Sabtu, Desember 28, 2024
32.3 C
Palangkaraya

Tim Fisip UPR Gelar Pelatihan di Kalampangan

Gambut sebagai Rumah dan Dampak Ekonomi Lingkungan bagi Perempuan

 

PALANGKA RAYA-Dalam upaya meningkatkan pemahaman perempuan terhadap pentingnya menjaga gambut sebagai sumber ekonomi lingkungan, Tim Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya mengadakan pelatihan bertema “Gambut Sebagai Rumah dan Berdampak Ekonomi Lingkungan bagi Perempuan.

”Tim ini terdiri dari Juli Natalia Silalahi, S.Sos., M.A., Osi Karina Saragih, S.Pd., M.Si., Anisa Pebrianti, S.I.Kom., Med.Kom., bersama dua mahasiswi, Sugiarti dan Jenni Hutasoit.

Pelatihan berlangsung di Kelurahan Kalampangan, Kota Palangka Raya, dari 5 hingga 12 Desember 2024, dan dibagi menjadi dua bagian.

Bagian pertama berupa edukasi tentang politik gambut di Kalimantan Tengah, dan bagian kedua berupa pelatihan pembuatan jamu menggunakan bahan-bahan yang berasal dari lahan gambut.

Baca Juga :  Jalankan Arahan Gubernur, Bank Kalteng Raih Prestasi Gemilang

 

Kegiatan ini melibatkan 50 peserta perempuan dari anggota Kelompok Tani, ibu-ibu PKK, dan Karang Taruna, serta dihadiri oleh Lurah Kalampangan, Ketua Kelompok Tani (Pak Cipto), dan narasumber Irene Natalia Lambung dari Solidaritas Perempuan Mamut Menteng.

 

Ketua pelaksana, Juli Natalia Silalahi, S.Sos., M.A., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat peran perempuan dalam menjaga dan memanfaatkan potensi lahan gambut.

Selain memahami situasi politik gambut, peserta juga dilatih membuat jamu dari bahan seperti jahe, kunyit, dan sirih, yang dapat dibudidayakan di lahan gambut.

 

Produk hasil pelatihan, seperti serbuk jahe puan gambut dan serbuk kunyit asam puan gambut, telah mendapatkan izin P-IRT sehingga dapat dipasarkan secara luas.

Baca Juga :  Mengubah Gambut Menjadi Emas

 

“Tim juga membagikan 150 bibit tanaman untuk ditanam di lahan gambut, sebagai langkah konkret melindungi ekosistem gambut,”katanya.

Dalam kunjungan ke rumah peserta pada 12 Desember, tim memastikan bahwa kelompok perempuan telah berhasil memproduksi dan memasarkan jamu di pasar lokal, termasuk Dekranasda Provinsi Kalteng dan bazar UMKM.

Kegiatan ini didukung dana hibah dari Women’s Earth Alliance, organisasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan untuk melindungi lingkungan.

“Tim berharap program ini dapat berkelanjutan, membuka peluang ekonomi baru, dan memperkuat peran perempuan dalam pengelolaan gambut,”pungkasnya.(b/ram)

 

PALANGKA RAYA-Dalam upaya meningkatkan pemahaman perempuan terhadap pentingnya menjaga gambut sebagai sumber ekonomi lingkungan, Tim Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya mengadakan pelatihan bertema “Gambut Sebagai Rumah dan Berdampak Ekonomi Lingkungan bagi Perempuan.

”Tim ini terdiri dari Juli Natalia Silalahi, S.Sos., M.A., Osi Karina Saragih, S.Pd., M.Si., Anisa Pebrianti, S.I.Kom., Med.Kom., bersama dua mahasiswi, Sugiarti dan Jenni Hutasoit.

Pelatihan berlangsung di Kelurahan Kalampangan, Kota Palangka Raya, dari 5 hingga 12 Desember 2024, dan dibagi menjadi dua bagian.

Bagian pertama berupa edukasi tentang politik gambut di Kalimantan Tengah, dan bagian kedua berupa pelatihan pembuatan jamu menggunakan bahan-bahan yang berasal dari lahan gambut.

Baca Juga :  Jalankan Arahan Gubernur, Bank Kalteng Raih Prestasi Gemilang

 

Kegiatan ini melibatkan 50 peserta perempuan dari anggota Kelompok Tani, ibu-ibu PKK, dan Karang Taruna, serta dihadiri oleh Lurah Kalampangan, Ketua Kelompok Tani (Pak Cipto), dan narasumber Irene Natalia Lambung dari Solidaritas Perempuan Mamut Menteng.

 

Ketua pelaksana, Juli Natalia Silalahi, S.Sos., M.A., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat peran perempuan dalam menjaga dan memanfaatkan potensi lahan gambut.

Selain memahami situasi politik gambut, peserta juga dilatih membuat jamu dari bahan seperti jahe, kunyit, dan sirih, yang dapat dibudidayakan di lahan gambut.

 

Produk hasil pelatihan, seperti serbuk jahe puan gambut dan serbuk kunyit asam puan gambut, telah mendapatkan izin P-IRT sehingga dapat dipasarkan secara luas.

Baca Juga :  Mengubah Gambut Menjadi Emas

 

“Tim juga membagikan 150 bibit tanaman untuk ditanam di lahan gambut, sebagai langkah konkret melindungi ekosistem gambut,”katanya.

Dalam kunjungan ke rumah peserta pada 12 Desember, tim memastikan bahwa kelompok perempuan telah berhasil memproduksi dan memasarkan jamu di pasar lokal, termasuk Dekranasda Provinsi Kalteng dan bazar UMKM.

Kegiatan ini didukung dana hibah dari Women’s Earth Alliance, organisasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan untuk melindungi lingkungan.

“Tim berharap program ini dapat berkelanjutan, membuka peluang ekonomi baru, dan memperkuat peran perempuan dalam pengelolaan gambut,”pungkasnya.(b/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/