Jumat, September 20, 2024
38.1 C
Palangkaraya

MTQ Tingkat Provinsi Memasuki Babak Final

PALANGKA RAYA–Setelah bersaing dengan ketat pada babak penyisihan, akhirnya peserta terbaik Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadist (MTQH) XXX sudah mencapai babak puncak alias final. Dari sembilan cabang lomba rata-rata sudah memasuki babak final bahkan sebagai cabang sudah selesai digelar.

Dari babak penyisihan tersebut akan dipilih 3 peserta putra ada dan 3 peserta putri untuk tampil dan beradu di finalnya dari seluruh cabang lomba. Sedangkan untuk cabang lomba yang melibatkan peserta grub seperti cerdas caermat maka akan dipilih tiga grub putra dan tiga grub putri. Hal ini disampaikan oleh sekretaris panitia Yusi Abdhian.

“Untuk penampilan di final nantinya para peserta dari setiap cabang lomba kan dipilih tiga putra dan tiga putrid untuk tampil final, sedangkan ada cabang lomba secara beregu maka akan dipilih 3 regu putra dan 3 regu Putri seperti Lomba tahmil qur’an dan cerdas cermat,” ucapnya Yusi pada Selasa (26/7).

Dari sembilan cabang lomba yang diperlombakan ada lomba yang telah selesai yaitu perlombaan musabaqah hadits Nabi terdiri dari golongan hafalan 100 hadits dengan sanad putra dan putri serta golongan hafalan 500 hadits tanpa sanad putra dan putri. Bukan hanya itu 10 Juz dan Kaligrafi telah selesai. Walaupun beberapa lomba sudah selesai namun penentuan juara tetap dikeputusan dewan hakim melalui sidangnya.

Begitu juga pada saat berlangsungnya final, namun penentuan juara akan tetap melalui sidang dewan hakim. Dan itu bersifat rahasia dan akan diumumkan pada saat penutupan MTQH yang akan berlangsung pada kamis malam.

“Penentuan tiga nama yang akan melaju kebabak berikutnya akan disampaikan malam ini setelah perlombaan Mujawwad di panggung utama,” tambah sekretaris Umum LPTQ Provinsi Kalteng ini.

Terkait jadwal yang akan berlangsung dari pukul 07.30-12.00 WIB. Seperti Murratal golongan dewasa dan golongan remaja akan berlangsung di Aula IAIN Palangka raya yang menampilkan finalis 6 qari dan 6 qariah. Sedangkan untuk golongan anak-anak akan berlangsung diaula dinas ketahanan pangan. Dan untuk golongan 1 juz +  tilawah dan 10 juz akan berlangsung pada ruang induk Masjid Darussalam. Untuk 5 juz+tillawah dan 20 juz akan berlangsung di  aula PLUT KUMKM. Pada cabang lomba tartil dan 30 juz akan berlangsung di Aula Inspektorat.

Cabang syarhil di aula asmaul husna IAIN Palangka raya. Untuk cabang Karya Tulis Ilmiah Qur’an akan berlangsung di aula Pasca sarjana. Dan terakhir pada pukul 19.30-23.00 WIB akan berlangsung lomba Mujawwad dewasa dan remaja di Panggung Utama MTQ halaman Mesjid Darussalam.

Setelah semua berlangsung maka dewan juri akan mengumumkan juaranya di malam penutupan. Yang mendapatkan juara satu maka akan dipastikan mewakilkan Kalteng di MTQ nasional di Kalimantan Selantan.

Baca Juga :  Dorong Sekolah Tingkatkan Kualitas dan Promosi

Sementara itu, babak semifinal musabaqah Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) berlangsung di Aula Perpustakaan IAIN Palangka Raya. Diikuti oleh 12 peserta yang telah melewati babak penyisihan dimana sebelumnya mereka telah bersaing dengan total 19 peserta untuk sampai pada tahap ini. 

Koordinator cabang lomba Rois Mahfud mengatakan dalam tahap ini akan diambil enam orang dengan nilai terbaik yang kemudian akan berlaga di final. 

“Para peserta semifinal ini telah melewati proses penyisihan yang diadakan Senin kemarin. Mereka telah menulis karya ilmiah dengan serius yang sebelumnya sudah diberikan dua tema besar untuk mereka pilih salah satu sebagai tema karya tulisnya, yaitu moderasi beragama dan pemberdayaan ekonomi umat,” ucapnya.

Mahfud menjelaskan, selama sembilan jam mereka akan menulis karya ilmiah mereka dilengkapi dengan sumber referensi yang telah mereka siapkan dan berupa laptop yang telah disediakan panitia sebagai media mereka dalam menulis. Karya tulis ilmiah yang mereka buat akan dikoreksi oleh tiga orang juri. Setelah mereka selesai menulis karya ilmiah dan kemudian di-print out, para juri akan melakukan penjurian terhadap hasil karya mereka. 

Sementara itu, Faturrachman salah satu dari tiga dewan juri mengatakan, sistem penilaian karya ilmiah ini dinilai dari isi makalah, alur, narasi yang dibuat, ketersambungan antara satu paragraf dengan paragraf lainnya.

“Isi makalah tentu akan dinilai, selain itu juga adanya proses pembaruan gagasan, tidak asal mengutip saja namun harus juga ada ide baru yang disampaikan, bagian penilaian yang ini komponennya lebih besar,” tambahnya.

Faturrachman juga menjelaskan mereka yang telah lolos ke tahap final nanti akan mempresentasikan hasil karya tulis ilmiahnya. 

“Di tahap penyisihan dan semifinal, hanya akan diminta karya tulisnya, sedangkan di tahap final nanti, para finalis akan mempresentasikan karya ilmiah yang sudah mereka buat di tahap semifinal,” jelasnya. 

Ahmad Jauhari Abdi, peserta yang berasal dari Kabupaten Seruyan memilih mengikuti cabang KTIQ dikarenakan dari semua cabang lomba di MTQ, hanya karya ilmiah saja yang mendukung kemampuannya.

“Dari semua cabang lomba di MTQ, saya memilih KTIQ karena tidak memerlukan keterampilan khusus, kalau ngaji perlu memiliki suara yang bagus, kaligrafi juga perlu bakat seni yang baik, harus kuat dalam seni menggambar, sementara KTIQ, berhubung pada saat kuliah saya berpengalaman menulis makalah, jadi saya memilih KTIQ,” ucapnya. 

Pria dengan latar belakang pendidikan ekonomi syariah itu memilih menulis tema tentang moderasi beragama dikarenakan di tahap sebelumnya sudah mengangkat tema pemberdayaan ekonomi umat.

Baca Juga :  Palangka Raya Berstatus Tanggap Darurat Banjir

“Di babak semifinal ini saya mendapat tema moderasi beragama karena di tahap sebelumnya telah diberi opsi dua tema besar, saya memilih pemberdayaan ekonomi umat, otomatis di tahap selanjutnya saya tidak bisa memilih untuk tema yang sama,” jelasnya. 

Peserta lain bernama Ahmad Fauzi, mahasiswa jurusan Ushuluddin IAIN Palangka Raya, memilih KTIQ karena punya relevansi dengan bidang ilmu yang didalaminya selama berkuliah. 

“KTIQ ini punya relevansi keilmuan dengan bidang ilmu yang saya dalami di kuliah, ditambah dengan pengalaman menulis makalah, saya bisa dengan lancar mengerjakan karya ilmiah,” ucapnya.

Sementara itu, Cabang Qiraat Al-Qur’an golongan murattal melanjutkan perlombaannya pada Selasa (26/7). Dilaksanakan di Aula Pascasarjana IAIN Palangka Raya, perlombaan ini dibagi menjadi dua golongan yaitu dewasa dan remaja. Qiraat Murattal sendiri merupakan cabang lomba baru pada MTQH kali ini. Ahmad Junaidi selaku panitera dalam murattal ini mengaku bahwa peserta dalam cabang ini cukup banyak walaupun masih baru.

“Jumlah peserta untuk golongan dewasa itu ada 20 orang dan remaja 19 orang. Semua kabupaten turut berpartisipasi dalam cabang lomba ini walaupun ada yang hanya mengirimkan golongan remaja saja atau dewasa saja,” ucapnya.

Dalam pelaksanaannya, lanjut Junaidi, peserta diberi waktu 10-12 menit untuk melatunkan maqranya dan untuk final diberi waktu 10-15 menit. Final murattal ini diadakan pada Rabu (27/7) yang akan menampilkan tiga putra dan tiga putri.

Pada murattal dewasa ada tiga hakim juri yang menilai. Ada Risnawati sebagai hakim ketua sekaligus hakim juri bidang suara dan lagu, Ahmadi hakim juri bidang tajwid dan farsy al huruf, dan Siti Zainab hakim serta bidang fashahah dan kaidah ushuliyyah.

Sementara itu salah satu peserta murattal dewasa Ilmadhani Safitri perwakilan Barito Utara mengatakan bahwa ia melakukan persiapan ketat selama dua bulan sebelum MTQH dimulai.

“Saya menjalankan pembinaan ini selama dua bulan penuh sebelum perlombaan. Walaupun perwakilan Barito Utara tetapi saya domisilinya di Palangka Raya karena sekarang kuliah di IAIN Palangka Raya, jadi pembinaanya tetap dilakukan di sini (Palangka Raya, red) menyesuaikan domisili,” ungkap wanita yang pernah mengikuti MTQH Nasional di tahun 2014 itu.

Peserta lain perwakilan Kotawaringin Barat Ansari Daha mengaku baru pertama kali mengikuti perlombaan di bidang murattal, sebelumnya pria berusia 35 tahun itu menggeluti bidang mujawwad.

“Saya baru pertama kali ini mengikuti lomba murattal dan kebetulan pertama kali juga diadakan di MTQH ini. Sebelumnya memang sering mengikuti MTQH namun di bidang yang berbeda. Pertama kali ikut MTQH tahun 2002 itu bidang tilawah remaja,” pungkasnya. (*irj/*dan/*qin/ala/ko)

PALANGKA RAYA–Setelah bersaing dengan ketat pada babak penyisihan, akhirnya peserta terbaik Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadist (MTQH) XXX sudah mencapai babak puncak alias final. Dari sembilan cabang lomba rata-rata sudah memasuki babak final bahkan sebagai cabang sudah selesai digelar.

Dari babak penyisihan tersebut akan dipilih 3 peserta putra ada dan 3 peserta putri untuk tampil dan beradu di finalnya dari seluruh cabang lomba. Sedangkan untuk cabang lomba yang melibatkan peserta grub seperti cerdas caermat maka akan dipilih tiga grub putra dan tiga grub putri. Hal ini disampaikan oleh sekretaris panitia Yusi Abdhian.

“Untuk penampilan di final nantinya para peserta dari setiap cabang lomba kan dipilih tiga putra dan tiga putrid untuk tampil final, sedangkan ada cabang lomba secara beregu maka akan dipilih 3 regu putra dan 3 regu Putri seperti Lomba tahmil qur’an dan cerdas cermat,” ucapnya Yusi pada Selasa (26/7).

Dari sembilan cabang lomba yang diperlombakan ada lomba yang telah selesai yaitu perlombaan musabaqah hadits Nabi terdiri dari golongan hafalan 100 hadits dengan sanad putra dan putri serta golongan hafalan 500 hadits tanpa sanad putra dan putri. Bukan hanya itu 10 Juz dan Kaligrafi telah selesai. Walaupun beberapa lomba sudah selesai namun penentuan juara tetap dikeputusan dewan hakim melalui sidangnya.

Begitu juga pada saat berlangsungnya final, namun penentuan juara akan tetap melalui sidang dewan hakim. Dan itu bersifat rahasia dan akan diumumkan pada saat penutupan MTQH yang akan berlangsung pada kamis malam.

“Penentuan tiga nama yang akan melaju kebabak berikutnya akan disampaikan malam ini setelah perlombaan Mujawwad di panggung utama,” tambah sekretaris Umum LPTQ Provinsi Kalteng ini.

Terkait jadwal yang akan berlangsung dari pukul 07.30-12.00 WIB. Seperti Murratal golongan dewasa dan golongan remaja akan berlangsung di Aula IAIN Palangka raya yang menampilkan finalis 6 qari dan 6 qariah. Sedangkan untuk golongan anak-anak akan berlangsung diaula dinas ketahanan pangan. Dan untuk golongan 1 juz +  tilawah dan 10 juz akan berlangsung pada ruang induk Masjid Darussalam. Untuk 5 juz+tillawah dan 20 juz akan berlangsung di  aula PLUT KUMKM. Pada cabang lomba tartil dan 30 juz akan berlangsung di Aula Inspektorat.

Cabang syarhil di aula asmaul husna IAIN Palangka raya. Untuk cabang Karya Tulis Ilmiah Qur’an akan berlangsung di aula Pasca sarjana. Dan terakhir pada pukul 19.30-23.00 WIB akan berlangsung lomba Mujawwad dewasa dan remaja di Panggung Utama MTQ halaman Mesjid Darussalam.

Setelah semua berlangsung maka dewan juri akan mengumumkan juaranya di malam penutupan. Yang mendapatkan juara satu maka akan dipastikan mewakilkan Kalteng di MTQ nasional di Kalimantan Selantan.

Baca Juga :  Dorong Sekolah Tingkatkan Kualitas dan Promosi

Sementara itu, babak semifinal musabaqah Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) berlangsung di Aula Perpustakaan IAIN Palangka Raya. Diikuti oleh 12 peserta yang telah melewati babak penyisihan dimana sebelumnya mereka telah bersaing dengan total 19 peserta untuk sampai pada tahap ini. 

Koordinator cabang lomba Rois Mahfud mengatakan dalam tahap ini akan diambil enam orang dengan nilai terbaik yang kemudian akan berlaga di final. 

“Para peserta semifinal ini telah melewati proses penyisihan yang diadakan Senin kemarin. Mereka telah menulis karya ilmiah dengan serius yang sebelumnya sudah diberikan dua tema besar untuk mereka pilih salah satu sebagai tema karya tulisnya, yaitu moderasi beragama dan pemberdayaan ekonomi umat,” ucapnya.

Mahfud menjelaskan, selama sembilan jam mereka akan menulis karya ilmiah mereka dilengkapi dengan sumber referensi yang telah mereka siapkan dan berupa laptop yang telah disediakan panitia sebagai media mereka dalam menulis. Karya tulis ilmiah yang mereka buat akan dikoreksi oleh tiga orang juri. Setelah mereka selesai menulis karya ilmiah dan kemudian di-print out, para juri akan melakukan penjurian terhadap hasil karya mereka. 

Sementara itu, Faturrachman salah satu dari tiga dewan juri mengatakan, sistem penilaian karya ilmiah ini dinilai dari isi makalah, alur, narasi yang dibuat, ketersambungan antara satu paragraf dengan paragraf lainnya.

“Isi makalah tentu akan dinilai, selain itu juga adanya proses pembaruan gagasan, tidak asal mengutip saja namun harus juga ada ide baru yang disampaikan, bagian penilaian yang ini komponennya lebih besar,” tambahnya.

Faturrachman juga menjelaskan mereka yang telah lolos ke tahap final nanti akan mempresentasikan hasil karya tulis ilmiahnya. 

“Di tahap penyisihan dan semifinal, hanya akan diminta karya tulisnya, sedangkan di tahap final nanti, para finalis akan mempresentasikan karya ilmiah yang sudah mereka buat di tahap semifinal,” jelasnya. 

Ahmad Jauhari Abdi, peserta yang berasal dari Kabupaten Seruyan memilih mengikuti cabang KTIQ dikarenakan dari semua cabang lomba di MTQ, hanya karya ilmiah saja yang mendukung kemampuannya.

“Dari semua cabang lomba di MTQ, saya memilih KTIQ karena tidak memerlukan keterampilan khusus, kalau ngaji perlu memiliki suara yang bagus, kaligrafi juga perlu bakat seni yang baik, harus kuat dalam seni menggambar, sementara KTIQ, berhubung pada saat kuliah saya berpengalaman menulis makalah, jadi saya memilih KTIQ,” ucapnya. 

Pria dengan latar belakang pendidikan ekonomi syariah itu memilih menulis tema tentang moderasi beragama dikarenakan di tahap sebelumnya sudah mengangkat tema pemberdayaan ekonomi umat.

Baca Juga :  Palangka Raya Berstatus Tanggap Darurat Banjir

“Di babak semifinal ini saya mendapat tema moderasi beragama karena di tahap sebelumnya telah diberi opsi dua tema besar, saya memilih pemberdayaan ekonomi umat, otomatis di tahap selanjutnya saya tidak bisa memilih untuk tema yang sama,” jelasnya. 

Peserta lain bernama Ahmad Fauzi, mahasiswa jurusan Ushuluddin IAIN Palangka Raya, memilih KTIQ karena punya relevansi dengan bidang ilmu yang didalaminya selama berkuliah. 

“KTIQ ini punya relevansi keilmuan dengan bidang ilmu yang saya dalami di kuliah, ditambah dengan pengalaman menulis makalah, saya bisa dengan lancar mengerjakan karya ilmiah,” ucapnya.

Sementara itu, Cabang Qiraat Al-Qur’an golongan murattal melanjutkan perlombaannya pada Selasa (26/7). Dilaksanakan di Aula Pascasarjana IAIN Palangka Raya, perlombaan ini dibagi menjadi dua golongan yaitu dewasa dan remaja. Qiraat Murattal sendiri merupakan cabang lomba baru pada MTQH kali ini. Ahmad Junaidi selaku panitera dalam murattal ini mengaku bahwa peserta dalam cabang ini cukup banyak walaupun masih baru.

“Jumlah peserta untuk golongan dewasa itu ada 20 orang dan remaja 19 orang. Semua kabupaten turut berpartisipasi dalam cabang lomba ini walaupun ada yang hanya mengirimkan golongan remaja saja atau dewasa saja,” ucapnya.

Dalam pelaksanaannya, lanjut Junaidi, peserta diberi waktu 10-12 menit untuk melatunkan maqranya dan untuk final diberi waktu 10-15 menit. Final murattal ini diadakan pada Rabu (27/7) yang akan menampilkan tiga putra dan tiga putri.

Pada murattal dewasa ada tiga hakim juri yang menilai. Ada Risnawati sebagai hakim ketua sekaligus hakim juri bidang suara dan lagu, Ahmadi hakim juri bidang tajwid dan farsy al huruf, dan Siti Zainab hakim serta bidang fashahah dan kaidah ushuliyyah.

Sementara itu salah satu peserta murattal dewasa Ilmadhani Safitri perwakilan Barito Utara mengatakan bahwa ia melakukan persiapan ketat selama dua bulan sebelum MTQH dimulai.

“Saya menjalankan pembinaan ini selama dua bulan penuh sebelum perlombaan. Walaupun perwakilan Barito Utara tetapi saya domisilinya di Palangka Raya karena sekarang kuliah di IAIN Palangka Raya, jadi pembinaanya tetap dilakukan di sini (Palangka Raya, red) menyesuaikan domisili,” ungkap wanita yang pernah mengikuti MTQH Nasional di tahun 2014 itu.

Peserta lain perwakilan Kotawaringin Barat Ansari Daha mengaku baru pertama kali mengikuti perlombaan di bidang murattal, sebelumnya pria berusia 35 tahun itu menggeluti bidang mujawwad.

“Saya baru pertama kali ini mengikuti lomba murattal dan kebetulan pertama kali juga diadakan di MTQH ini. Sebelumnya memang sering mengikuti MTQH namun di bidang yang berbeda. Pertama kali ikut MTQH tahun 2002 itu bidang tilawah remaja,” pungkasnya. (*irj/*dan/*qin/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/