Warga sekitar bernama Aya menyampaikan, banjir besar mulai terjadi sejak Senin malam (6/9) sekitar pukul 22.00-23.00 WIB. Air makin meluap pada Selasa (7/9). Ia mengaku bahwa banjir kali ini merupakan terparah yang pernah terjadi selama ia tinggal di Kasongan.
“Dulu-dulu biar ada banjir, saya dan tetangga enggak pernah ngungsi. Baru sekarang ini terpaksa ngungsi,” ucapnya sambil membenahi barang-barang yang dibawa dari rumahnya ke tenda pengungsian.
Aya beserta istri dan anaknya saat ini memilih tinggal sementara di posko pengungsian di Taman Religi. Berdasarkan pemantauan, terdapat ratusan warga yang ikut mengungsi di posko pengungsian. Ada dua tenda yang disapkan untuk pengungsi serta kendaraan yang difungsikan untuk dapur umum.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Katingan Elmon Sianturi mengatakan, pihaknya menyiapkan 12 lokasi posko pengungsian untuk para korban banjir di Kasongan. Baik dari Pemkab Katingan, kepolisian, Kemensos, dan TNI. Selain posko yang tercatat itu, ada juga posko pengungsian yang dibangun oleh pengurus RT dan RW.
Bantuan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok sudah mulai disalurkan. Ada 16 ton beras yang siap disalurkan.
Pendistribusian langsung ke rumah-rumah warga mengalami hambatan. Salah satunya karena terbatasnya sarana transportasi untuk menjangkau daerah-daerah yang dianggap perlu untuk segera diberi bantuan.
Elmon mencontohkan, ada tiga kecamatan di daerah hilir Katingan yang belum bisa terjangkau pendistribusian bantuan karena putusnya akses transportasi untuk menjangkau daerah tersebut. Meski demikian, pihak Pemkab Katingan terus berupaya dengan segala cara untuk secepatnya menyalurkan bantuan.
Pemandangan banjir juga tampak di jalan raya. Ketinggian air di jalur trans Kalimantan Kasongan-Kereng Pangi sudah setinggi pinggang orang dewasa. Terutama di daerah Km 14 dan 15, tak jauh dari Desa Hampalit. Tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda dua maupun lebih. “Untuk itu kami sampaikan lagi kepada masyarakat pengguna jalan dari arah Sampit maupun Palangka Raya agar menahan diri dan tidak melintas di lokasi itu sementara waktu,” tegas Kapolres Katingan AKBP Paulus Sonny Bhakti Wibowo.
Pihaknya berharap agar masyarakat bersabar sampai kondisi betul-betul aman. “Jangan sampai memaksakan diri. Kondisi sama sekali tidak memungkinkan untuk dilintasi,” tandasnya.
Banjir di Katingan sudah menelan dua korban jiwa. Mereka tersetrum aliran listrik. Dua korban itu berada di Kecamatan Katingan Tengah dan Katingan Hilir.
Salah satu korban yang bernama Agus Sutanto diketahui sedang mengecek kabel Wifi. Kala itu rumah tergenang banjir. Tiba-tiba listrik padam. Kemudian ipar korban mengecek ke dalam kamar. Dilihat Agus Susanto sudah dalam kondisi telentang sambil memegang seutas kabel.