Sosok Hj Faridawaty Darlan Atjeh sangat familier di Bumi Tambun Bungai. Dikenal sebagai pengusaha dan politikus yang kerap menjadi narasumber bagi media cetak, elektronik, maupun online. Dia masih menjadi satu-satunya perempuan yang dipercaya memimpin partai politik di tingkat Provinsi Kalteng.
EMANUEL LIU, Palangka Raya
NAMA Hj Faridawaty Darland Atjeh, S.E., M.M. sudah dikenal sejak menjadi komisioner di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalteng. Selain sebagai anggota, Faridawaty juga dipercayakan sebagai ketua pada lembaga penyelenggara pemilu tersebut periode 2008-2012.
Sukses memimpin penyelenggaraan pesta demokrasi di Kalteng, Faridawaty juga aktif di Ormas Nasional Demokrat. Pada 2011 dipercayakan sebagai ketua ormas yang pada tahun yang sama diubah menjadi partai politik (parpol) bernama Partai NasDem. Faridawaty pun diberi amanah oleh Ketua Umum Surya Paloh menjabat sebagai Ketua DPW NasDem Kalteng.
Kepercayaan yang diberikan itu direspons dengan kinerja yang luar biasa. Faridawaty berhasil membawa NasDem berjaya. Dibuktikan dengan raihan jumlah kursi di DPRD kabupaten/kota dan provinsi yang terus meningkat dan berhasil mempertahankan satu wakil dari dapil Kalteng di DPR RI.
Faridawaty menyebut, sebelum Ormas Nasional Demokrat berubah menjadi Partai NasDem, perjuangan hanya terbatas menyuarakan aspirasi saja. Tidak termasuk sebagai pengambil kebijakan.
“Jika terus menerus di ormas, maka apapun yang akan diperjuangkan hanya sekadar menyuarakan, tidak bisa memutuskan, karena pengambil keputusan bukan itu jalurnya, tapi melalui jalur politik, karena pemerintahan dibentuk dari proses politik. Maka saat itu Surya Paloh memutuskan mendirikan partai baru yang dinamai NasDem,” ujar Faridawaty kepada Kalteng Pos di ruang kerjanya, kemarin (4/1).
“Saya belum pernah berpolitik walaupun orang tua saya politikus (Partai Golkar). Namun kemudian dipercaya untuk menempati posisi Ketua DPW NasDem, saat itu menjadi satu-satunya perempuan yang menjabat ketua DPW,” ungkap Faridawaty.
Setelah terbentuknya parpol, lanjut Faridawaty, dituntut masuk pada lingkaran pengambilan keputusan, sehingga dapat memperjuangkan apa yang diinginkan masyarakat luas. Menurutnya, pola pikir masyarakat yang menilai pesta rakyat merupakan pesta bagi-bagi uang saat kampanye dan lainnya merupakan hal yang salah dan harus segera diubah.
“Hal seperti itu tidak serta-merta diperbaiki, sehingga NasDem mengambil itu dalam lingkaran pengambilan kekuasaan, barulah perlahan mengubah pola pikir masyarakat,” tegasnya.