Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Prof Salampak Menang Telak

Terpilih Menjadi Rektor UPR Periode 2022-2026

PALANGKA RAYA-Kemenangan Prof Dr Salampak MS dalam pemilihan rektor Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2022-2026 mirip dengan yang terjadi pada pemilihan rektor (pilrek) periode 2018-2022. Kala itu Dr Andrie Elia menang pada pemilihan putaran kedua, meski pada pemilihan tahap pertama hanya menempati posisi dua. Begitu pun dengan Prof Dr Salampak yang pada putaran pertama hanya meraih 8 suara senat, secara mengejutkan unggul telak pada pemilihan putaran kedua.

Pemilihan rektor UPR periode 2022-2026 oleh pihak senat bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) RI berlangsung di ballroom lantai enam gedung PPIIG UPR, Jumat pagi (26/8). Pada pemilihan putaran kedua ini, Prof Dr Salampak MS menang telak atas dua calon lainnya, dengan meraih 32 suara.

Hasil ini, sesuai dengan harapan Prof Salampak usai menempati posisi kedua pada pilrek putaran pertama. Sebelumnya ia pernah mengatakan bahwa kekalahannya dalam pemilihan putaran pertama bukan berarti menutup peluangnnya untuk mendominasi pada pemilihan putaran kedua. Karena menurutnya, proses pemilihan seperti ini sangat dinamis. 

“Sesuai pengalaman, Pak Elia (rektor UPR periode 2018-2022) juga kalah pada putaran pertama, tapi justru pada putaran kedua bisa menang dan akhirnya terpilih sebagai rektor, jadi ini sifatnya dinamis,” kata Prof Salampak setelah pemilihan putaran pertama, beberapa waktu lalu.

Benar saja, harapan Prof Salampak terwujud pada pemilihan putaran kedua. Wakil Rektor Bidang Akadamik ini mendominasi dengan raihan 32 suara.  

Pada pemilihan kedua yang berlangsung selama tiga jam ini, Prof Salampak sukses meraih 32 suara, disusul Dr Berkat dengan 14 suara, kemudian Dr Sosilawaty 12 suara.

Baca Juga :  MTs Annur Selenggarakan Matsama Daring

Ucapan terima kasih disampaikan oleh Prof Salampak. Pertama ditujukan kepada seluruh anggota senat UPR dan Kemendikbudristek RI yang telah memberikan pilihan atau amanah kepadanya untuk memimpin UPR periode 2022-2026.

“Yang pasti ini menjadi suatu tugas yang besar, seperti yang saya sampaikan pada tahap sosialisasi, salah satu yang mesti diperbaiki UPR adalah akreditasi, terutama dalam rangka menjadikan UPR sebagai Badan Layanan Umum (BLU),” ucap Prof Salampak, kemarin.

Prof dari Fakultas Pertanian ini juga menyampaikan bahwa pesan dari Kementerian terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) harus tetap berjalan, karena bertujuan untuk mempersiapkan para mahasiswa menjadi lulusan yang unggul dan berdaya saing global, karena mereka merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan.

Salah satu tugas yang akan dijalankan Prof Salampak setelah menjabat rektor UPR periode 2022-2026 adalah melakukan pembenahan dan konsolidasi internal.

“Artinya kita akan menyamakan persepsi untuk membangun UPR, harus dilandasi dengan hati, dengan harapan ke depannya UPR bisa bersaing dengan perguruan tinggi lain, utamanya dalam mencetak sumber daya manusia unggul dan berdaya saing tinggi,” tandasnya.

Kebahagiaan juga diutarakan oleh ketua panitia pemilihan rektor, Prof Joni Bungai. Guru besar ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah berkontribus sehingga proses pemilihan rektor kali ini bisa berjalan lancar.

“Pertama-tama terima kasih atas kerja sama dengan wartawan yang sudah membantu menyampaikan berita dan informasi terkait pemilihan rektor UPR sehingga pemilihan kali ini berjalan dengan baik dan benar,” ucapnya.

Dikatakan Prof Joni, kini pihaknya tinggal menunggu surat keputusan dari menteri untuk selanjutnya dilaksanakan pelantikan rektor terpilih. “Selanjutnya kami tinggal menunggu SK dari kementerian dan melaksanakan pelantikan rektor terpilih pada awal September nanti,” bebernya.

Baca Juga :  Terima Kasih Ida Oetari

Prof Dr Ir Salampak MS mencetak sejarah sebagai guru besar pertama di Fakultas Pertanian, sekaligus guru besar termuda di UPR di usia 38 tahun pada 2002 lalu. Ia telah bertekad untuk menjadikan UPR sebagai universitas unggul dan berkarakter.

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik UPR itu telah menyiapkan dua misi untuk mewujudkan visinya tersebut. Pertama, menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan mendatang, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam semangat Kampus Merdeka-Merdeka Belajar (MBKM).

Misi kedua yang diusungnya adalah mengoptimalkan tata pamong dan tata kelola universitas yang efisien dan profesional, berbasiskan sistem teknologi informasi terpadu.

Untuk mengimplementasikan visi dan misi itu, Salampak telah menyusun empat program utama. Pertama, memperkuat tata kelola kelembagaan. Di bidang ini, Salampak berencana mempersiapkan UPR menuju world class university, berakreditasi internasional untuk program studi, dan akreditasi unggul UPR dan prodi.

Di bidang tata kelola kelembagaan ini, dekan Fakultas Pertanian dua periode ini bertekad mewujudkan UPR menjadi BLU, sekaligus mempersiapkan UPR menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

“Dalam dua tahun harus membawa UPR dari BLU jadi PTNBH. Itu harus dimulai dari sekarang persiapannya. Salah satu syaratnya adalah 60 persen program studi harus berakreditas A atau unggul,” ujar lulusan S-1, S-2, dan S-3 di Institut Pertanian Bogor itu. (*irj/ce/ala/ko)

Terpilih Menjadi Rektor UPR Periode 2022-2026

PALANGKA RAYA-Kemenangan Prof Dr Salampak MS dalam pemilihan rektor Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2022-2026 mirip dengan yang terjadi pada pemilihan rektor (pilrek) periode 2018-2022. Kala itu Dr Andrie Elia menang pada pemilihan putaran kedua, meski pada pemilihan tahap pertama hanya menempati posisi dua. Begitu pun dengan Prof Dr Salampak yang pada putaran pertama hanya meraih 8 suara senat, secara mengejutkan unggul telak pada pemilihan putaran kedua.

Pemilihan rektor UPR periode 2022-2026 oleh pihak senat bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) RI berlangsung di ballroom lantai enam gedung PPIIG UPR, Jumat pagi (26/8). Pada pemilihan putaran kedua ini, Prof Dr Salampak MS menang telak atas dua calon lainnya, dengan meraih 32 suara.

Hasil ini, sesuai dengan harapan Prof Salampak usai menempati posisi kedua pada pilrek putaran pertama. Sebelumnya ia pernah mengatakan bahwa kekalahannya dalam pemilihan putaran pertama bukan berarti menutup peluangnnya untuk mendominasi pada pemilihan putaran kedua. Karena menurutnya, proses pemilihan seperti ini sangat dinamis. 

“Sesuai pengalaman, Pak Elia (rektor UPR periode 2018-2022) juga kalah pada putaran pertama, tapi justru pada putaran kedua bisa menang dan akhirnya terpilih sebagai rektor, jadi ini sifatnya dinamis,” kata Prof Salampak setelah pemilihan putaran pertama, beberapa waktu lalu.

Benar saja, harapan Prof Salampak terwujud pada pemilihan putaran kedua. Wakil Rektor Bidang Akadamik ini mendominasi dengan raihan 32 suara.  

Pada pemilihan kedua yang berlangsung selama tiga jam ini, Prof Salampak sukses meraih 32 suara, disusul Dr Berkat dengan 14 suara, kemudian Dr Sosilawaty 12 suara.

Baca Juga :  MTs Annur Selenggarakan Matsama Daring

Ucapan terima kasih disampaikan oleh Prof Salampak. Pertama ditujukan kepada seluruh anggota senat UPR dan Kemendikbudristek RI yang telah memberikan pilihan atau amanah kepadanya untuk memimpin UPR periode 2022-2026.

“Yang pasti ini menjadi suatu tugas yang besar, seperti yang saya sampaikan pada tahap sosialisasi, salah satu yang mesti diperbaiki UPR adalah akreditasi, terutama dalam rangka menjadikan UPR sebagai Badan Layanan Umum (BLU),” ucap Prof Salampak, kemarin.

Prof dari Fakultas Pertanian ini juga menyampaikan bahwa pesan dari Kementerian terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) harus tetap berjalan, karena bertujuan untuk mempersiapkan para mahasiswa menjadi lulusan yang unggul dan berdaya saing global, karena mereka merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan.

Salah satu tugas yang akan dijalankan Prof Salampak setelah menjabat rektor UPR periode 2022-2026 adalah melakukan pembenahan dan konsolidasi internal.

“Artinya kita akan menyamakan persepsi untuk membangun UPR, harus dilandasi dengan hati, dengan harapan ke depannya UPR bisa bersaing dengan perguruan tinggi lain, utamanya dalam mencetak sumber daya manusia unggul dan berdaya saing tinggi,” tandasnya.

Kebahagiaan juga diutarakan oleh ketua panitia pemilihan rektor, Prof Joni Bungai. Guru besar ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah berkontribus sehingga proses pemilihan rektor kali ini bisa berjalan lancar.

“Pertama-tama terima kasih atas kerja sama dengan wartawan yang sudah membantu menyampaikan berita dan informasi terkait pemilihan rektor UPR sehingga pemilihan kali ini berjalan dengan baik dan benar,” ucapnya.

Dikatakan Prof Joni, kini pihaknya tinggal menunggu surat keputusan dari menteri untuk selanjutnya dilaksanakan pelantikan rektor terpilih. “Selanjutnya kami tinggal menunggu SK dari kementerian dan melaksanakan pelantikan rektor terpilih pada awal September nanti,” bebernya.

Baca Juga :  Terima Kasih Ida Oetari

Prof Dr Ir Salampak MS mencetak sejarah sebagai guru besar pertama di Fakultas Pertanian, sekaligus guru besar termuda di UPR di usia 38 tahun pada 2002 lalu. Ia telah bertekad untuk menjadikan UPR sebagai universitas unggul dan berkarakter.

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik UPR itu telah menyiapkan dua misi untuk mewujudkan visinya tersebut. Pertama, menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan mendatang, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam semangat Kampus Merdeka-Merdeka Belajar (MBKM).

Misi kedua yang diusungnya adalah mengoptimalkan tata pamong dan tata kelola universitas yang efisien dan profesional, berbasiskan sistem teknologi informasi terpadu.

Untuk mengimplementasikan visi dan misi itu, Salampak telah menyusun empat program utama. Pertama, memperkuat tata kelola kelembagaan. Di bidang ini, Salampak berencana mempersiapkan UPR menuju world class university, berakreditasi internasional untuk program studi, dan akreditasi unggul UPR dan prodi.

Di bidang tata kelola kelembagaan ini, dekan Fakultas Pertanian dua periode ini bertekad mewujudkan UPR menjadi BLU, sekaligus mempersiapkan UPR menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

“Dalam dua tahun harus membawa UPR dari BLU jadi PTNBH. Itu harus dimulai dari sekarang persiapannya. Salah satu syaratnya adalah 60 persen program studi harus berakreditas A atau unggul,” ujar lulusan S-1, S-2, dan S-3 di Institut Pertanian Bogor itu. (*irj/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/