PALANGKA RAYA-Menjelang puncak haji, kondisi cuaca di Kota Mekah cukup terik. Suhu rata-rata berkisar antara 44-48 derajat celcius. Kondisi ini membuat sebagian jemaah haji dari Kalteng mengalami flu dan batuk, hal itu disampaikan oleh Supriadi salah Petugas Haji Daerah (PHD) dari kelompok terbang (Kloter) 3 meliputi Kabupaten Kapuas.
“Jemaah haji Kalteng dalam kondisi yang cukup baik, walaupun secara umum jemaah banyak yang terserang flu, pilek, dan batuk. Kebanyakan jemaah termasuk saya sendiri hidungnya mampet dan juga batuk-batuk,” ujar Supriadi kepada Kalteng Pos, Jumat (23/6).
Menurut Supriadi, selain karena kondisi cuaca yang sangat panas, bercampurnya jemaah dengan jutaan manusia di masjidil haram juga menjadi salah satu factor, sehingga ada beberapa jemaah yang kemudian mendapatkan perawatan khusus.
“Ada yang dirawat di hotel ada juga yang kemudian di rujuk ke pusat kesehatan ibadah haji untuk mendapatkan perawatan secara khusus,” ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Kementerian Agama (Menag) Kota Palangka Raya Achmad Farichin. Ia mengungkapkan beberapa jemaah yang masih di ramah di rumah sakit (RS), di antaranya di RS Madinah satu orang atas nama Rusmini dari Palangka Raya. Kemudian dua orang dirawat di RS Mekah atas nama Rusli dari Palangka Raya dan Erni Aknah,” terangnya.
Achmad Farichin mengatakan, jika sejauh ini mereka terkendala di bagian pelayanan. Pelayanan terhadap lansia yang cukup banyak dan tidak ada keluarga yang mendampingi, sedangkan tenaga petugas juga terbatas. “Terlebih khusus jemaah lansia kendala konsumsi yang agak susah menyesuaikan menu makan,” ujarnya.
Sementara itu, Petugas dari Kloter 6 Akhmad Supriadi mengakui, kendala yang paling banyak di eluhkan oleh jemaah itu adalah di makanannya. Karena bagi sebagian jemaah ada menu yang kurang pas.
“Misalnya kalau orang Indonesia sarapan nasi kuning ada masak merahnya disini nasi kuning hanya di kasih kacang atau tempe saja, yang mana tempe dianggap seperti bukan lauk begi mereka,” jelas Akhmad Supriadi.
Akhmad Supriadi itu mengatakan secara umum tidak ada kendala yang sangat krusial bagi jemaah haji tahun ini.
“Relatif yang di ungkapkan oleh jemaah haji tahu ini lebih bagus daripada tahun sebelumnya. Baik terkait transportasi ataupun akomodasi. Karena walaupun jemaah Kalteng tempat tinggalnya paling jauh dari yang lain, yang kurang lebih 10 sampai 15 menit ke masjidil haram. Bus selalu stand by selama 1 kali 24 jam,” ucapnya.
Begitu pula dengan hotel yang menurutnya cukup representatif. Saat ini jemaah haji Kalteng kloter 3,4,5,6, dan 7 yang tergabung dalam embarkasi Banjarmasin tengah bersiap untuk menghadapi prosesi puncak ibadah haji, yakni wukuf di Padang Arafah yang akan dilaksanakan pada hari Selasa. (zia/ala)