Ibnu: PTM Jalan Terus, Tetap Laksanakan
BANJARMASIN-Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina kecewa dengan keputusan pemerintah pusat yang kembali menetapkan PPKM level 4 sampai 18 Oktober. Baginya, keputusan itu menyakiti hati masyarakat yang sudah membantu menekan laju penularan COVID-19.
“Kalau seperti ini terus, kasihan warga. Apalagi perekonomian baru mulai terasa bergeliat lagi,” ungkapnya kemarin (5/10) seperti dikutip dari prokalsel.co (grup kaltengonline.com)
Meski manut dengan instruksi pusat, Ibnu tentu boleh memprotes. “Nanti dievaluasi lagi. Kemarin kan kami sudah menyampaikan data ke Kementerian Kesehatan. Di Jakarta, diketahui sudah turun ke level 3. Eh tiba-tiba malah level 4 lagi,” ceritanya.
“Seluruh indikator, berada di level 2 atau 3. Intinya, kami protes. Mengapa pemerintah begitu,” tambahnya.
Sekarang, Ibnu memastikan, tetap akan ada pelonggaran. Rencana Dinas Pendidikan untuk membuka SD dan SMP tetap dilanjutkan.
“PTM (Pembelajaran Tatap Muka) jalan terus, tetap laksanakan. Disdik yang akan mengatur teknisnya seperti apa,” tegasnya.
Senada dengan Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Machli Riyadi. Menurutnya, pernyataan pusat dengan data di lapangan sungguh kontradiktif.
“Sebuah kebijakan inkonsisten kalau merujuk pada positivity rate yang dijadikan sebagai indikator penentuan level PPKM,” cecarnya.
Machli menyebut, ada kabupaten lain dengan angka rata-rata infeksi populasinya lebih tinggi dari Banjarmasin. Tapi malah diputuskan berada di level 2.
“Tentu kami bakal meminta klarifikasi dari pusat,” tegas Juru Bicara Satgas COVID-19 Banjarmasin itu.
Perihal pernyataan Ketua KPC-PEN, Airlangga Hartarto bahwa testing (pelacakan kasus) Banjarmasin masih kurang, Machli juga menepisnya.
“Dengan jumlah testing sebanyak 7.483 dari sebanyak 3.570 testing yang ditargetkan Mendagri, Banjarmasin justru tertinggi di Kalsel,” ulasnya.
Sebagai puncak kekesalannya, ia berharap, ke depan penentuan level PPKM diserahkan ke pemprov saja. Jangan lagi oleh pusat.
“Saya tidak menentang ya. Tapi perlu harmonisasi data. Agar terlihat secara riil, mana indikator yang belum bisa kami tekan,” tutupnya. (war/at/fud)