Jumat, September 20, 2024
29.1 C
Palangkaraya

Banjir Rob Terjang Kalteng

Antisipasi yang dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten terdampak, agar mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya yang tinggal di daerah pesisir.

“Kami terus monitor dan mengecek data-data penting. Biasanya terendam tidak lama dan diharapkan tidak menimbulkan kerugian atau kerusakan tempat tinggal warga,” harapnya sembari menyebut untuk wilayah Kobar, kendala yang dihadapi adalah susahnya sinyal telekomunikasi dan akses jalan menuju lokasi sempat terhambat karena sampah dan pohon tumbang.

Menyikapi banjir rob yang terjadi di hampir seluruh wilayah pesisir Kalteng, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kejadian ini disebabkan kenaikan pasang surut air laut. Peristiwa itu dibarengi dengan makin meningkatnya curah hujan di seluruh wilayah Kalteng, terutama di wilayah yang dilanda banjir rob. Hal ini dijelaskan oleh Renianatae selaku prakirawan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya kepada Kalteng Pos, kemarin (8/12).

Baca Juga :  Hamdhani Soroti Dana Bagi Hasil Perkebunan Sawit

“Berdasarkan pers rilis dari BMKG pusat, beberapa wilayah di Indonesia khususnya di Kalteng bagian pesisir dan bagian selatan terjadi kenaikan pasang surut air laut. Meningkat pula curah hujan serta tinggi gelombang di sekitar wilayah pesisir,” ucapnya.

Renianatae menyebut bahwa penyebab khusus terjadinya kenaikan pasang surut air laut karena adanya pengaruh dari tarikan gravitasi bulan terhadap bumi. Dalam beberapa hari ini terjadi fase di mana posisi orbit bulan dalam jarak terdekat dengan bumi atau dalam istilah astronomi disebut Perigee.

“Di sini berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang surut air laut (secara) maksimum di beberapa wilayah, khususnya di wilayah pesisir pantai dan wilayah selatan Kalteng,” ucap perempuan yang sudah bertugas sejak 2015 lalu.

Renianatae mengatakan, siklus kenaikan pasang surut air laut ini tidak bisa dipastikan berlangsung beberapa lama, karena berbeda-beda di tiap daerah. Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat Kalteng yang tinggal di wilayah pesisir, seperti di Kotawaringin Barat, Sukamara, Seruyan, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, dan Kapuas untuk mewaspadai fenomena alam ini.

Baca Juga :  Peduli Korban Banjir, Gubernur Bantu Sembako hingga Uang Tunai

Berdasarkan pantauan BMKG, ketinggian gelombang di wilayah pesisir Kalteng dalam satu minggu ke depan berada di kisaran tingkat rendah hingga sedang, yakni 0,5–1,25 meter. Kategori ini masih cukup aman bagi para nelayan untuk melaut. Meski demikian, pihaknya tetap mengingatkan warga pesisir untuk tetap mewaspadai kemungkinan banjir rob di wilayah masing-masing.

“Karena penyebab banjir rob, khususnya di wilayah Pulpis dan Kapuas, tidak hanya disebabkan air pasang, tapi juga karena curah hujan yang cukup tinggi,” ujarnya.

Disebutkannya, saat curah hujan tinggi, laju arus air sungai yang bergerak ke laut terjadi perlambatan di muara sungai akibat air pasang. Itulah yang menyebabkan terjadinya banjir rob.

Antisipasi yang dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten terdampak, agar mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya yang tinggal di daerah pesisir.

“Kami terus monitor dan mengecek data-data penting. Biasanya terendam tidak lama dan diharapkan tidak menimbulkan kerugian atau kerusakan tempat tinggal warga,” harapnya sembari menyebut untuk wilayah Kobar, kendala yang dihadapi adalah susahnya sinyal telekomunikasi dan akses jalan menuju lokasi sempat terhambat karena sampah dan pohon tumbang.

Menyikapi banjir rob yang terjadi di hampir seluruh wilayah pesisir Kalteng, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kejadian ini disebabkan kenaikan pasang surut air laut. Peristiwa itu dibarengi dengan makin meningkatnya curah hujan di seluruh wilayah Kalteng, terutama di wilayah yang dilanda banjir rob. Hal ini dijelaskan oleh Renianatae selaku prakirawan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya kepada Kalteng Pos, kemarin (8/12).

Baca Juga :  Hamdhani Soroti Dana Bagi Hasil Perkebunan Sawit

“Berdasarkan pers rilis dari BMKG pusat, beberapa wilayah di Indonesia khususnya di Kalteng bagian pesisir dan bagian selatan terjadi kenaikan pasang surut air laut. Meningkat pula curah hujan serta tinggi gelombang di sekitar wilayah pesisir,” ucapnya.

Renianatae menyebut bahwa penyebab khusus terjadinya kenaikan pasang surut air laut karena adanya pengaruh dari tarikan gravitasi bulan terhadap bumi. Dalam beberapa hari ini terjadi fase di mana posisi orbit bulan dalam jarak terdekat dengan bumi atau dalam istilah astronomi disebut Perigee.

“Di sini berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang surut air laut (secara) maksimum di beberapa wilayah, khususnya di wilayah pesisir pantai dan wilayah selatan Kalteng,” ucap perempuan yang sudah bertugas sejak 2015 lalu.

Renianatae mengatakan, siklus kenaikan pasang surut air laut ini tidak bisa dipastikan berlangsung beberapa lama, karena berbeda-beda di tiap daerah. Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat Kalteng yang tinggal di wilayah pesisir, seperti di Kotawaringin Barat, Sukamara, Seruyan, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, dan Kapuas untuk mewaspadai fenomena alam ini.

Baca Juga :  Peduli Korban Banjir, Gubernur Bantu Sembako hingga Uang Tunai

Berdasarkan pantauan BMKG, ketinggian gelombang di wilayah pesisir Kalteng dalam satu minggu ke depan berada di kisaran tingkat rendah hingga sedang, yakni 0,5–1,25 meter. Kategori ini masih cukup aman bagi para nelayan untuk melaut. Meski demikian, pihaknya tetap mengingatkan warga pesisir untuk tetap mewaspadai kemungkinan banjir rob di wilayah masing-masing.

“Karena penyebab banjir rob, khususnya di wilayah Pulpis dan Kapuas, tidak hanya disebabkan air pasang, tapi juga karena curah hujan yang cukup tinggi,” ujarnya.

Disebutkannya, saat curah hujan tinggi, laju arus air sungai yang bergerak ke laut terjadi perlambatan di muara sungai akibat air pasang. Itulah yang menyebabkan terjadinya banjir rob.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/