Jumat, November 22, 2024
23.5 C
Palangkaraya

Potensi Hujan Merata, Enam Wilayah Waspada

PALANGKA RAYA-Ancaman banjir masih menghantui beberapa wilayah di Kalteng. Selain melanda wilayah barat, banjir juga berpotensi terjadi di enam daerah di Bumi Tambun Bungai. Keenam daerah yang perlu mengantisipasi adalah Kabupaten Gunung Mas (Gumas), Kapuas, Pulang Pisau (Pulpis), Katingan, dan Barito Utara (Batara).

Dua pekan terakhir wilayah Kalteng secara umum dilanda hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat. Namun, juga ada beberapa daerah yang mengalami penurunan intensitas hujan. Hal ini disampaikan oleh prakirawan cuaca Kantor BMKG Kota Palangka Raya Renianata.

Ia mengatakan satu minggu ke depan untuk prediksi cuaca bagi beberapa wilayah di Kalteng sebagian besar daerah mengalami intensitas hujan yang cukup merata. Namun juga ada sebagian kecil wilayah yang mengalami penurunan intensitas hujan. Renianata membagi prediksi cuaca satu minggu ke depan dengan tiga hari ke depan sejak Minggu (30/10/2022) dan empat hari seterusnya. Tidak dapat dilakukan prediksi merata seperti menggunakan ukuran satu minggu, karena ada beberapa wilayah yang kondisinya berbeda.

“Untuk tiga hari ke depan itu di daerah Kalteng bagian barat dan barat daya itu cenderung agak kering untuk tiga hari ke depan. Jadi untuk wilayah Sukamara, Seruyan, Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), dan Lamandau curah hujan sedikit menurun dari biasanya,” beber Reni kepada Kalteng Pos saat diwawancarai via telepon, Minggu (30/10).

“Untuk wilayah lain merata di seluruh kabupaten di Kalteng, berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat,” tambahnya.

Kendati lima wilayah tersebut curah hujannya sedikit menurun, tapi masih berpotensi turun hujan intensitas ringan atau berawan. Sementara wilayah kabupaten lainnya berpotensi turun hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, kilat, dan angin kencang.

“Tiga hari di awal memang terdapat perbedaan di mana lima kabupaten mengalami penurunan intensitas hujan. Namun setelah itu, hujan kembali merata di seluruh wilayah di Kalteng, termasuk lima kabupaten yang tiga hari pertama sempat menurun,” ungkapnya.

Dapat disimpulkan bahwa kondisi hujan di tiga hari pertama sejak Minggu (30/10) di wilayah bagian barat dan barat daya Kalteng mengalami penurunan intensitas hujan. Sementara wilayah lain tetap merata. Terkait dengan potensi hujan, jika melihat intensitas hujan yang ada, maka tidak dapat diprediksi secara pasti. Dikatakan Reni, potensi banjir cukup merata di wilayah Kalteng, termasuk wilayah bagian barat yang sebelumnya memang mengalami penurunan intensitas hujan.

Baca Juga :  Ditpolairud Tangkap Pelaku Pembalakan Liar

“Untuk wilayah lain selama satu minggu ke depan ini diperkirakan turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Nah, kemungkinan besar terjadi banjir, apalagi untuk daerah-daerah dataran rendah dan sepanjang aliran sungai, potensi banjirnya masih tinggi,” tuturnya.

Daerah lain yang berpotensi banjir yakni Gunung Mas, Murung Raya, Pulang Pisau, Kapuas, Katingan, dan Barito Utara.

“Itu adalah daerah-daerah langganan terjadi banjir, mengingat prediksi cuaca selama satu minggu ke depan memperlihatkan bahwa daerah-daerah itu akan mengalami hujan dari intensitas sedang hingga lebat,” ucapnya. “Karena memang untuk di wilayah bagian tengah ke timur, kalau kita lihat dari data, ada belokan angin, makanya curah hujan cukup tinggi,” tambahnya.

Terkait dengan beberapa wilayah banjir yang tidak menunjukkan penyurutan muka air meski intensitas hujan menurun seperti di Kobar, Reni mengakui terjadi belokan angin dan perlambatan angin. Biasanya jika terjadi belokan, otomatis akan turun hujan dengan intensitas cukup tinggi.

“Analoginya seperti kita naik motor, terus waktu membelok di belokan otomatis kita agak mengerem atau mengurangi kecepatan, nah karena kecepatan anginnya di situ melambat, jadi awan-awan itu ngumpul, sehingga potensi untuk tumbuhnya awan hujan cukup tinggi, karena ada belokan angin dan konvergensi (pertemuan massa udara),” jelasnya.

Melihat prediksi akan potensi curah yang akan terjadi, Reni mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, karena pada umumnya disertai petir, kilat, dan angin kencang. ”Juga waspada terhadap genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang dampak intensitas hujan yang cukup tinggi,” tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, banjir di Kalteng berangsung surut. Hal ini dibenarkan Kepala BPBPK Kalteng Falery Tuwan.

Baca Juga :  Siapa Aktor Intelektual Tipikor Proyek Kontainer?

“Ya, saat ini ada beberapa yang masih bertahan, tapi ada juga yang sudah surut, seperti di Kabupaten Lamandau,” ucap Falery kepada wartawan Kalteng Pos, Minggu (30/10).

Selain Lamandau, wilayah yang juga telah surut yakni Palangka Raya, Barito Utara, dan Barito Selatan.  Perkantoran dan sekolah yang terdampak sebelumnya, kini sudah mulai beroperasi seperti biasa.

Dari 10 kabupaten/kota yang dilanda banjir, kini tersisa 6 kabupaten yang masih terdampak. Yakni Katingan, Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur, Sukamara, Pulang Pisau, dan Seruyan.

Berdasarkan data yang masuk, ada 19.990 KK dan 254 fasilitas umum terdampak. Seperti fasilitas pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, tempat ibadah, gedung dan perkantoran, serta jembatan dan jalan.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng Syaifudi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan program khusus untuk siswa yang ketinggalan pembelajaran akibat bencan banjir yang melanda. Sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan, pihaknya akan berusaha agar materi-materi yang disampaikan bisa dituntaskan dan diterima oleh para pelajar.

“Program tersebut berupa penambahan jam pembelajaran dan tugas mandiri. Namun tugas tersebut tidak akan dipaksakan,” ucap Syaifudi.

Kebijakan itu dibuat setelah pihaknya meninjau lokasi banjir bersama Gubernur Sugianto Sabran. Ia menjelaskan, sudah dua minggu lebih tidak ada aktivitas pembelajaran di SMK Negeri 4 Pangkalan Bun.

“Proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan karena gedung sekolah terdampak banjir, seperti di SMKN 4 Pangkalan Bun,” ucapnya.

Sementara, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kalteng Erlin Hardi menyebut bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas-dinas di kabupaten/kota terdampak banjir untuk keperluan pendataan.

“Sekarang masih banjir, nanti kami akan lakukan koordinasi dengan dinas yang ada kabupaten/kota terdampak banjir untuk urusan pendataan,” ucap Erlin.

Pihaknya memastikan bahwa ke depannya ada beberapa fasilitas, jalan, dan rumah yang akan diperbaiki. Untuk itu perlu ada koordinasi dengan dinas terkait di kabupaten/kota untuk penanggulangan kawasan terdampak banjir. “Koordinasi ini juga untuk pelaksanaan nanti, sudah ada pembagian pekerjaan sesuai dengan koridor,” tegas Erlin. (dan/irj/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Ancaman banjir masih menghantui beberapa wilayah di Kalteng. Selain melanda wilayah barat, banjir juga berpotensi terjadi di enam daerah di Bumi Tambun Bungai. Keenam daerah yang perlu mengantisipasi adalah Kabupaten Gunung Mas (Gumas), Kapuas, Pulang Pisau (Pulpis), Katingan, dan Barito Utara (Batara).

Dua pekan terakhir wilayah Kalteng secara umum dilanda hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat. Namun, juga ada beberapa daerah yang mengalami penurunan intensitas hujan. Hal ini disampaikan oleh prakirawan cuaca Kantor BMKG Kota Palangka Raya Renianata.

Ia mengatakan satu minggu ke depan untuk prediksi cuaca bagi beberapa wilayah di Kalteng sebagian besar daerah mengalami intensitas hujan yang cukup merata. Namun juga ada sebagian kecil wilayah yang mengalami penurunan intensitas hujan. Renianata membagi prediksi cuaca satu minggu ke depan dengan tiga hari ke depan sejak Minggu (30/10/2022) dan empat hari seterusnya. Tidak dapat dilakukan prediksi merata seperti menggunakan ukuran satu minggu, karena ada beberapa wilayah yang kondisinya berbeda.

“Untuk tiga hari ke depan itu di daerah Kalteng bagian barat dan barat daya itu cenderung agak kering untuk tiga hari ke depan. Jadi untuk wilayah Sukamara, Seruyan, Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), dan Lamandau curah hujan sedikit menurun dari biasanya,” beber Reni kepada Kalteng Pos saat diwawancarai via telepon, Minggu (30/10).

“Untuk wilayah lain merata di seluruh kabupaten di Kalteng, berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat,” tambahnya.

Kendati lima wilayah tersebut curah hujannya sedikit menurun, tapi masih berpotensi turun hujan intensitas ringan atau berawan. Sementara wilayah kabupaten lainnya berpotensi turun hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, kilat, dan angin kencang.

“Tiga hari di awal memang terdapat perbedaan di mana lima kabupaten mengalami penurunan intensitas hujan. Namun setelah itu, hujan kembali merata di seluruh wilayah di Kalteng, termasuk lima kabupaten yang tiga hari pertama sempat menurun,” ungkapnya.

Dapat disimpulkan bahwa kondisi hujan di tiga hari pertama sejak Minggu (30/10) di wilayah bagian barat dan barat daya Kalteng mengalami penurunan intensitas hujan. Sementara wilayah lain tetap merata. Terkait dengan potensi hujan, jika melihat intensitas hujan yang ada, maka tidak dapat diprediksi secara pasti. Dikatakan Reni, potensi banjir cukup merata di wilayah Kalteng, termasuk wilayah bagian barat yang sebelumnya memang mengalami penurunan intensitas hujan.

Baca Juga :  Ditpolairud Tangkap Pelaku Pembalakan Liar

“Untuk wilayah lain selama satu minggu ke depan ini diperkirakan turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Nah, kemungkinan besar terjadi banjir, apalagi untuk daerah-daerah dataran rendah dan sepanjang aliran sungai, potensi banjirnya masih tinggi,” tuturnya.

Daerah lain yang berpotensi banjir yakni Gunung Mas, Murung Raya, Pulang Pisau, Kapuas, Katingan, dan Barito Utara.

“Itu adalah daerah-daerah langganan terjadi banjir, mengingat prediksi cuaca selama satu minggu ke depan memperlihatkan bahwa daerah-daerah itu akan mengalami hujan dari intensitas sedang hingga lebat,” ucapnya. “Karena memang untuk di wilayah bagian tengah ke timur, kalau kita lihat dari data, ada belokan angin, makanya curah hujan cukup tinggi,” tambahnya.

Terkait dengan beberapa wilayah banjir yang tidak menunjukkan penyurutan muka air meski intensitas hujan menurun seperti di Kobar, Reni mengakui terjadi belokan angin dan perlambatan angin. Biasanya jika terjadi belokan, otomatis akan turun hujan dengan intensitas cukup tinggi.

“Analoginya seperti kita naik motor, terus waktu membelok di belokan otomatis kita agak mengerem atau mengurangi kecepatan, nah karena kecepatan anginnya di situ melambat, jadi awan-awan itu ngumpul, sehingga potensi untuk tumbuhnya awan hujan cukup tinggi, karena ada belokan angin dan konvergensi (pertemuan massa udara),” jelasnya.

Melihat prediksi akan potensi curah yang akan terjadi, Reni mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, karena pada umumnya disertai petir, kilat, dan angin kencang. ”Juga waspada terhadap genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang dampak intensitas hujan yang cukup tinggi,” tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, banjir di Kalteng berangsung surut. Hal ini dibenarkan Kepala BPBPK Kalteng Falery Tuwan.

Baca Juga :  Siapa Aktor Intelektual Tipikor Proyek Kontainer?

“Ya, saat ini ada beberapa yang masih bertahan, tapi ada juga yang sudah surut, seperti di Kabupaten Lamandau,” ucap Falery kepada wartawan Kalteng Pos, Minggu (30/10).

Selain Lamandau, wilayah yang juga telah surut yakni Palangka Raya, Barito Utara, dan Barito Selatan.  Perkantoran dan sekolah yang terdampak sebelumnya, kini sudah mulai beroperasi seperti biasa.

Dari 10 kabupaten/kota yang dilanda banjir, kini tersisa 6 kabupaten yang masih terdampak. Yakni Katingan, Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur, Sukamara, Pulang Pisau, dan Seruyan.

Berdasarkan data yang masuk, ada 19.990 KK dan 254 fasilitas umum terdampak. Seperti fasilitas pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, tempat ibadah, gedung dan perkantoran, serta jembatan dan jalan.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng Syaifudi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan program khusus untuk siswa yang ketinggalan pembelajaran akibat bencan banjir yang melanda. Sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan, pihaknya akan berusaha agar materi-materi yang disampaikan bisa dituntaskan dan diterima oleh para pelajar.

“Program tersebut berupa penambahan jam pembelajaran dan tugas mandiri. Namun tugas tersebut tidak akan dipaksakan,” ucap Syaifudi.

Kebijakan itu dibuat setelah pihaknya meninjau lokasi banjir bersama Gubernur Sugianto Sabran. Ia menjelaskan, sudah dua minggu lebih tidak ada aktivitas pembelajaran di SMK Negeri 4 Pangkalan Bun.

“Proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan karena gedung sekolah terdampak banjir, seperti di SMKN 4 Pangkalan Bun,” ucapnya.

Sementara, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kalteng Erlin Hardi menyebut bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas-dinas di kabupaten/kota terdampak banjir untuk keperluan pendataan.

“Sekarang masih banjir, nanti kami akan lakukan koordinasi dengan dinas yang ada kabupaten/kota terdampak banjir untuk urusan pendataan,” ucap Erlin.

Pihaknya memastikan bahwa ke depannya ada beberapa fasilitas, jalan, dan rumah yang akan diperbaiki. Untuk itu perlu ada koordinasi dengan dinas terkait di kabupaten/kota untuk penanggulangan kawasan terdampak banjir. “Koordinasi ini juga untuk pelaksanaan nanti, sudah ada pembagian pekerjaan sesuai dengan koridor,” tegas Erlin. (dan/irj/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/