Ketika Mahasiswa Menggerakan Ekonomi Kreatif di Kereng Bangkirai
Purun merupakan sejenis tumbuhan yang banyak ditemui di daerah rawa-rawa atau pinggir sungai. Salah satunya di wilayah Kelurahan Kereng Bangkirai, Palangka Raya. Besarnya potensi mengolah tanaman tersebut menjadi kerajinan tangan, tercetuslah ide tim PPK Ormawa untuk mengadakan pelatihan bagi ibu-ibu untuk membuat tas berbahan dasar purun.
DHEA UMILATI, Palangka Raya
DI pinggir jalan di Kelurahan Kereng Bangkirai, sekelompok ibu berjalan bersama sembari berbincang riang. Salah satu dari mereka, dengan antusias menunjuk ke suatu tempat. “Di sana lokasinya,” teriaknya, seolah menjadi pemandu bagi rekan-rekan. Ibu berkacamata hitam itu berjalan paling depan, memasuki pekarangan Kantor Kelurahan Kereng Bangkirai.
Ibu-ibu paruh baya itu menyusuri jalan setapak di samping kantor kelurahan, menuju tempat pelatihan pembuatan tas berbahan purun yang diadakan di Kelurahan Kereng Bangkirai. Kegiatan tersebut diinisiasi tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Kriya Kerajinan Tradisional Bahalap, Universitas Palangka Raya (UPR). Asroriah, perwakilan dari UKM SK-KT Bahalap, dengan ceria menyambut kedatangan Kalteng Pos.
“Kegiatan ini merupakan program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh Ormawa,” jelas Asroriah.
PPK Ormawa dibentuk untuk meningkatkan kinerja perguruan tinggi dalam memperkuat kapasitas mahasiswa, agar mampu menjadi ormawa yang kompeten, modern, berkarakter, serta mencintai bangsa dan negara.
Asroriah menjelaskan, Kereng Bangkirai dipilih sebagai lokasi sasaran karena banyak terdapat tumbuhan purun. “Purun banyak tumbuh di daerah rawa-rawa, jadi kami memanfaatkan salah satu potensi di sini,” katanya.
Sebelum pelatihan, tim terlebih dahulu melakukan survei dan riset agar pelaksanaan kegiatan lebih mudah dan lancar. “Kami juga memberi sosialisasi kepada masyarakat, mereka sangat menyambut baik kegiatan ini,” ungkapnya.
Hari itu, tim mengadakan pelatihan pembuatan tas dan pengemasan produk agar menarik dijual.
“Setelah kegiatan, akan ada monitoring evaluasi bersama untuk menjalin kemitraan, tidak hanya dengan warga sekitar, tetapi juga dengan mitra untuk memperluas pasar penjualan nanti,” tambahnya.
Ia menambahkan, sebelumnya kelurahan sudah mengadakan pembinaan terkait pembuatan tas, tetapi dengan bahan dasar lain.
“Kalau pelatihan dari kami berbahan dasar purun,” jelasnya. “Purunnya dari kami, jadi masyarakat tinggal menerima bersih. Kami yang melatih, bahan pun dari kami, dan nanti barang-barang dari kami akan disumbangkan kepada mereka. Itu sudah tertera dalam program, agar kegiatan ini dapat terus berlanjut di sini,” tuturnya.
Selama proses pelatihan, peserta pelatihan dibimbing hingga mahir. Mulai dari tahap awal pembuatan pola, bahan apa saja yang digunakan, hingga penjahitan tas dan pengemasan. Itu mengundang antusias warga untuk aktif bertanya maupun praktik selama pelatihan.
Purun yang digunakan hanya dua lembar. Masing-masing berukuran 1,5 meter, dengan harga Rp65.000. “Ini kegiatan perdana setelah UKM ini diresmikan. Persiapannya dilakukan kurang lebih setengah tahun, sejak Januari 2024,” jelas Asroriah sembari menyebut, sebelum melaksanakan kegiatan ini, ada proses yang cukup panjang dilalui, mulai dari izin hingga pendanaan.
Rencana ke depan adalah mengembangkan dan rutin memproduksi tas-tas berbahan dasar purun. “Kami juga akan bekerja sama dengan ibu-ibu di sini, mempererat hubungan agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelurahan Kereng Bangkirai. “Sebelumnya mereka mendapat pelatihan, tetapi bimbingan masih kurang. Kalau kami, insyaallah akan terus menjalin kerja sama ke depan. Kami juga akan mencari mitra untuk membantu memasarkan produk-produk kerajinan berbahan purun yang dihasilkan warga di sini,” pungkasnya.
Salah satu peserta pelatihan, Heny mengungkapkan kegembiraannya. Dengan diadakan pelatihan itu, menurutnya dapat meningkatkan kreativitas warga setempat. “Dulu ada kaya gini juga, tapi tidak dibina lebih lanjut. Semoga program yang ini ada keberlanjutan, karena tim telah sampaikan itu,” ujarnya.
Menurut Heny, melalui kegiatan seperti itu, warga akan makin sering berkumpul dan berinteraksi. Dengan begitu, silaturahmi akan makin erat terjalin dan rasa kekeluargaan makin kuat. (*/ce/ala)