Kamis, September 19, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Kisah Pelaku UMKM Hijab Batik Khas Kalteng

“Saya ingin semua corak khas Kalteng tertuang pada hijab yang saya produksi,aAlhamdulillah saat ini motif hampir seluruh kabupaten/kota sudah mulai tergambar dan menjadi kerudung Kalteng khususnya kabupaten/kota tersebut,” ujar perempuan yang sehari-harinya juga sebagai pembawa acara.

Ken makin semangat mendesain untuk menciptakan produk Borneo Hijab dengan berbagai macam motif. Di sisi lain ia pun juga menerima pesanan hijab secara eksklusif. Hijab yang ia produksi ini terus diperbarui model desainnnya. Bahkan beberapa konsumen juga memesan secara eksklusif.

“Saya tidak hanya melayani pemesanan dalam jumlahbesar, tapi juga melayani pemesanan desain hijab oleh perorangan bahkan dengan satuan lembar. Biasanya yang memesan eksklusif ada beberapa untuk seragam dan berbagai kegiatan, untuk perseorangan biasanya memilih dari salah satu desain yang sudah saya ciptakan dengan sedikit perubahan,” beber perempuan yang lahir 16 Oktober 1989 lalu.

Ditegaskannya, memang bukan hal yang mudah memulai usaha di saat pelaku usaha yang lainnya terjatuh akibat pandmei Covid-19. Namun hal itu tidak membuat Ken berkecil hati. Justru sebagai penyemangat baginya untuk membuat inovasi-inovasi baru dalam mempromosikan produk-produk hijabnya.

Baca Juga :  Estetika Kota Harus Dijaga

“Pertama kali saya mempromosikan hanya mengenalkan melalui teman dan beberapa kontak di ponsel saya,” beber perempuan yang akan berulang tahun beberapa hari ke depan.

Bahkan Ken yang sebelumnya jarang aktif di media sosial akhirnya dituntut aktif di media sosial demi mempromosikan produk-produknya. Setiap hari ia harus mengunggah foto-foto hijab pada akun media sosialnya. Di sisi lain, ia juga memasarkan ke teman-teman dan instansi pemerintahan.

Usahanya pun membuahkan hasil. Seiring waktu jumlah konsumen terus bertambah. Saat ini sudah banyak pemesanan dari luar Palangka Raya, bahkan luar Kalteng hingga luar Pulau Kalimantan. Produk-produknya pun sudah pernah dikirimkan ke Kaltim, Jakarta, Malang, Palembang, hingga NTB.

“Saya juga sudah membuka reseller untuk mempermudah para konsumen mendapatkan produk-produk hijab saya,” tuturnya.

Ken menyebut, di setiap kabupaten/kota di Kalteng sudah ada reseller, minimal dua orang. Karena ia memulai usaha di awal pandemi Covid-19, hingga saat ini ia belum memiliki galeri khusus untuk produk hijabnya. Hanya bisa dipajangkan di ruang tamu rumahnya.

Baca Juga :  Biduan Dilecehkan di Panggung Dangdut

“Berharap ke depan bisa punya galeri khusus. Selain di rumah, saya juga sudah mendisplay di Dekranasda Kalteng, bahkan saat ini saya sedang membangun kerja sama dengan BUMN PT Sarinah,” tutur perempuan berparas ayu ini.

Dalam rangka mempromosikan produknya dan memperkenalkan hijab khas Kalteng ini, ia selalu aktif mengikuti berbagai event. Perempuan asli Kota Palangka Raya ini mengaku pada dasarnya memang tidak memiliki keahlian dalam hal menggambar. Hanya karena termotivasi menciptakan hijab yang cantik dengan motif khas Dayak, ia pun mulai belajar autodidak dengan memanfaatkan gadget.

“Saya itu tidak bisa menggambar, tapi karena saya ingin menciptakan sesuatu hal yang cantik dan menarik, terlebih mengenalkan kekhasan Kalteng, maka saya terinspirasi, sampai saat ini saya terus belajar menggambar,” beber Ken.

“Saya ingin semua corak khas Kalteng tertuang pada hijab yang saya produksi,aAlhamdulillah saat ini motif hampir seluruh kabupaten/kota sudah mulai tergambar dan menjadi kerudung Kalteng khususnya kabupaten/kota tersebut,” ujar perempuan yang sehari-harinya juga sebagai pembawa acara.

Ken makin semangat mendesain untuk menciptakan produk Borneo Hijab dengan berbagai macam motif. Di sisi lain ia pun juga menerima pesanan hijab secara eksklusif. Hijab yang ia produksi ini terus diperbarui model desainnnya. Bahkan beberapa konsumen juga memesan secara eksklusif.

“Saya tidak hanya melayani pemesanan dalam jumlahbesar, tapi juga melayani pemesanan desain hijab oleh perorangan bahkan dengan satuan lembar. Biasanya yang memesan eksklusif ada beberapa untuk seragam dan berbagai kegiatan, untuk perseorangan biasanya memilih dari salah satu desain yang sudah saya ciptakan dengan sedikit perubahan,” beber perempuan yang lahir 16 Oktober 1989 lalu.

Ditegaskannya, memang bukan hal yang mudah memulai usaha di saat pelaku usaha yang lainnya terjatuh akibat pandmei Covid-19. Namun hal itu tidak membuat Ken berkecil hati. Justru sebagai penyemangat baginya untuk membuat inovasi-inovasi baru dalam mempromosikan produk-produk hijabnya.

Baca Juga :  Estetika Kota Harus Dijaga

“Pertama kali saya mempromosikan hanya mengenalkan melalui teman dan beberapa kontak di ponsel saya,” beber perempuan yang akan berulang tahun beberapa hari ke depan.

Bahkan Ken yang sebelumnya jarang aktif di media sosial akhirnya dituntut aktif di media sosial demi mempromosikan produk-produknya. Setiap hari ia harus mengunggah foto-foto hijab pada akun media sosialnya. Di sisi lain, ia juga memasarkan ke teman-teman dan instansi pemerintahan.

Usahanya pun membuahkan hasil. Seiring waktu jumlah konsumen terus bertambah. Saat ini sudah banyak pemesanan dari luar Palangka Raya, bahkan luar Kalteng hingga luar Pulau Kalimantan. Produk-produknya pun sudah pernah dikirimkan ke Kaltim, Jakarta, Malang, Palembang, hingga NTB.

“Saya juga sudah membuka reseller untuk mempermudah para konsumen mendapatkan produk-produk hijab saya,” tuturnya.

Ken menyebut, di setiap kabupaten/kota di Kalteng sudah ada reseller, minimal dua orang. Karena ia memulai usaha di awal pandemi Covid-19, hingga saat ini ia belum memiliki galeri khusus untuk produk hijabnya. Hanya bisa dipajangkan di ruang tamu rumahnya.

Baca Juga :  Biduan Dilecehkan di Panggung Dangdut

“Berharap ke depan bisa punya galeri khusus. Selain di rumah, saya juga sudah mendisplay di Dekranasda Kalteng, bahkan saat ini saya sedang membangun kerja sama dengan BUMN PT Sarinah,” tutur perempuan berparas ayu ini.

Dalam rangka mempromosikan produknya dan memperkenalkan hijab khas Kalteng ini, ia selalu aktif mengikuti berbagai event. Perempuan asli Kota Palangka Raya ini mengaku pada dasarnya memang tidak memiliki keahlian dalam hal menggambar. Hanya karena termotivasi menciptakan hijab yang cantik dengan motif khas Dayak, ia pun mulai belajar autodidak dengan memanfaatkan gadget.

“Saya itu tidak bisa menggambar, tapi karena saya ingin menciptakan sesuatu hal yang cantik dan menarik, terlebih mengenalkan kekhasan Kalteng, maka saya terinspirasi, sampai saat ini saya terus belajar menggambar,” beber Ken.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/