Minggu, November 24, 2024
24.7 C
Palangkaraya

Perketat Masuknya Hewan Ternak dari Luar Daerah

PALANGKA RAYA-Hari raya Iduladha atau hari raya haji tak lama lagi. Hari-hari menjelang perayaan besar keagamaan ini diwarnai dengan tingginya permintaan hewan ternak sapi dan kambing. Seiring dengan melonjaknya permintaan, maka perlu diperhatikan juga kesehatan dan kelayakan konsumsi dari kedua hewan ternak tersebut.

Pemprov Kalteng melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) mulai mengantisipasi masuknya hewan ternak seperti sapi dan kambing yang berpenyakitan di tengah lonjakan permintaan akan kedua hewan tersebut.

Kepala DTPHP Kalteng Hj Sunarti mengungkapkan, sejauh ini Kalteng memiliki stok sapi, kambing, domba, dan kerbau berkisar di angka 6.600 ekor. Jumlah tersebut, menurut Sunarti, cukup untuk memenuhi kebutuhan daging se-Kalteng.

“Jumlah demikian pada umumnya cukup untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di semua daerah se-Kalteng. Karena lazim digunakan itu sapi, sapi paling banyak di Kotawaringin Barat, karena ada peternakan sapi skala besar Sulung Ranch,” ungkapnya kepada awak media, Senin (5/6).

Sunarti mengatakan pihaknya terus mewaspadai penyakit dan virus yang kemungkinan besar dapat menyerang hewan ternak, khususnya sapi dan kambing. DTPHP Kalteng bersama pihak terkait mulai memperketat pengawasan kesehatan hewan ternak sapi dan kambing yang dipasok dari luar daerah.

“Kami mulai memperketat pengawasan terhadap pasokan sapi dan kambing dari luar daerah, khususnya dari daerah-daerah yang rawan penyakit hewan ternak seperti Sumatera dan Jawa Tengah, kami sangat ketat terhadap hewan yang datang dari daerah-daerah tersebut,” bebernya.

Daerah-daerah tersebut, lanjut Sunarti, berpotensi mendatangkan sapi dan kambing dengan penyakit LSD. LSD adalah penyakit menjijikkan yang menyerang hewan ternak dengan gejala berupa cacar di sekujur tubuh hewan tersebut.

“LSD itu disembelih untuk kurban juga enggak boleh. Kami sudah menutup jalur masuk dari Jawa Tengah karena berpotensi mendatangkan hewan dengan virus tersebut, sudah kami tutup dari dua bulan yang lalu,” ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut Sunarti, hewan dengan penyakit LSD belum masuk ke Bumi Tambun Bungai. Oleh karena itu, Sunarti menyebut pihaknya memperketat pengawasan titik-titik pintu masuk hewan ternak ke Kalteng.

“Jika nantinya ditemukan hewan ternak dengan penyakit LSD, akan segera kami lakukan penindakan, langkah pertama adalah hewan tersebut kami musnahkan, lalu kami antisipasi dengan memberikan vaksinasi ke hewan-hewan lain,” jelasnya.

Baca Juga :  Dishub Diminta Lakukan Evaluasi, Terkait Truk Angkutan Masuk Kota

Sunarti menambahkan, untuk saat ini Kalteng masih menyuplai sapi dan kambing dari luar daerah seperti Madura, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Jawa Timur. Untuk memastikan hewan-hewan ternak yang masuk ke Kalteng bebas virus, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota terkait kesiapan mengantisipasi dan menanggulangi hewan yang terdampak penyakit.

“Misalnya salah satu daerah tidak punya dokter hewan, nanti kami akan memperbantukan tenaga medis veteriner kami untuk memastikan agar sapi dan kambing yang akan digunakan untuk kurban sehat, bebas dari penyakit,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu penjual ternak Suryadi mengatakan, animo masyarakat khususnya warga Kota Palangka Raya untuk membeli hewan kurban, terutama sapi dan kambing, diperkirakan bakal lebih besar dibandingkan tahun lalu.

“Alhamdulillah sudah mulai banyak, kelihatan lancar,” kata pria yang akrab disapa Adi ini saat ditemui di Jalan Tjilik Riwut Km 9, Palangka Raya.

Adi sendiri mengaku membantu orang tuanya, Sundoro yang merupakan pemilik tempat berjualan ternak kurban. Pria berusia 20 tahun ini menjelaskan, di tempat mereka berjualan ini tersedia ternak kurban sapi dan kambing. Ada sekitar 100 ekor ternak sapi dan kambing yang dijual.

Adi mengatakan hewan kurban tersebut disuplai dari pedagang ternak di Banjarmasin. Ternak-ternak itu didatangkan dari Kupang, Provinsi NTT. Hewan ternak dipesan sejak dua bulan lalu. “Pemesanan itu dari sebelum lebaran Idulfitri,” beber Adi.

“Sesudah sapi-sapi ini sampai di Banjarmasin, kami diberitahu pengumpul, lalu kami datang ke sana untuk memilih sapi yang mau dibeli,” terang Adi yang diamini ibunya, Sunarti.

Lebih karya Adi menyebut, seluruh ternak sapi yang dijual sudah melalui proses pemeriksaan dan dipastikan semuanya dalam kondisi sehat. “Sudah didatangi orang dari dinas, di kuping-kuping ternak juga sudah diberi cap sehat dari kapal,” ujarnya.

Ditambahkan Sunarti, proses mendatangkan ternak sapi ini tidak mengalami hambatan. “Kalau dibandingkan tahun kemarin, sewaktu ada kasus PMK, kami kesulitan mendatangkan ternak, tahun ini lancar-lancar saja,” ucapnya.

Baca Juga :  Perusahaan Bisa Berikan Kontribusi

Terkait harga ternak sapi sendiri, diakui Adi ada kenaikan harga dibandingkan harga tahun lalu. Dijelaskannya bahwa harga sapi yang tahun lalu berada di kisaran Rp16juta, tahun ini naik menjadi Rp17 juta, bahkan lebih. Kenaikan harga karena adanya biaya pemeliharaan di tempat asal ternak sapi serta kenaikan biaya transportasi.

“Kenaikan ini karena biaya perawatannya naik, kan ini dipesan sejak sebelum hari raya Idulfitri,” terang Adi.

Adapun bobot ternak sapi yang didatangkan, lanjutnya, memiliki berat berkisar 160 kilogram. “Ada yang 120 kilo, itu yang paling kecil,” beber Sunarti sembari menerangkan bahwa sudah 10 tahun keluarganya berjualan ternak kurban.

Adi mengatakan, biasanya permintaan ternak kurban akan mencapai puncaknya seminggu menjelang Iduladha. Diterangkan Sunarti, selain berjualan ternak kurban, pihaknya juga menerima pesanan ternak untuk acara lainnya, seperti pesanan untuk acara aqiqah.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalteng Sutoyo mengungkapkan, kewenangan perizinan untuk masuknya hewan ternak seperti sapi dan kambing ada pada pihaknya.

“Kalau untuk perizinan, alur perizinan, dan permohonan pengiriman sapi ada di kami. Namun untuk dinas yang secara teknis menangani itu secara rinci adalah Dinas TPHP Kalteng, seperti memeriksa, sampel dan lainnya, jadi terkait persyaratan sapi bebas penyakit dan lain-lain itu tugasnya dinas teknis,” kata Sutoyo kepada wartawan, Selasa (6/6).

Kobar dan Kotim Terbanyak Datangkan Hewan Ternak dari Luar Daerah

Sutoyo mengatakan, daerah di Kalteng yang paling banyak mengajukan perizinan untuk pengiriman hewan ternak seperti sapi dan kambing dari luar daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur (Kotim), Kota Palangka Raya, dan Kapuas.

“Kobar dan Kotim merupakan daerah yang paling banyak mendatangkan hewan ternak sapi dan kambing dari luar daerah,” sebutnya.

Terkait persyaratan perizinan dan lain-lain, Sutoyo meminta kepada pihak berkepentingan untuk mengakses aplikasi Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) atau Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. (dan/sja/ce/ala)

 

PALANGKA RAYA-Hari raya Iduladha atau hari raya haji tak lama lagi. Hari-hari menjelang perayaan besar keagamaan ini diwarnai dengan tingginya permintaan hewan ternak sapi dan kambing. Seiring dengan melonjaknya permintaan, maka perlu diperhatikan juga kesehatan dan kelayakan konsumsi dari kedua hewan ternak tersebut.

Pemprov Kalteng melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) mulai mengantisipasi masuknya hewan ternak seperti sapi dan kambing yang berpenyakitan di tengah lonjakan permintaan akan kedua hewan tersebut.

Kepala DTPHP Kalteng Hj Sunarti mengungkapkan, sejauh ini Kalteng memiliki stok sapi, kambing, domba, dan kerbau berkisar di angka 6.600 ekor. Jumlah tersebut, menurut Sunarti, cukup untuk memenuhi kebutuhan daging se-Kalteng.

“Jumlah demikian pada umumnya cukup untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di semua daerah se-Kalteng. Karena lazim digunakan itu sapi, sapi paling banyak di Kotawaringin Barat, karena ada peternakan sapi skala besar Sulung Ranch,” ungkapnya kepada awak media, Senin (5/6).

Sunarti mengatakan pihaknya terus mewaspadai penyakit dan virus yang kemungkinan besar dapat menyerang hewan ternak, khususnya sapi dan kambing. DTPHP Kalteng bersama pihak terkait mulai memperketat pengawasan kesehatan hewan ternak sapi dan kambing yang dipasok dari luar daerah.

“Kami mulai memperketat pengawasan terhadap pasokan sapi dan kambing dari luar daerah, khususnya dari daerah-daerah yang rawan penyakit hewan ternak seperti Sumatera dan Jawa Tengah, kami sangat ketat terhadap hewan yang datang dari daerah-daerah tersebut,” bebernya.

Daerah-daerah tersebut, lanjut Sunarti, berpotensi mendatangkan sapi dan kambing dengan penyakit LSD. LSD adalah penyakit menjijikkan yang menyerang hewan ternak dengan gejala berupa cacar di sekujur tubuh hewan tersebut.

“LSD itu disembelih untuk kurban juga enggak boleh. Kami sudah menutup jalur masuk dari Jawa Tengah karena berpotensi mendatangkan hewan dengan virus tersebut, sudah kami tutup dari dua bulan yang lalu,” ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut Sunarti, hewan dengan penyakit LSD belum masuk ke Bumi Tambun Bungai. Oleh karena itu, Sunarti menyebut pihaknya memperketat pengawasan titik-titik pintu masuk hewan ternak ke Kalteng.

“Jika nantinya ditemukan hewan ternak dengan penyakit LSD, akan segera kami lakukan penindakan, langkah pertama adalah hewan tersebut kami musnahkan, lalu kami antisipasi dengan memberikan vaksinasi ke hewan-hewan lain,” jelasnya.

Baca Juga :  Dishub Diminta Lakukan Evaluasi, Terkait Truk Angkutan Masuk Kota

Sunarti menambahkan, untuk saat ini Kalteng masih menyuplai sapi dan kambing dari luar daerah seperti Madura, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Jawa Timur. Untuk memastikan hewan-hewan ternak yang masuk ke Kalteng bebas virus, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota terkait kesiapan mengantisipasi dan menanggulangi hewan yang terdampak penyakit.

“Misalnya salah satu daerah tidak punya dokter hewan, nanti kami akan memperbantukan tenaga medis veteriner kami untuk memastikan agar sapi dan kambing yang akan digunakan untuk kurban sehat, bebas dari penyakit,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu penjual ternak Suryadi mengatakan, animo masyarakat khususnya warga Kota Palangka Raya untuk membeli hewan kurban, terutama sapi dan kambing, diperkirakan bakal lebih besar dibandingkan tahun lalu.

“Alhamdulillah sudah mulai banyak, kelihatan lancar,” kata pria yang akrab disapa Adi ini saat ditemui di Jalan Tjilik Riwut Km 9, Palangka Raya.

Adi sendiri mengaku membantu orang tuanya, Sundoro yang merupakan pemilik tempat berjualan ternak kurban. Pria berusia 20 tahun ini menjelaskan, di tempat mereka berjualan ini tersedia ternak kurban sapi dan kambing. Ada sekitar 100 ekor ternak sapi dan kambing yang dijual.

Adi mengatakan hewan kurban tersebut disuplai dari pedagang ternak di Banjarmasin. Ternak-ternak itu didatangkan dari Kupang, Provinsi NTT. Hewan ternak dipesan sejak dua bulan lalu. “Pemesanan itu dari sebelum lebaran Idulfitri,” beber Adi.

“Sesudah sapi-sapi ini sampai di Banjarmasin, kami diberitahu pengumpul, lalu kami datang ke sana untuk memilih sapi yang mau dibeli,” terang Adi yang diamini ibunya, Sunarti.

Lebih karya Adi menyebut, seluruh ternak sapi yang dijual sudah melalui proses pemeriksaan dan dipastikan semuanya dalam kondisi sehat. “Sudah didatangi orang dari dinas, di kuping-kuping ternak juga sudah diberi cap sehat dari kapal,” ujarnya.

Ditambahkan Sunarti, proses mendatangkan ternak sapi ini tidak mengalami hambatan. “Kalau dibandingkan tahun kemarin, sewaktu ada kasus PMK, kami kesulitan mendatangkan ternak, tahun ini lancar-lancar saja,” ucapnya.

Baca Juga :  Perusahaan Bisa Berikan Kontribusi

Terkait harga ternak sapi sendiri, diakui Adi ada kenaikan harga dibandingkan harga tahun lalu. Dijelaskannya bahwa harga sapi yang tahun lalu berada di kisaran Rp16juta, tahun ini naik menjadi Rp17 juta, bahkan lebih. Kenaikan harga karena adanya biaya pemeliharaan di tempat asal ternak sapi serta kenaikan biaya transportasi.

“Kenaikan ini karena biaya perawatannya naik, kan ini dipesan sejak sebelum hari raya Idulfitri,” terang Adi.

Adapun bobot ternak sapi yang didatangkan, lanjutnya, memiliki berat berkisar 160 kilogram. “Ada yang 120 kilo, itu yang paling kecil,” beber Sunarti sembari menerangkan bahwa sudah 10 tahun keluarganya berjualan ternak kurban.

Adi mengatakan, biasanya permintaan ternak kurban akan mencapai puncaknya seminggu menjelang Iduladha. Diterangkan Sunarti, selain berjualan ternak kurban, pihaknya juga menerima pesanan ternak untuk acara lainnya, seperti pesanan untuk acara aqiqah.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalteng Sutoyo mengungkapkan, kewenangan perizinan untuk masuknya hewan ternak seperti sapi dan kambing ada pada pihaknya.

“Kalau untuk perizinan, alur perizinan, dan permohonan pengiriman sapi ada di kami. Namun untuk dinas yang secara teknis menangani itu secara rinci adalah Dinas TPHP Kalteng, seperti memeriksa, sampel dan lainnya, jadi terkait persyaratan sapi bebas penyakit dan lain-lain itu tugasnya dinas teknis,” kata Sutoyo kepada wartawan, Selasa (6/6).

Kobar dan Kotim Terbanyak Datangkan Hewan Ternak dari Luar Daerah

Sutoyo mengatakan, daerah di Kalteng yang paling banyak mengajukan perizinan untuk pengiriman hewan ternak seperti sapi dan kambing dari luar daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur (Kotim), Kota Palangka Raya, dan Kapuas.

“Kobar dan Kotim merupakan daerah yang paling banyak mendatangkan hewan ternak sapi dan kambing dari luar daerah,” sebutnya.

Terkait persyaratan perizinan dan lain-lain, Sutoyo meminta kepada pihak berkepentingan untuk mengakses aplikasi Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) atau Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. (dan/sja/ce/ala)

 

Artikel Terkait

Serap Aspirasi, PT BGA Gelar Forsimas

Pilkada Kapuas Diikuti Lima Paslon

MAKAN BERGIZI GRATIS

Terpopuler

Artikel Terbaru

/