Jumat, September 20, 2024
22.4 C
Palangkaraya

Dari Studi Tiru FKUB Kalteng ke Sidoarjo dan Klaten

Diinisiasi Kesra untuk Wawasan Tokoh Agama

Setelah dua kabupaten yang dinilai inovatif dikunjungi untuk belajar, kegiatan studi tiru yang diinisiasi Biro Kesra Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng) ini, kemarin ditutup dengan silaturahmi di Kesbangpol dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

SAAT berada di Yogyakarta, jumlah rombongan bertambah setelah FKUB dan Pemkab Pulang Pisau bergabung. Cukup banyak hal yang bisa dipelajari dari studi tiru kali ini. Intinya bagaimana supaya wawasan para tokoh agama bisa berkembang dengan melihat inovasi yang dilakukan sesama pengurus FKUB di Pulau Jawa. Misalnya, pengembangan usaha mikro dan desa wisata yang dilaksanakan di Yogyakarta.

Kabag Kesra Bidang Bina Mental Spritual Eka Dyan Satya Hadi ST MSi saat membacakan sambutan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, mengatakan tujuan kedatangan FKUB Kalteng ke Yogyakarta adalah untuk belajar dan mengembangkan wawasan para tokoh agama. Di antaranya dengan melihat potensi-potensi yang ada, seperti desa wisata di Yogyakarta.

Baca Juga :  Food Estate Bawa Kemajuan Pulang Pisau

Dengan studi tiru ini diharapkan bisa membawa manfaat dan memberi efek pada pengembangan program mandiri FKUB di Kalteng.

Kaban Kesbangpol Yogyakarta Dewo Isnu Broto IS SH dalam sambutannya menyampaikan tentang konsep kebangsaan yang menjadi program Kesbangpol. Di antaranya isu-isu radikalisme yang sekarang menjadi persoalan di negara ini, program lain meliputi bidang politik, ormas, dan ketahanan budaya.

Diakui peran FKUB Yogyakarta selama ini sangat besar, dengan nilai indeks partisipasi kerukunan umat beragama cukup tinggi. Itu terjadi karena tiap persoalan yang muncul selalu diselesaikan dengan cepat di tingkat bawah.

Yogyakarta dihuni 3,6 juta jiwa. Soal kerukunan di Kota Pelajar ini, relatif baik dan terjaga. Sementara, menyangkut pengembangan program kolaboratif seperti di Sidoarjo dan Klaten, FKUB DIY juga melakukan hal yang sama. Contohnya, desa kerukunan binaan FKUB.

Baca Juga :  Dispora Kalteng Gelar Pelatihan E-Commerce bagi Pemuda

FKUB tidak hanya merukunkan lima agama resmi saja. Di Jogja, banyak dianut aliran kepercayaan. Mereka tetap dirangkul. Meski dengan dana terbatas dari pemerintah, pengurus FKUB tetap semangat.

Dengan adanya kunjungan ke tiga daerah tersebut, bukan berarti FKUB Kalteng akan meniru daerah lain dalam hal menggandeng swasta, tetapi bagaimana caranya supaya masalah kerukunan umat beragama jadi perhatian semua lapisan masyarakat. Di situlah pentingnya hadir pihak ketiga atau pihak swasta. Paling tidak masalah kerukunan umat beragama di Kalteng makin baik, sesuai falsafah huma betang yang menjadi simbol kehidupan masyarakat. (*/ce/ala)

Setelah dua kabupaten yang dinilai inovatif dikunjungi untuk belajar, kegiatan studi tiru yang diinisiasi Biro Kesra Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng) ini, kemarin ditutup dengan silaturahmi di Kesbangpol dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

SAAT berada di Yogyakarta, jumlah rombongan bertambah setelah FKUB dan Pemkab Pulang Pisau bergabung. Cukup banyak hal yang bisa dipelajari dari studi tiru kali ini. Intinya bagaimana supaya wawasan para tokoh agama bisa berkembang dengan melihat inovasi yang dilakukan sesama pengurus FKUB di Pulau Jawa. Misalnya, pengembangan usaha mikro dan desa wisata yang dilaksanakan di Yogyakarta.

Kabag Kesra Bidang Bina Mental Spritual Eka Dyan Satya Hadi ST MSi saat membacakan sambutan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, mengatakan tujuan kedatangan FKUB Kalteng ke Yogyakarta adalah untuk belajar dan mengembangkan wawasan para tokoh agama. Di antaranya dengan melihat potensi-potensi yang ada, seperti desa wisata di Yogyakarta.

Baca Juga :  Food Estate Bawa Kemajuan Pulang Pisau

Dengan studi tiru ini diharapkan bisa membawa manfaat dan memberi efek pada pengembangan program mandiri FKUB di Kalteng.

Kaban Kesbangpol Yogyakarta Dewo Isnu Broto IS SH dalam sambutannya menyampaikan tentang konsep kebangsaan yang menjadi program Kesbangpol. Di antaranya isu-isu radikalisme yang sekarang menjadi persoalan di negara ini, program lain meliputi bidang politik, ormas, dan ketahanan budaya.

Diakui peran FKUB Yogyakarta selama ini sangat besar, dengan nilai indeks partisipasi kerukunan umat beragama cukup tinggi. Itu terjadi karena tiap persoalan yang muncul selalu diselesaikan dengan cepat di tingkat bawah.

Yogyakarta dihuni 3,6 juta jiwa. Soal kerukunan di Kota Pelajar ini, relatif baik dan terjaga. Sementara, menyangkut pengembangan program kolaboratif seperti di Sidoarjo dan Klaten, FKUB DIY juga melakukan hal yang sama. Contohnya, desa kerukunan binaan FKUB.

Baca Juga :  Dispora Kalteng Gelar Pelatihan E-Commerce bagi Pemuda

FKUB tidak hanya merukunkan lima agama resmi saja. Di Jogja, banyak dianut aliran kepercayaan. Mereka tetap dirangkul. Meski dengan dana terbatas dari pemerintah, pengurus FKUB tetap semangat.

Dengan adanya kunjungan ke tiga daerah tersebut, bukan berarti FKUB Kalteng akan meniru daerah lain dalam hal menggandeng swasta, tetapi bagaimana caranya supaya masalah kerukunan umat beragama jadi perhatian semua lapisan masyarakat. Di situlah pentingnya hadir pihak ketiga atau pihak swasta. Paling tidak masalah kerukunan umat beragama di Kalteng makin baik, sesuai falsafah huma betang yang menjadi simbol kehidupan masyarakat. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/