Jumat, Mei 30, 2025
32.4 C
Palangkaraya

Kok Akhir-Akhir Ini Antrean Kendaraan di SPBU Panjang? Ini Penyebabnya..

PALANGKA RAYA — Antrean kendaraan yang makin hari makin mengular di sejumlah SPBU Palangka Raya bikin heran banyak orang. Rupanya, ada biang kerok penyebabnya.

Kondisi ini bikin pengendara—baik motor maupun mobil—harus rela mengantre hingga berjam-jam, bahkan sampai tumpah ke bahu jalan. Demi setetes bensin, warga rela panas-panasan dan berebut giliran di SPBU yang kini makin padat setiap harinya.

Ternyata, kekurangan suplai Bahan bakar minyak (BBM) seperti pertalite dan pertamax dalam beberapa minggu terakhir membuat sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Palangka Raya diserbu pengendara. Kelangkaan pasokan ini memaksa antrean kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, mengular panjang hingga ke bahu jalan. Para pengendara rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan bahan bakar yang semakin sulit diperoleh.

Bahan bakar minyak (BBM) seperti pertalite dan pertamax kini bak barang berharga yang harus diburu. Di SPBU Jalan G. Obos, misalnya, antrean kendaraan bisa mencapai waktu tunggu hingga 20 menit. Salah seorang pengendara, Andi, mengungkapkan bahwa ia harus mencari alternatif SPBU lain akibat panjangnya antrean.

Baca Juga :  Lima Desa di Paju Epat Terima BLT BBM

“Saya biasa isi di sini, tapi akhir-akhir ini antreannya makin panjang,” kata pria 34 tahun itu, Kamis (29/5).

Menurut Andi, antrean mulai mengular sejak pagi dan semakin ramai menjelang siang, bahkan memicu kemacetan di sekitar SPBU, apalagi saat jam-jam sibuk.

Ia berharap ada perhatian dari pihak terkait agar distribusi BBM lebih lancar dan merata. “Selain mengganggu aktivitas, antrean panjang juga berpotensi memicu kericuhan jika pasokan tak segera ditangani,” ujarnya.

Sementara itu, pengawas SPBU Jalan G. Obos, Hasbullah, menjelaskan antrean panjang ini terjadi akibat pasokan minyak dari depo yang berkurang, sehingga stok bahan bakar di SPBU menipis. Ia mengungkapkan kondisi ini sudah terjadi selama setengah bulan terakhir.

Baca Juga :  Pj Bupati Salurkan 610 Paket Bansos di GBA

“Untuk SPBU di Kalteng, khususnya Palangka Raya, mayoritas pasokan minyak berasal dari Pulang Pisau,” terangnya. Selain dari Pulang Pisau, pasokan juga kadang dikirim dari Kabupaten Kotawaringin Timur, Sampit, atau Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Menurut Hasbullah, antrean di SPBU Jalan G. Obos sering kali diperparah oleh kekosongan stok di SPBU lain, sehingga banyak pengendara beralih ke sana. Untuk mengatasi kepadatan, pihaknya menerapkan jalur terpisah untuk sepeda motor dan mobil, meski konsekuensinya antrean mobil menjadi lebih panjang.

Soal ketersediaan pertamax, Hasbullah menyebutkan kondisinya sudah mulai stabil setelah kapal pembawa tangki pertamax tiba di Pulang Pisau empat hari lalu. Namun untuk pertalite, permintaan masih jauh di atas suplai. “Awalnya kami minta 24 ribu liter per hari, tapi hanya dapat 16 ribu liter. Sementara pertamax, delapan ribu liter per hari tercukupi,” tuturnya. (ham)

 

PALANGKA RAYA — Antrean kendaraan yang makin hari makin mengular di sejumlah SPBU Palangka Raya bikin heran banyak orang. Rupanya, ada biang kerok penyebabnya.

Kondisi ini bikin pengendara—baik motor maupun mobil—harus rela mengantre hingga berjam-jam, bahkan sampai tumpah ke bahu jalan. Demi setetes bensin, warga rela panas-panasan dan berebut giliran di SPBU yang kini makin padat setiap harinya.

Ternyata, kekurangan suplai Bahan bakar minyak (BBM) seperti pertalite dan pertamax dalam beberapa minggu terakhir membuat sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Palangka Raya diserbu pengendara. Kelangkaan pasokan ini memaksa antrean kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, mengular panjang hingga ke bahu jalan. Para pengendara rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan bahan bakar yang semakin sulit diperoleh.

Bahan bakar minyak (BBM) seperti pertalite dan pertamax kini bak barang berharga yang harus diburu. Di SPBU Jalan G. Obos, misalnya, antrean kendaraan bisa mencapai waktu tunggu hingga 20 menit. Salah seorang pengendara, Andi, mengungkapkan bahwa ia harus mencari alternatif SPBU lain akibat panjangnya antrean.

Baca Juga :  Lima Desa di Paju Epat Terima BLT BBM

“Saya biasa isi di sini, tapi akhir-akhir ini antreannya makin panjang,” kata pria 34 tahun itu, Kamis (29/5).

Menurut Andi, antrean mulai mengular sejak pagi dan semakin ramai menjelang siang, bahkan memicu kemacetan di sekitar SPBU, apalagi saat jam-jam sibuk.

Ia berharap ada perhatian dari pihak terkait agar distribusi BBM lebih lancar dan merata. “Selain mengganggu aktivitas, antrean panjang juga berpotensi memicu kericuhan jika pasokan tak segera ditangani,” ujarnya.

Sementara itu, pengawas SPBU Jalan G. Obos, Hasbullah, menjelaskan antrean panjang ini terjadi akibat pasokan minyak dari depo yang berkurang, sehingga stok bahan bakar di SPBU menipis. Ia mengungkapkan kondisi ini sudah terjadi selama setengah bulan terakhir.

Baca Juga :  Pj Bupati Salurkan 610 Paket Bansos di GBA

“Untuk SPBU di Kalteng, khususnya Palangka Raya, mayoritas pasokan minyak berasal dari Pulang Pisau,” terangnya. Selain dari Pulang Pisau, pasokan juga kadang dikirim dari Kabupaten Kotawaringin Timur, Sampit, atau Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Menurut Hasbullah, antrean di SPBU Jalan G. Obos sering kali diperparah oleh kekosongan stok di SPBU lain, sehingga banyak pengendara beralih ke sana. Untuk mengatasi kepadatan, pihaknya menerapkan jalur terpisah untuk sepeda motor dan mobil, meski konsekuensinya antrean mobil menjadi lebih panjang.

Soal ketersediaan pertamax, Hasbullah menyebutkan kondisinya sudah mulai stabil setelah kapal pembawa tangki pertamax tiba di Pulang Pisau empat hari lalu. Namun untuk pertalite, permintaan masih jauh di atas suplai. “Awalnya kami minta 24 ribu liter per hari, tapi hanya dapat 16 ribu liter. Sementara pertamax, delapan ribu liter per hari tercukupi,” tuturnya. (ham)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/