PALANGKA RAYA — Antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Palangka Raya masih terjadi. Warga harus rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya demi mendapatkan bahan bakar, terutama jenis Pertalite. Kondisi makin memburuk saat menghadapi akhir pekan panjang (long weekend) atau hari libur nasional.
Atas kondisi tersebut, Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Tantawi Jauhari, pun angkat bicara. Ia menilai distribusi yang tersendat saat libur panjang memicu antrean mengular di banyak SPBU.
“Sering terjadi saat long weekend, distribusi ke SPBU tidak lancar. Dampaknya, antrean menjadi semakin panjang,” ujar Tantawi saat dihubungi melalui telepon, Jumat (30/5).
Politisi Partai Gerindra ini juga menambahkan, antrean panjang dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari pasokan yang terbatas hingga fluktuasi harga BBM yang memengaruhi perilaku konsumen.
Tantawi menekankan pentingnya peran Pertamina untuk menjaga konsistensi distribusi bahan bakar. Ia meminta agar kuota yang sudah dijadwalkan untuk setiap SPBU dipenuhi tepat waktu dan sesuai jumlah.
“Kalau SPBU A dijadwalkan menerima 10 ribu liter pada pukul 08.00 pagi, maka keesokan harinya harus tetap menerima jumlah dan waktu yang sama. Ini harus diterapkan merata di semua SPBU,” tegasnya.
Dengan distribusi yang tepat waktu dan konsisten, lanjut Tantawi, kebutuhan masyarakat akan BBM dapat dihitung dan dipenuhi lebih akurat. Ia juga mendorong agar jumlah SPBU di Kota Palangka Raya terus diperbanyak untuk memperlancar distribusi bahan bakar.
“Semakin banyak SPBU yang hadir di Kota Palangka Raya, maka distribusi akan semakin merata dan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dengan layak,” pungkasnya.
Sementara itu, Sales Branch Manager PT Pertamina Kalteng, Yasir Huwaydi, saat dikonfirmasi oleh Kalteng Pos mengenai masalah distribusi BBM tak mau memberikan jawaban. Dia mengarahkan wartawan untuk menghubungi Person In Charge (PIC) Pertamina Kalteng, Sri, guna mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
Namun, hingga berita ini diturunkan, Kalteng Pos masih belum menerima tanggapan atau keterangan resmi dari Sri maupun pihak Pertamina lainnya.
Sebelumnya, menurut pengawas SPBU Jalan G. Obos, Hasbullah, menjelaskan antrean panjang yang terjadi akibat pasokan minyak dari depo yang berkurang, sehingga stok bahan bakar di SPBU menipis. Ia mengungkapkan kondisi ini sudah terjadi selama setengah bulan terakhir.
“Untuk SPBU di Kalteng, khususnya Palangka Raya, mayoritas pasokan minyak berasal dari Pulang Pisau,” terangnya. Selain dari Pulang Pisau, pasokan juga kadang dikirim dari Kabupaten Kotawaringin Timur, Sampit, atau Banjarmasin, Kalimantan Selatan.(ham)