Site icon KaltengPos

JCH Kalteng Bersiap Hadapi Puncak Haji

Ilustrasi

Cuaca Ekstrem, Salat di Masjidil Haram Dibatasi

PALANGKA RAYA-Sudah sepekan, jemaah calon haji (JCH) Kalteng melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi. Kini, para jemaah tengah intensif mengikuti pembinaan manasik pra Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

Ketua Kloter 6 Kalteng Rahmat Fauzi mengatakan, jemaah kloter 6 sudah menyelesaikan umrah wajib dan beberapa jemaah juga sudah melaksanakan umrah sunat. Saat ini jemaah sudah siap menghadapi puncak haji.

“Jemaah sudah ada yang melaksanakan umrah sunat dan saat ini persiapan melaksanakan armuzna yang akan dilaksanakan pada 8-13 Juli,” katanya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Senin (27/6).

Untuk JCH Kalteng kloter 6 ini terdiri dari Kabupaten Kapuas, Katingan, Seruyan, Sukamara, Barito Utara, Barito Timur dan Murung Raya dalam kondisi sehat. Meski ada beberapa keluhan jemaah terkait kesehatan, seperti batuk, namun sudah bisa di atasi. “Mayoritas jemaah juga sudah menyelesaikan pembayaran dam,” tegasnya.

Fauzi menyebut, cuaca di Arab Saudi memang panas. Untuk itu, para jemaah selalu diimbau untuk tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung terlalu lama. Para jemaah yang akan melaksanakan salat di Masjidil Haram juga diimbau menyesuaikan kondisi di Arab Saudi.

“Jadi, kalau mau ke Masjidil Haram kami imbau pada saat salat Subuh, Magrib dan Isya saja. Untuk Zuhur dan Asar cukup di musala hotel saja,”tegasnya.

Pihaknya mengimbau para JCH untuk memakai sandal saat akan ke masjid, agar kakinya tidak kepanasan karena khawatir melepuh.”Kami juga terus imbau untuk bawa semprotan air untuk muka dan masker supaya kelembaban terjaga dan minum air sebelum haus,”pungkasnya.

Sementara itu, Kementerian Agama membentuk satuan operasi (Satop) khusus menghadapi puncak musim haji Armuzna. Satop beranggotakan petugas yang sebelumnya bekerja di daerah kerja (Daker) baik Makkah, Madinah, maupun Bandara.

“Personelnya hampir sama perwakilan Daker-Daker. Jadi Daker ketika masuk ke Armuzna tidak lagi dinamai Daker,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Arsyad Hidayat kepada wartawan, Selasa (28/6).

Personel dari tiga Daker akan dibagi. Untuk Arafah akan diisi Daker Bandara, lantas yang bertugas di Muzdalifah diisi Daker Mekkah, dan Mina akan diisi Daker Madinah.

Selain itu juga akan ada tim monitoring yang akan mengawasi seluruh proses pergerakan jemaah saat pelaksanaan Armuzna. Mobilisasi Armuzna akan dimulai sejak 8 Zulhijjah 1443 H pagi. “Kemarin kita simulasi dengan Kementerian Haji (Arab Saudi), jika dulu biasanya dimulai (mobilisasi jemaah) jam 07.00 pagi sampai 24.00 malam, dengan jumlah jemaah saat ini, dari hotel ke Arafah InsyaAllah akan selesai pukul 17.00 sore (waktu Arab Saudi),” ujarnya.

Tanggal 9 Zulhijjah, jemaah akan melakukan rangkaian ibadah wukuf di Arafah, sejak masuk waktu Zuhur. Selanjutnya, jemaah akan dimobilisasi ke Muzdalifah.

“Setelah Maghrib, jemaah akan mulai kita dorong masuk ke Muzdalifah. Mudah-mudahan sebelum tengah malam sudah tuntas. Biasanya dulu pergerakan ke Muzdalifah sampai pukul 01.00-02.00 dini hari,” ujarnya.

Sementara itu, terkait Armuzna tahun ini, jemaah haji Indonesia dipastikan akan menerima fasilitas jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tenda bagi jemaah selama di Arafah dan Mina misalnya, akan lebih baik dengan pendingin udara (AC) baru yang lebih dingin dari sebelumnya. Jika tahun lalu rata-rata satu tenda hanya terpasang 4 AC, tahun ini akan ditambah menjadi 6 AC dengan suplay listrik dari PLN Saudi.

Selain karpet, jemaah juga akan dimanjakan dengan adanya kasur dan bantal di dalam tenda. Dengan kasur, jemaah diharapkan bisa beristirahat dengan lelap sehingga bisa mengembalikan energi fisik untuk tahapan ibadah selanjutnya.

Selain itu, satu maktab atau pemondokan yang biasanya berisi 2.900-3.000 jemaah, tahun ini hanya akan diisi 2.100 jemaah sehingga lebih longgar. “Untuk tahun ini kapasitas per jemaah di dalam tenda, 1.6 meter persegi untuk Arafah dan jemaah di Mina 0.9 meter persegi,” ucapnya.

Begitu juga toilet jemaah. Jika tahun sebelumnya jumlah toilet per maktab hanya 21, sekarang diperbanyak menjadi 38. Juga ada tambahan toilet portabel sehingga mampu mengurangi antrean toilet, khususnya di toilet perempuan.

Untuk katering, Kementerian Agama juga mendatangkan personel dari Ikatan Chef Indonesia serta mahasiswa ahli resep dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung. “PPIH Arab sudah melakukan skenario pelatihan juru masak dan mendatangkan teman-teman dari NHI Bandung dan Ikatan Chef Indonesia. Harapannya makanan yang diberikan memiliki selera Indonesia dan tentunya lezat,”pungkas Arsyad.(abw/jpc/ram/ko)

Exit mobile version