Sabtu, Juli 27, 2024
28.3 C
Palangkaraya

Polisi Akan Panggil Pemilik Lahan Terbakar

PALANGKA RAYA-Kepulan asap membumbung tinggi di atas perkampungan Petuk Katimpun, Selasa siang (29/8). Dari badan jalan, api terlihat menyala dari kejauhan. Embusan angin yang cukup kencang, membuat api makin cepat menjalar.

Puluhan petugas kebakaran dari BPBD Palangka Raya, dinas kehutanan, kepolisian, TNI, masyarakat peduli api, maupun relawan terjun bersamaan menjinakkan kobaran api. Petugas harus menggotong peralatan pemadaman agar bisa menjangkau lokasi kebakaran.

Beruntung di sekitar lokasi masih ada parit berair, sehingga cukup memudahkan petugas melakukan pemadaman.

Babinsa Kelurahan Petuk Katimpun, Pelda Nurcholis mengatakan, titik api kebakaran diketahui berasal dari salah satu lahan yang berlokasi di sekitar Danau Sari, Tjilik Riwut Km 7,5, Kelurahan Bukit Tunggal, sekitar pukul 09.30 WIB. Embusan angin kencang mengakibatkan bunga-bunga api beterbangan ke lahan di Kelurahan Petuk Katimpun.

“Karena (faktor, red) angin dan mungkin juga lahan cukup kering, sehingga memudahkan api menjalar,” kata Nurcholis yang juga sibuk membantu petugas pemadam menjinakkan api.

 

Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santoso yang juga turun langsung ke lokasi kebakaran mengatakan, kepolisian akan melakukan penyelidikan terkait peristiwa kebakaran lahan yang disebutnya mencapai puluhan hektare itu.

“Kami masih mendalami motif, apakah ini sengaja dibakar atau terbakar karena sebab lain. Saya telah meminta Reskrim Polresta untuk betul-betul menyelidiki kebakaran ini,” ucap Budi.

Baca Juga :  Diduga Terlibat Tipikor APBDes, Oknum Dewan Ditahan

“Penyidik akan segera memanggil para pemilik lahan yang terbakar untuk dimintai keterangan,” tambahnya.

Budi mengakui, dari beberapa kasus kebakaran lahan yang terjadi baru-baru ini di wilayah Palangka Raya, pihak kepolisian memang belum menangkap satu pun pelaku.

Penyebabnya, saat polisi melakukan penyelidikan dan bertanya kepada para pemilik lahan yang terbakar, kebanyakan dari mereka mengaku tidak tahu penyebab lahan mereka terbakar.

Meskipun polisi belum menangkap pelaku kebakaran lahan, Budi memastikan bahwa kepolisian tidak tinggal diam dan akan terus melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait tiap peristiwa kebakaran lahan.

“Apabila ada lahan yang terbakar, apalagi yang terbakar sangat luas seperti itu, patut kita waspadai dan curigai, kemungkinan ada oknum yang sengaja menimbulkan kebakaran,” katanya lagi.

 

Terkait maraknya kejadian kebakaran lahan di wilayah Kota Palangka Raya belakangan ini, kapolresta mengatakan masalah kebakaran lahan harus cepat ditanggulangi.

“Kepada masyarakat telah kami pesan dan selalu kami imbau agar jangan membakar lahan dalam rangka membuka lahan, apalagi sekarang ini sedang musim kemarau,” tegasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, per Senin (28/8), kejadian karhutla pada Agustus meningkat tajam dibandingkan dengan kejadian karhutla sejak tiga bulan terakhir. Terhitung terdapat 187 kejadian karhutla dengan luas lahan karhutla sebesar 72,91 hektare.

Baca Juga :  Anak-Anak Harus Dibekali Masker

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani mengungkapkan, pada hari Senin (29/8), terdapat kejadian karhutla di lima lokasi dengan waktu yang berbeda. Yakni di Jalan Karanggan Ujung, Jalan Bengaris Induk, Jalan Bandara Utama I, Jalan G Obos 25, dan Jalan Tjilik Riwut Km 28.

“Ada yang belum selesai kami tangani, seperti di daerah Hasanka, lalu hari ini muncul titik api baru lagi di Petuk Katimpun dan Jalan G Obos 25, dan di daerah Danau Rangas,” ucap Emi kepada Kalteng Pos, Selasa siang (29/8).

Petugas di lapangan cukup kewalahan karena kebanyakan kejadian karhutla sejauh ini berada di lahan kosong yang cukup jauh dari permukiman penduduk. Tak heran, Emi menyebut petugas sering mengalami kendala dalam mencari air untuk memadamkan api.

“Kalau pemadaman darat air jadi kendala kami, lokasinya juga jauh ya,” ucapnya.

Selain melakukan upaya pemadaman, pihaknya juga melakukan upaya pencegahan melalui Teknik Modifikasi Cuaca (TMC). TMC di Palangka Raya dilakukan sejak bulan Agustus ini. “Tetapi kalau mau lebih lengkapnya silakan tanyakan ke BMKG,” ucapnya.

Emi mengimbau kepada masyarakat agar jangan membuka lahan dengan cara dibakar, membuang puntung rokok sembarangan, dan jangan membakar sampah di lokasi lahan kosong.(dan/sja/ce/ram)

PALANGKA RAYA-Kepulan asap membumbung tinggi di atas perkampungan Petuk Katimpun, Selasa siang (29/8). Dari badan jalan, api terlihat menyala dari kejauhan. Embusan angin yang cukup kencang, membuat api makin cepat menjalar.

Puluhan petugas kebakaran dari BPBD Palangka Raya, dinas kehutanan, kepolisian, TNI, masyarakat peduli api, maupun relawan terjun bersamaan menjinakkan kobaran api. Petugas harus menggotong peralatan pemadaman agar bisa menjangkau lokasi kebakaran.

Beruntung di sekitar lokasi masih ada parit berair, sehingga cukup memudahkan petugas melakukan pemadaman.

Babinsa Kelurahan Petuk Katimpun, Pelda Nurcholis mengatakan, titik api kebakaran diketahui berasal dari salah satu lahan yang berlokasi di sekitar Danau Sari, Tjilik Riwut Km 7,5, Kelurahan Bukit Tunggal, sekitar pukul 09.30 WIB. Embusan angin kencang mengakibatkan bunga-bunga api beterbangan ke lahan di Kelurahan Petuk Katimpun.

“Karena (faktor, red) angin dan mungkin juga lahan cukup kering, sehingga memudahkan api menjalar,” kata Nurcholis yang juga sibuk membantu petugas pemadam menjinakkan api.

 

Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santoso yang juga turun langsung ke lokasi kebakaran mengatakan, kepolisian akan melakukan penyelidikan terkait peristiwa kebakaran lahan yang disebutnya mencapai puluhan hektare itu.

“Kami masih mendalami motif, apakah ini sengaja dibakar atau terbakar karena sebab lain. Saya telah meminta Reskrim Polresta untuk betul-betul menyelidiki kebakaran ini,” ucap Budi.

Baca Juga :  Diduga Terlibat Tipikor APBDes, Oknum Dewan Ditahan

“Penyidik akan segera memanggil para pemilik lahan yang terbakar untuk dimintai keterangan,” tambahnya.

Budi mengakui, dari beberapa kasus kebakaran lahan yang terjadi baru-baru ini di wilayah Palangka Raya, pihak kepolisian memang belum menangkap satu pun pelaku.

Penyebabnya, saat polisi melakukan penyelidikan dan bertanya kepada para pemilik lahan yang terbakar, kebanyakan dari mereka mengaku tidak tahu penyebab lahan mereka terbakar.

Meskipun polisi belum menangkap pelaku kebakaran lahan, Budi memastikan bahwa kepolisian tidak tinggal diam dan akan terus melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait tiap peristiwa kebakaran lahan.

“Apabila ada lahan yang terbakar, apalagi yang terbakar sangat luas seperti itu, patut kita waspadai dan curigai, kemungkinan ada oknum yang sengaja menimbulkan kebakaran,” katanya lagi.

 

Terkait maraknya kejadian kebakaran lahan di wilayah Kota Palangka Raya belakangan ini, kapolresta mengatakan masalah kebakaran lahan harus cepat ditanggulangi.

“Kepada masyarakat telah kami pesan dan selalu kami imbau agar jangan membakar lahan dalam rangka membuka lahan, apalagi sekarang ini sedang musim kemarau,” tegasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, per Senin (28/8), kejadian karhutla pada Agustus meningkat tajam dibandingkan dengan kejadian karhutla sejak tiga bulan terakhir. Terhitung terdapat 187 kejadian karhutla dengan luas lahan karhutla sebesar 72,91 hektare.

Baca Juga :  Anak-Anak Harus Dibekali Masker

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani mengungkapkan, pada hari Senin (29/8), terdapat kejadian karhutla di lima lokasi dengan waktu yang berbeda. Yakni di Jalan Karanggan Ujung, Jalan Bengaris Induk, Jalan Bandara Utama I, Jalan G Obos 25, dan Jalan Tjilik Riwut Km 28.

“Ada yang belum selesai kami tangani, seperti di daerah Hasanka, lalu hari ini muncul titik api baru lagi di Petuk Katimpun dan Jalan G Obos 25, dan di daerah Danau Rangas,” ucap Emi kepada Kalteng Pos, Selasa siang (29/8).

Petugas di lapangan cukup kewalahan karena kebanyakan kejadian karhutla sejauh ini berada di lahan kosong yang cukup jauh dari permukiman penduduk. Tak heran, Emi menyebut petugas sering mengalami kendala dalam mencari air untuk memadamkan api.

“Kalau pemadaman darat air jadi kendala kami, lokasinya juga jauh ya,” ucapnya.

Selain melakukan upaya pemadaman, pihaknya juga melakukan upaya pencegahan melalui Teknik Modifikasi Cuaca (TMC). TMC di Palangka Raya dilakukan sejak bulan Agustus ini. “Tetapi kalau mau lebih lengkapnya silakan tanyakan ke BMKG,” ucapnya.

Emi mengimbau kepada masyarakat agar jangan membuka lahan dengan cara dibakar, membuang puntung rokok sembarangan, dan jangan membakar sampah di lokasi lahan kosong.(dan/sja/ce/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/