, cuman persentase tertular tinggi apa enggak, saya bilang tidak, karena capaian untuk imunisasi kita tahun-tahun sebelumnya sudah lumayan baik, walaupun tidak mencapai target,” jelasnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalimantan Tengah dr Ni Made Yuliari mengatakan, imunisasi merupakan langkah preventif yang harus dijalankan untuk mencegah penyakit tertentu melalui imunisasi. Sejak lahir anak sudah harus diberikan imunisasi hepatitis 0, agar terhindar dari serangan hepatitis dari ibu kepada bayinya. Kemudian usia satu bulan diberikan imunisasi BCG yang dapat mencegah penyakit TBC pada anak. Juga diberikan imunisasi polio yang berguna untuk mencegah kelumpuhan. Kemudian pada umur dua bulan anak diberikan imunisasi pentabio untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, batuk 100 hari, tetanus, hepatitis, dan radang otak yang disebabkan oleh haemophilus influenzae.

“Itu diberikan dua bulan, tiga bulan, dan empat bulan,” imbuh Made kepada Kalteng Pos via telepon, Senin (21/11).

Ada lagi imunisasi yang juga wajib diberikan untuk mencegah pneumonia, yakni imunisasi PCV. Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh kuman pneumokokus. Selanjutnya yang diberikan adalah imunisasi campak dan rubella yang disebut dengan imunisasi MR.

“Itulah pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit tertentu yang akan menimbulkan sakit pada anak-anak, menimbulkan kecacatan pada anak-anak, serta menimbulkan kematian pada anak-anak. Imunisasi itu harus lengkap sesuai dengan jadwal,” tegasnya.

Made berharap masyarakat sadar akan pentingnya imunisasi bagi anak. Hanya jika anak sehat, maka bisa bertumbuh kembang dengan baik.

“Jadi saya ingatkan bahwa imunisasi sangatlah penting bagi anak agar selalu sehat, kalau anak sehat, bisa tumbuh dengan baik, bersekolah dengan baik, sehingga menjadi anak yang cerdas,” pungkasnya. (dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Semenjak pandemi melanda negeri ini, angka imunisasi pun melandai. Capaian imunisasi jadi terhambat. Termasuk di Provinsi Kalteng. Padahal pemberian imunisasi sangat penting, agar terbentuk kekebalan tubuh anak dalam menangkal serangan penyakit. Imunisasi wajib diberikan kepada anak-anak guna memperkuat imun tubuh.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Riza Syahputra mengatakan, sebelum terjadi pandemi, capaian imunisasi Kalteng masih normal. Baik-baik saja. Namun mulai anjlok sejak tahun 2020. Riza menduga penyebab anjloknya capaian imunisasi karena masyarakat takut beraktivitas selama masa pandemi berlangsung dan adanya pembatasan dari pemerintah untuk aktivitas masyarakat.

“Tahun 2019 capaian imunisasi masih baik-baik aja, normal, nah anjlok mulai tahun 2020, mungkin karena masyarakat takut beraktivitas di luar rumah, ditambah lagi adanya pembatasan-pembatasan oleh pemerintah seperti penerapan PPKM yang memang membatasi ruang gerak, otomatis capaian imunisasi jadi rendah, bukan hanya di Kalteng, tapi hampir se-Indonesia,” bebernya kepada Kalteng Pos, Senin (21/11).

Pada 2019, target imunisasi tercapai. Namun satu tahun kemudian, berbarengan dengan pandemi, target imunisasi tidak tercapai.

“Karena siapa yang mau diimunisasi, masyarakatnya enggak ada, enggak berani kan, petugasnya juga enggak berani keluar, semuanya harus berdiam diri di rumah,” tuturnya.

Seiring meredanya pandemi, lanjut Riza, angka capaian imunisasi perlahan mulai mengalami kenaikan. “Tapi masih belum mencapai target imunisasi, karena pandemi masih belum berakhir, sekarang ini pun belum berakhir,” sebutnya.

Riza mengakui capaian imunisasi di Kalteng masih rendah secara nasional. Namun pihaknya masih tetap berusaha untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat untuk imunisasi dasar. Ada empat jenis imunisasi dasar. Meliputi imunisasi Hepatitis B0 (untuk mencegah penyakit hepatitis B), imunisasi BGC (salah satu dari sejumlah vaksin wajib yang memberi perlindungan pada anak terhadap penyakit tuberkulosis), imunisasi DPT-HB-HIB (untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia (radang paru), dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib), dan imunisasi polio (menguatkan imunitas anak terhadap virus polio). Keempat imunisasi itu wajib diberikan kepada anak-anak.

Riza menuturkan, sebenarnya ada 14 jenis imunisasi yang harus diberikan kepada anak. Terakhir kali pemerintah mengenalkan imunisasi PCV yang bermanfaat untuk melindungi anak dari penyakit pneumonia.

“Imunisasi banyak banget, dalam catatan kami ada 14 imunisasi yang memang harus diberikan untuk anak, tapi enggak sekaligus diberikan 14 imunisasi itu, misalnya mulai dari kecil imunisasi apa, mulai 6 bulan imunisasi apa, umur 0 tahun imunisasi apa, dan umur 2 tahun imunisasi apa, hingga totalnya 14 imunisasi,” bebernya.

Baca Juga :  Fairid Blusukan ke Posko Pengungsian Warga

Terkait upaya menaikkan kembali capaian imunisasi di Kalteng, Riza mengatakan, apabila status pandemi sudah dicabut pemerintah, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencpai target imunisasi dengan menempuh berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi melalui media cetak maupun elektronik ataupun dengan tampil di sejumlah radio dan podcast yang membahas terkait imunisasi.

“Kami akan informasikan kepada masyarakat soal pentingnya imunisasi, beberapa kali kami sudah melakukan sosialisasi bersama IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), intinya dalam tahun ini kami terus mengingatkan dan menyadarkan masyarakat pentingnya imunisasi untuk anak dan balita agar bisa terhindar dari penyakit,” ungkapnya.

Berdasarkan data terbaru, kabupaten di Kalteng yang berhasil meraih target imunisasi dasar untuk anak yakni Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Barito Utara, Sukamara, Lamandau, dan Gunung Mas.

“Itu sudah mencapai target, sampai dengan 16 September mencapai angka 67,5 persen. Yang belum mencapai target seperti Kota Palangka Raya dan beberapa daerah lain,” sebutnya.

Riza menekankan pentingnya imunisasi. Ia mencontohkan imunisasi polio. Jika imunisasi ini tidak diberikan kepada anak, maka si anak akan berpotensi mengalami cacat, seperti tidak bisa berjalan dan mengalami kelumpuhan.

“Itu bisa dicegah apabila virus polio itu mengenai anak, sementara si anak sudah mendapatkan imunisasi polio, itu bisa terhindar, tidak kena polio,” ujar Riza.

Imunisasi polio dilakukan dengan dua cara, yakni polio suntik atau polio tetes. Tergantung pada kebutuhan penerima imunisasi.

Riza menjadikan polio sebagai contoh kasus, karena keengganan imunisasi bukan tanpa alasan. Beberapa hari belakangan, Indonesia dihebohkan dengan satu kasus polio yang terjadi di Provinsi Aceh. Polio bisa merebak ke mana-mana. Karena itulah penting untuk dilakukan pencegahan dini melalui imunisasi polio.

“Perihal kasus polio, kami sudah monitoring dan melapor ke pimpinan, kita (Kalteng, red) kasusnya masih nol, sejauh ini kasus polio di Indonesia yang terdeteksi adalah di Aceh,” ucapnya.

“Meski demikian kami tetap waspada dan terus memantau, meningkatkan upaya untuk melakukan monitor surveilans, surveilans kita tetap berjalan, kemudian capaian-capaian yang harus diantisipasi juga harus kami monitor, mudah-mudahan Kalteng tetap pada angka nol kasus polio,” tambahnya.

Mengutip Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan, surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus-menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang memengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan, untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.

Baca Juga :  Polda dan Kadin Kalteng Gelar Vaksinasi di Pondok Pesantren

Berkaca pada data capaian imunisasi Kalteng yang sempat melandai beberapa waktu lalu, ada kemungkinan tingginya potensi terjadi kasus polio. Menanggapi itu, Riza mengatakan, ada kemungkinan anak-anak di Kalteng terkena polio dampak capaian imunisasi yang rendah dalam tiga tahun terakhir. Namun ia meyakini bahwa kalaupun muncul kasus polio pada anak-anak, angkanya pun tidak terlalu tinggi.

“Saya tidak bilang itu tidak berisiko sama sekali. Kalau risiko, ya pasti ada, apalagi ada penurunan capaian imunisasi, pasti ada kemungkinan anak di Kalteng tertular polio, cuman persentase tertular tinggi apa enggak, saya bilang tidak, karena capaian untuk imunisasi kita tahun-tahun sebelumnya sudah lumayan baik, walaupun tidak mencapai target,” jelasnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalimantan Tengah dr Ni Made Yuliari mengatakan, imunisasi merupakan langkah preventif yang harus dijalankan untuk mencegah penyakit tertentu melalui imunisasi. Sejak lahir anak sudah harus diberikan imunisasi hepatitis 0, agar terhindar dari serangan hepatitis dari ibu kepada bayinya. Kemudian usia satu bulan diberikan imunisasi BCG yang dapat mencegah penyakit TBC pada anak. Juga diberikan imunisasi polio yang berguna untuk mencegah kelumpuhan. Kemudian pada umur dua bulan anak diberikan imunisasi pentabio untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, batuk 100 hari, tetanus, hepatitis, dan radang otak yang disebabkan oleh haemophilus influenzae.

“Itu diberikan dua bulan, tiga bulan, dan empat bulan,” imbuh Made kepada Kalteng Pos via telepon, Senin (21/11).

Ada lagi imunisasi yang juga wajib diberikan untuk mencegah pneumonia, yakni imunisasi PCV. Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh kuman pneumokokus. Selanjutnya yang diberikan adalah imunisasi campak dan rubella yang disebut dengan imunisasi MR.

“Itulah pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit tertentu yang akan menimbulkan sakit pada anak-anak, menimbulkan kecacatan pada anak-anak, serta menimbulkan kematian pada anak-anak. Imunisasi itu harus lengkap sesuai dengan jadwal,” tegasnya.

Made berharap masyarakat sadar akan pentingnya imunisasi bagi anak. Hanya jika anak sehat, maka bisa bertumbuh kembang dengan baik.

“Jadi saya ingatkan bahwa imunisasi sangatlah penting bagi anak agar selalu sehat, kalau anak sehat, bisa tumbuh dengan baik, bersekolah dengan baik, sehingga menjadi anak yang cerdas,” pungkasnya. (dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/