Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

DBD Renggut Satu Nyawa Anak di Palangka Raya

PALANGKA RAYA-Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Palangka Raya mulai merenggut nyawa. Munculnya kasus DBD di Kalimantan Tengah (Kalteng) seiring terjadinya musim hujan di sejumlah daerah. Tak terkecuali Kota Palangka Raya. Baru-baru ini, DBD telah merenggut nyawa satu anak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng, Riza Syahputra membenarkan perihal satu pasien meninggal akibat penyakit DBD. Menurut informasi yang ia terima, korban tersebut sebelumnya dirawat di RSUD dr Doris Sylvanus.

“Benar, ada yang meninggal. Jika penanganan DBD terlambat, tentu akan memakan korban,” kata Riza kepada Kalteng Pos saat dihubungi via telepon WhatsApp, Senin (29/1).

Berdasarkan data tahun 2023, ujar Riza, antara kasus yang terjadi dengan angka kematian, tingkat fatalitas kasus DBD di Kalteng terbilang masih normal. Angka kematian (mortality rate) akibat kasus DBD di Kalteng berada di angka 0,38 atau di bawah 1. “Artinya antara kasus DBD yang terjadi dengan tingkat kematian akibat penyakit itu masih dalam batas normal atau wajar,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan bulan Desember 2023, Riza menyebut, kasus DBD pada Januari 2024 ini tidak sebanyak bulan sebelumnya. Dengan kata lain ada penurunan. Mengenai kasus kematian akibat DBD pada tahun 2024, pihaknya baru menerima informasi dari Kota Palangka Raya. Meski demikian, ia tetap mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terlambat berobat ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat jika sudah ada pertanda terserang DBD.

Baca Juga :  Kemensos Dukung Program Karang Taruna Kalteng

Jika telah memasuki musim hujan dan DBD meningkat, di samping itu gejala-gejala DBD juga sudah tampak terlihat, penderita harus segera mendatangi faskes terdekat. Terkait meninggalnya seorang pasien akibat DBD, Riza menyebut pihaknya baru mendapat informasi.

“Informasinya baru kami dapat tadi, artinya mungkin terjadi kemarin. Sekarang kan hari Senin, jadi kemungkinan hari Minggu,” sebutnya. Ia mengaku tidak mengetahui secara spesifik penyebab kematian pasien DBD itu, karena ditangani langsung pihak RSUD dr Doris Sylvanus. Namun secara umum, kasus pasien meninggal karena DBD terjadi akibat penanganan yang terlambat.

Maka dari itu, agar tidak berujung kematian, penderita DBD harus segera berobat ke faskes terdekat. Kadang penderita tidak menyadari telah terserang DBD karena ketidaktahuan. Riza menjelaskan, ciri-ciri orang yang terserang DBD yakni mengalami demam yang naik turun.

“Kadang-kadang demam, kemudian masuk masa kritis selama tiga sampai empat hari, masa itu panas badan akan turun, tetapi jangan lengah, segera bawa ke faskes terdekat. Selain mengalami demam, sering muncul bintik merah di sekitar tubuh, itu bisa dicek sendiri,” jelasnya.

Penderita diimbau untuk secepatnya mendapat pengobatan di faskes terdekat, begitu menyadari demam yang dialami naik turun dan kasus DBD di daerah tempat tinggal mulai meningkat. Jangan sampai menunda untuk datang ke faskes terdekat jika ciri-ciri tersebut sudah terlihat.

Baca Juga :  Vaksinasi PMK Difokuskan di Tiga Daerah

“Misalnya anak kita kena demam hari ini pukul 15.30 WIB. Kalau sudah tahu ada banyak warga Palangka Raya yang terkena demam berdarah, segeralah bawa anak kita ke sarana pelayanan kesehatan terdekat, bisa ke puskesmas atau rumah sakit,” tuturnya.

Menurut Riza, kelompok yang paling rentan terserang DBD adalah anak-anak, kendati semua umur bisa terserang penyakit itu. Lantaran anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah dibandingkan kelompok usia dewasa dan lanjut usia (lansia).

Mendapatkan segera pengobatan dari faskes terdekat merupakan langkah penanganan yang tepat terhadap penyakit DBD, agar tidak berujung pada kematian. Langkah pencegahan lebih baik daripada mengobati. Untuk mencegah penyakit tersebut, lanjut Riza, masyarakat harus memastikan bahwa lingkungan rumah, dalam maupun luar rumah, selalu bersih. Di samping itu, masyarakat juga sebaiknya tidak membiarkan pakaian bekas tertanggal tanpa segera dibersihkan, karena bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk.

“Di lingkungan yang kotor, nyamuk DBD bisa bersarang. Segera berantas sarang nyamuk, terutama tempat-tempat yang berair, karena memudahkan nyamuk berkembang biak dengan cepat,” tandasnya. (dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Palangka Raya mulai merenggut nyawa. Munculnya kasus DBD di Kalimantan Tengah (Kalteng) seiring terjadinya musim hujan di sejumlah daerah. Tak terkecuali Kota Palangka Raya. Baru-baru ini, DBD telah merenggut nyawa satu anak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng, Riza Syahputra membenarkan perihal satu pasien meninggal akibat penyakit DBD. Menurut informasi yang ia terima, korban tersebut sebelumnya dirawat di RSUD dr Doris Sylvanus.

“Benar, ada yang meninggal. Jika penanganan DBD terlambat, tentu akan memakan korban,” kata Riza kepada Kalteng Pos saat dihubungi via telepon WhatsApp, Senin (29/1).

Berdasarkan data tahun 2023, ujar Riza, antara kasus yang terjadi dengan angka kematian, tingkat fatalitas kasus DBD di Kalteng terbilang masih normal. Angka kematian (mortality rate) akibat kasus DBD di Kalteng berada di angka 0,38 atau di bawah 1. “Artinya antara kasus DBD yang terjadi dengan tingkat kematian akibat penyakit itu masih dalam batas normal atau wajar,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan bulan Desember 2023, Riza menyebut, kasus DBD pada Januari 2024 ini tidak sebanyak bulan sebelumnya. Dengan kata lain ada penurunan. Mengenai kasus kematian akibat DBD pada tahun 2024, pihaknya baru menerima informasi dari Kota Palangka Raya. Meski demikian, ia tetap mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terlambat berobat ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat jika sudah ada pertanda terserang DBD.

Baca Juga :  Kemensos Dukung Program Karang Taruna Kalteng

Jika telah memasuki musim hujan dan DBD meningkat, di samping itu gejala-gejala DBD juga sudah tampak terlihat, penderita harus segera mendatangi faskes terdekat. Terkait meninggalnya seorang pasien akibat DBD, Riza menyebut pihaknya baru mendapat informasi.

“Informasinya baru kami dapat tadi, artinya mungkin terjadi kemarin. Sekarang kan hari Senin, jadi kemungkinan hari Minggu,” sebutnya. Ia mengaku tidak mengetahui secara spesifik penyebab kematian pasien DBD itu, karena ditangani langsung pihak RSUD dr Doris Sylvanus. Namun secara umum, kasus pasien meninggal karena DBD terjadi akibat penanganan yang terlambat.

Maka dari itu, agar tidak berujung kematian, penderita DBD harus segera berobat ke faskes terdekat. Kadang penderita tidak menyadari telah terserang DBD karena ketidaktahuan. Riza menjelaskan, ciri-ciri orang yang terserang DBD yakni mengalami demam yang naik turun.

“Kadang-kadang demam, kemudian masuk masa kritis selama tiga sampai empat hari, masa itu panas badan akan turun, tetapi jangan lengah, segera bawa ke faskes terdekat. Selain mengalami demam, sering muncul bintik merah di sekitar tubuh, itu bisa dicek sendiri,” jelasnya.

Penderita diimbau untuk secepatnya mendapat pengobatan di faskes terdekat, begitu menyadari demam yang dialami naik turun dan kasus DBD di daerah tempat tinggal mulai meningkat. Jangan sampai menunda untuk datang ke faskes terdekat jika ciri-ciri tersebut sudah terlihat.

Baca Juga :  Vaksinasi PMK Difokuskan di Tiga Daerah

“Misalnya anak kita kena demam hari ini pukul 15.30 WIB. Kalau sudah tahu ada banyak warga Palangka Raya yang terkena demam berdarah, segeralah bawa anak kita ke sarana pelayanan kesehatan terdekat, bisa ke puskesmas atau rumah sakit,” tuturnya.

Menurut Riza, kelompok yang paling rentan terserang DBD adalah anak-anak, kendati semua umur bisa terserang penyakit itu. Lantaran anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah dibandingkan kelompok usia dewasa dan lanjut usia (lansia).

Mendapatkan segera pengobatan dari faskes terdekat merupakan langkah penanganan yang tepat terhadap penyakit DBD, agar tidak berujung pada kematian. Langkah pencegahan lebih baik daripada mengobati. Untuk mencegah penyakit tersebut, lanjut Riza, masyarakat harus memastikan bahwa lingkungan rumah, dalam maupun luar rumah, selalu bersih. Di samping itu, masyarakat juga sebaiknya tidak membiarkan pakaian bekas tertanggal tanpa segera dibersihkan, karena bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk.

“Di lingkungan yang kotor, nyamuk DBD bisa bersarang. Segera berantas sarang nyamuk, terutama tempat-tempat yang berair, karena memudahkan nyamuk berkembang biak dengan cepat,” tandasnya. (dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/