Ditambahkan lagi, saat tiba di Puskesmas Lupak, pihak puskesmas menyatakan tak sanggup melakukan perawatan dan menganjurkan untuk merujuk korban ke RS di Kota Kapuas. Sesampai di RS Kapuas, tim medis pun merekomendasikan agar korban segera dirujuk ke Palangka Raya dan menjalani operasi di RSUD Doris Sylvanus.
“Saat ini korban masih berada di RSUD Palangka Raya,” kata Sukardi yang saat ditelepon mengaku baru saja membuatkan surat keterangan domisili dan surat keterangan keluarga tidak mampu untuk urusan administrasi korban MF.
Menurut keterangan kades, pelaku pembunuhan diduga kuat berinisial IT yang merupakan menantu SI, sekaligus merupakan bapak tiri dari korban MF.
Menurut cerita yang dituturkan Sukardi, istri dari IT atau ibu kandung korban MF yang berinisial SS merupakan anak bungsu dari korban meninggal. Dugaan bahwa IT merupakan pelaku didasarkan pada penuturan korban MF yang masih sadar saat ditanya oleh pamannya sebelum dibawa ke Puskesmas Lupak.
“Anak yang menjadi korban, sebelum dibawa ke puskesmas, sempat ditanya oleh pamannya, siapa yang datang ke rumah, lalu dia bilang bapak,” tutur Sukardi.
Berdasarkan cerita Sukardi, sebelum menikah dengan IT, SS pernah menikah dengan seorang warga Lupak. Suami dari SS yang merupakan ayah kandung MF meninggal dunia akibat kecelakaan.
Kemudian SS bertemu dengan IT. Keduanya pun sepakat menikah dan menetap di Kecamatan Tamban. Dari pernikahan ini, SS melahirkan satu orang anak. Dari keterangan Sukardi, diketahui bahwa rumah tangga SS dan IT selalu bermasalah. Tak jarang SS mengadu kepada ibu dan keluarganya perihal IT yang sering memukulinya.
“Kata istrinya, suaminya ini ringan tangan, ada masalah sedikit, langsung mukul istrinya,” terang Sukardi.
Karena merasa tak tahan lagi atas perilaku IT, tahun lalu SS memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya di Desa Wargo Mulyo dan membawa serta MF.