Jumat, November 22, 2024
23.5 C
Palangkaraya

Kehadiran Pemimpin Perempuan Sangat Dibutuhkan

PALANGKA RAYA-Faridawaty Darland Atjeh menjadi figur perempuan pertama yang masuk dalam bursa pemilihan kepala daerah (pilkada) Kalimantan Tengah (Kalteng). Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Kalteng ini memiliki pengalaman dan kemampuan dalam memimpin. Dia terus membangun komunikasi dengan sejumlah partai politik (parpol) untuk menjalin koalisi mengikuti pesta demokrasi.

“Tugas sebagai perpanjangan tangan DPP adalah melakukan komunikasi dengan calon parpol koalisi kan biasa saja dan normal,” kata Faridawaty, Rabu (19/6) lalu.

Wakil Ketua DPRD Kalteng ini mengatakan, komunikasi yang dibangun melalui pertemuan yang direncanakan atau dijadwalkan maupun tidak disengaja oleh para tokoh partai politik di tingkat daerah, merupakan hal yang lumrah terjadi.

“Pertemuan yang dijadwalkan atau tidak disengaja antarpimpinan parpol tingkat daerah adalah hal yang biasa, membicarakan hal-hal untuk tujuan sama, demi Kalteng yang lebih baik,” tuturnya.

Faridawaty bersama Ketua DPP Partai Gerindra Kalteng Iwan Kurniawan dan Sekretaris DPD Partai PDIP Kalteng Sigit Karyawan Yunianto (SKY) duduk melingkar. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi masih berlanjut. Walaupun beda pandangan dan cara, tapi mereka sepakat bahwa siapa pun calon pemimpin, yang terpenting bisa membuat Kalteng lebih baik dan maju.

Baca Juga :  Ekshibisi Catur Klasik, Agustiar Tahan Remis GM Susanto

Pengamat politik dari Universitas Palangka Raya (UPR) Dr Jhon Retei Alfri Sandi menyebut, adanya keterwakilan perempuan dalam kontestasi pilkada menjadi lebih menarik. Sejauh ini baru Faridawaty yang terang-terangan menyatakan maju ke pilkada 2024.

“Menjadi pemimpin tidak harus laki-laki, perempuan juga punya kapabilitas untuk menjadi seorang pemimpin,” jelasnya.

Selain menjadi representasi pemilih perempuan yang jumlahnya cukup besar, kehadiran calon pemimpin perempuan juga lebih bisa memahami naluri sesama gender. Sejauh ini belum banyak nama tokoh perempuan yang berencana maju pada pilkada Kalteng tahun ini. Kandidat yang muncul masih didominasi tokoh laki-laki.

“Perempuan tentu akan lebih mudah memahami naluri perempuan. Dalam banyak hal, kehadiran pemimpin perempuan sangat dibutuhkan,” katanya.

Menurut Jhon, Faridawaty memiliki polularitas tinggi karena karier politiknya yang bagus.

Baca Juga :  Hewan Ternak Wajib Vaksinasi dan Karantina

“Farida menduduki jabatan sebagai ketua parpol besar dan menjabat Wakil Ketua III DPRD Kalteng, tentunya tidak mungkin tidak dikenal masyarakat,” tegasnya.

Jhon menyebut, saat ini Faridawaty telah mendapat penugasan dari DPP Partai NasDem dan koalisi yang dibentuk.

“Selain rekom partai, kita perlu lihat jalinan koalisi yang dibangun beliau (Faridawaty Darland Atjeh), itu perlu tercapai agar mampu mengantarkannya mendaftar ke KPU Kalteng,” tegasnya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPR itu menambahkan, peluang Faridawaty juga dapat diukur dari konfigurasi yang dibangun. Bagaimana kuatnya gerbong yang dibangun.

“Untuk peluang, saya kira semua punya peluang, tinggal kita lihat simpul-simpul yang dibangun oleh Faridawaty. Saat inikan beliau telah membangun komitmen dengan Partai Gerindra. Ya, kita pantau saja pergerakan ke depan,” tutur Jhon Retei.

Dalam pandangannya, selain bisa menjadi magnet bagi para pemilih, ketokohan perempuan juga akan menjadi faktor penentu kemenangan dalam pilkada. (irj/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Faridawaty Darland Atjeh menjadi figur perempuan pertama yang masuk dalam bursa pemilihan kepala daerah (pilkada) Kalimantan Tengah (Kalteng). Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Kalteng ini memiliki pengalaman dan kemampuan dalam memimpin. Dia terus membangun komunikasi dengan sejumlah partai politik (parpol) untuk menjalin koalisi mengikuti pesta demokrasi.

“Tugas sebagai perpanjangan tangan DPP adalah melakukan komunikasi dengan calon parpol koalisi kan biasa saja dan normal,” kata Faridawaty, Rabu (19/6) lalu.

Wakil Ketua DPRD Kalteng ini mengatakan, komunikasi yang dibangun melalui pertemuan yang direncanakan atau dijadwalkan maupun tidak disengaja oleh para tokoh partai politik di tingkat daerah, merupakan hal yang lumrah terjadi.

“Pertemuan yang dijadwalkan atau tidak disengaja antarpimpinan parpol tingkat daerah adalah hal yang biasa, membicarakan hal-hal untuk tujuan sama, demi Kalteng yang lebih baik,” tuturnya.

Faridawaty bersama Ketua DPP Partai Gerindra Kalteng Iwan Kurniawan dan Sekretaris DPD Partai PDIP Kalteng Sigit Karyawan Yunianto (SKY) duduk melingkar. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi masih berlanjut. Walaupun beda pandangan dan cara, tapi mereka sepakat bahwa siapa pun calon pemimpin, yang terpenting bisa membuat Kalteng lebih baik dan maju.

Baca Juga :  Ekshibisi Catur Klasik, Agustiar Tahan Remis GM Susanto

Pengamat politik dari Universitas Palangka Raya (UPR) Dr Jhon Retei Alfri Sandi menyebut, adanya keterwakilan perempuan dalam kontestasi pilkada menjadi lebih menarik. Sejauh ini baru Faridawaty yang terang-terangan menyatakan maju ke pilkada 2024.

“Menjadi pemimpin tidak harus laki-laki, perempuan juga punya kapabilitas untuk menjadi seorang pemimpin,” jelasnya.

Selain menjadi representasi pemilih perempuan yang jumlahnya cukup besar, kehadiran calon pemimpin perempuan juga lebih bisa memahami naluri sesama gender. Sejauh ini belum banyak nama tokoh perempuan yang berencana maju pada pilkada Kalteng tahun ini. Kandidat yang muncul masih didominasi tokoh laki-laki.

“Perempuan tentu akan lebih mudah memahami naluri perempuan. Dalam banyak hal, kehadiran pemimpin perempuan sangat dibutuhkan,” katanya.

Menurut Jhon, Faridawaty memiliki polularitas tinggi karena karier politiknya yang bagus.

Baca Juga :  Hewan Ternak Wajib Vaksinasi dan Karantina

“Farida menduduki jabatan sebagai ketua parpol besar dan menjabat Wakil Ketua III DPRD Kalteng, tentunya tidak mungkin tidak dikenal masyarakat,” tegasnya.

Jhon menyebut, saat ini Faridawaty telah mendapat penugasan dari DPP Partai NasDem dan koalisi yang dibentuk.

“Selain rekom partai, kita perlu lihat jalinan koalisi yang dibangun beliau (Faridawaty Darland Atjeh), itu perlu tercapai agar mampu mengantarkannya mendaftar ke KPU Kalteng,” tegasnya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPR itu menambahkan, peluang Faridawaty juga dapat diukur dari konfigurasi yang dibangun. Bagaimana kuatnya gerbong yang dibangun.

“Untuk peluang, saya kira semua punya peluang, tinggal kita lihat simpul-simpul yang dibangun oleh Faridawaty. Saat inikan beliau telah membangun komitmen dengan Partai Gerindra. Ya, kita pantau saja pergerakan ke depan,” tutur Jhon Retei.

Dalam pandangannya, selain bisa menjadi magnet bagi para pemilih, ketokohan perempuan juga akan menjadi faktor penentu kemenangan dalam pilkada. (irj/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/