Kabupaten tetangga yakni Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) juga dilanda banjir rob. Bencana gelombang air laut pasang menerjang Desa Cemantan, Kecamatan Kahayan Kuala. Banjir rob yang terjadi Minggu (5/12) sekitar pukul 18.30 WIB itu, disertai angin kencang dan gelombang. Gelombang besar menghantam rumah-rumah warga di wilayah pesisir.
Tercatat 5 rumah, 3 gudang, dan 1 gedung sarang burung walet rusak, serta 44 rumah warga terendam. “Sehingga total ada 53 bangunan terdampak,” kata Camat Kahayan Kuala H Muhammad Daulai, Rabu (8/12).
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, tapi masyarakat mengalami kerugian materi akibat yang tak sedikit jumlahnya.
“Kami sudah koordinasi dengan pemerintah desa setempat. Alhamdulillah tidak ada kejadian serupa,” tutur Daulai.
Dia mengungkapkan, banjir rob juga pernah terjadi pada 2020 lalu. Bahkan pada November 2021 juga terjadi banjir rob di desa tersebut hingga ke Desa Bahaur. “Namun banjir rob yang terjadi saat itu tidak disertai angin, hanya banjir rob biasa,” tandasnya.
Terpisah, Camat Pandih Batu Sarjanadi saat dikonfirmasi Kalteng Pos mengungkapkan, di wilayahnya terdapat lima desa yang terendam banjir rob. Yakni Desa Pangkoh Hulu, Pangkoh Hilir, Talio, Dandang, dan Karya Bersama. “Namun rendaman banjir rob itu hanya sebentar,” kata Sarjanadi.
Bergeser ke wilayah barat. Satu kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) juga terdampak banjir rob. Sejak Selasa malam (7/12), fenomena alam ini melanda wilayah Kecamatan Kumai. Kelurahan Kumai Hulu, Desa Kubu, Desa Teluk Bogam, Keraya, dan Sebuai terdampak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar Syahruni kepada Kalteng Pos mengatakan, tim gabungan langsung bergerak ke lokasi usai menerima informasi. Beberapa warga langsung dievakuasi ke tempat aman.
“Delapan unit rumah mengalami rusak ringan hingga berat. Informasi yang kami dapat, ada tiga orang sempat menghilang, tapi akhirnya diketahui selamat,” katanya.
Banjir rob ini, kata Syahruni, terjadi akibat curah hujan yang tinggi yang disertai angin kencang dan ombak yang cukup besar dengan gelombang pasang laut 30 cm. Banjir rob juga menyebabkan akses jalan utama, rumah, dan perahu warga di pesisir pantai mengalami kerusakan. Satu perahu di Desa Teluk Bogam rusak parah. Satu unit rumah atapnya rusak ringan di Desa Kubu. Berdasarkan data sementara, ada 8 kepala keluarga (KK) atau 31 jiwa yang terdampak.
“Kami imbau masyarakat yang tinggal di bibir pantai untuk selalu waspada. Sinyal telekomunikasi jadi kendala di lokasi,” ucapnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat langsung bertindak cepat setelah cuaca ekstrem melanda lima desa di Kecamatan Kumai. Bupati Kobar Hj Nurhidayah bersama forkopimda turun ke lokasi melihat langsung kondisi warga yang terdampak bencana, Rabu (7/12).
“Kami langsung gerak cepat untuk penindakan dan pemetaan terhadap kejadian ini demi membantu mereka yang terdampak. Kami langsung melakukan relokasi kepada tujuh KK yang kondisi rumahnya sudah sangat parah,” kata Bupati Kobar Hj Nurhidayah.
Menurut bupati, pemkab akan mengambil tindakan untuk jangka panjang. Antara lain menanam mangrove untuk mencegah abrasi, membangun pemecah ombak di bibir pantai, memberi pemahaman kepada masyarakat untuk mengantisipasi terulangnya bencana serupa. Pemkab akan memfasilitasi beberapa tempat sebagai lokasi relokasi agar warga tetap aman.