PALANGKA RAYA-Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI makin dekat. Sejatinya awal tahun 2024 masing-masing cabang olahraga (cabor) yang memastikan tiket tampil pada pesta olahraga terbesar di Indonesia tersebut sudah melaksanakan pemusatan pelatihan daerah (pelatda). Sayangnya, persiapan tidak bisa maksimal lantaran anggaran untuk pelatda belum mengucur. Padahal multievent bergengsi yang dilaksanakan di Aceh dan Sumatera Utara itu sebentar lagi digelar, yakni bulan September 2024.
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H Edy Pratowo dalam pernyataan singkat mengatakan, anggaran dari Pemerintah Provinsi Kalteng sudah ada dan telah disiapkan di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalteng. Tinggal menunggu waktu dan proses penyaluran.
“Kan masih ada waktu untuk latihan. Ini kan juga baru selesai. Anggarannya sudah disiapkan di KONI. Saya kira tinggal diproses saja, menunggu waktu. Pastinya anggaran pelatda sudah ada semua,” kata Edy Pratowo, Senin (29/1).
Sementara itu, Staf Bidang Peningkatan Prestasi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalteng Akindo berharap anggaran yang telah disediakan itu dapat segera dicairkan agar pelatda bisa dilaksanakan. Sebab, provinsi lain seperti Jawa Barat dan DKI Jakarta sudah mulai menggelar pelatda sejak tahun lalu.
“Kami dari dinas belum menerima info kapan anggaran itu akan diberikan ke cabor-cabor. Anggaran dari APBD, informasi kemarin sebesar Rp53 miliar. Dispora berharap secepatnya dana itu dapat dicairkan. Jumlah anggaran itu sudah berdasarkan ajuan dan usulan, lalu dikabulkan pemprov,” ujar Akindo, kemarin.
Apabila dana belum juga dikucurkan kepada cabor yang mengikuti PON, lanjut Akindo, pihaknya menyarankan talangan dana dari pihak lain, sehingga tidak menunda pelatda, sembari menunggu anggaran dari pemprov disalurkan. Pasalnya, kondisi itu akan berdampak pada kurangnya prestasi Kalteng pada PON 2024 mendatang. Setidaknya pelatda dilaksanakan paling singkat 6 bulan sebelum PON. Lebih awal persiapan akan lebih bagus, termasuk persiapan peralatan.
“Jelas berpengaruh untuk prestasi atlet di ajang PON nanti. Persiapan dana cukup berpengaruh, karena lebih awal persiapan akan lebih bagus, termasuk persiapan peralatan. Contohnya dayung. Pesan peralatan dan perahu bisa memakan waktu sebulan untuk datang, karena memang pesannya dari luar daerah,” imbuh Akindo yang juga pelatih cabor dayung.
Lebih lanjut ia menuturkan, saat ini atlet-atlet cabor dayung sudah mulai melakukan latihan secara mandiri di Sungai Kahayan. Itu berdasarkan inisiatif dari pengurus cabor, pelatih, dan pengurus pengprov yang mengoordinasikan untuk latihan. Dikatakannya, para atlet cabor dayung berlatih dengan peralatan seadanya. Bila melihat persiapan provinsi lain, Akindo menilai persiapan atlet dayung Kalteng untuk ajang PON sangat terlambat. Bahkan, cabor panahan dan atletik sudah mulai bergerak latihan secara mandiri, sembari menunggu cairnya anggaran dari pemprov.
Kendati demikian, ia berharap pelatda segera dilaksanakan dalam waktu dekat, setidaknya pada bulan Februari nanti. Sejauh ini para atlet terus menunggu informasi tersebut. Besar harapan agar anggaran dapat segera dicairkan. Sebab, cabor dayung Kalteng diprediksi bisa meraih tiga hingga lima mendali emas. (ovi/ce/ala)