SAMPIT-Di minggu kedua Ramadan, masih belum ada lonjakkan penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Sampit. Hal tersebut disampaikan Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto kepada Kalteng Pos, Sabtu (24/4).
“Jumlah penumpang yang bertolak dari Pelabuhan Sampit menuju Pulau Jawa belum mengalami lonjakan meski sebagian penumpang mengaku sengaja mudik lebih awal sebelum larangan mudik diberlakukan. Animo masyarakat pulang ke Jawa cukup besar, tapi banyak yang masih bekerja, ada pula yang mungkin masih mencari waktu yang tepat,” ujar Hendrik.
Ia mengatakan, keberangkatan kapal berjalan lancar. Protokol kesehatan diterapkan. Jumlah penumpang yang tak banyak membuat alur penumpang menuju kapal lancar. Tidak berdesakan.
“Belum lama ini kami membatalkan dua jadwal keberangkatan kapal imbas polemik pembatasan angkutan barang di Pelabuhan Sampit, itu cukup berpengaruh terhadap jumlah kendaraan dan penumpang,” ungkap Hendrik.
Ia menyebut, jumlah kendaraan yang diangkut tidak sebanyak biasanya, karena sebagian pelaku usaha masih menyesuaikan jadwal pengiriman. Begitu pula dengan jumlah penumpang. Sebagian telanjur mengalihkan keberangkatan melalui pelabuhan laut yang terdapat d kabupaten lain, karena sebelumnya jadwal keberangkatan KM Kirana I dan Kirana III di Pelabuhan Sampit sempat dihentikan sementara waktu.
“Kami berharap kondisi segera normal kembali. Masih ada empat kali keberangkatan. Dua kali untuk mengangkut penumpang menuju Semarang dan Surabaya sebelum larangan mudik diberlakukan,” terang Hendrik.
Ia menambahkan, setelah memasuki masa larangan mudik nanti, kapal milik PT Dharma Lautan Utama hanya melayani angkutan kendaraan. Pelayanan terhadap penumpang orang hanya diberikan kepada penumpang kategori khusus sebagaimana yang ditetapkan pemerintah.
“Saat ini banyak warga yang menanyakan jadwal keberangkatan. Mereka rata-rata merupakan pekerja yang sangat ingin pulang ke Jawa, tetapi mereka masih menunggu kebijakan perusahaan, apakah diberi izin atau tidak. Kalau membeli tiket lebih dahulu, mereka khawatir tidak diizinkan perusahaan, malah mereka yang rugi,” tutupnya. (bah/ce/ala/ami)