Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Masyarakat Akan Dapat Subsidi Minyak Goreng

PALANGKA RAYA-Kenaikan harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah berdampak pada naiknya harga jual minyak goreng di Pasar Besar Palangka Raya. Berdasarkan pantauan Kalteng Pos pada Minggu (9/1), harga jual minyak goreng salah satu merek masih bertahan di Rp22 ribu per liter. Padahal harga normalnya Rp17 ribu saja.

Berkenaan dengan tingginya harga minyak goreng saat ini, pemerintah meminta agar ada perusahaan besar swasta yang bersedia memberikan subsidi minyak goreng untuk masyarakat. Untuk wilayah Kalteng, pemerintah pusat menunjuk salah satu perusahaan produsen minyak goreng, yakni PT Citra Borneo Utama (CBU) di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

“Jadi subsidinya bukan langsung dari pemerintah, tapi berbentuk CSR yang difasilitasi pemprov masing-masing, produsen menjual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dengan harga Rp14 ribu,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Kalteng melalui Kepala Seksi Bapokting Isa Maliki saat diwawancarai di ruang kerjanya, Jumat (7/1).

Baca Juga :  Bersalah, PT HPL Disanksi Denda

Isa menyebut, pemerintah pusat menargetkan 11 juta liter minyak goreng diproduksi se-Indonesia pada operasi pasar ini. PT CBU ditargetkan pemerintah memproduksi 208 ribu liter minyak goreng yang nantinya akan didistribusikan untuk masyarakat Kalteng.

“CBU ini masih belum memproduksi massal minyak goreng, pernah memproduksi hanya untuk bantuan banjir tapi menggunakan logo Minyak Kita, logo itu milik pemerintah. Kami masih berkoordinasi terlebih dahulu, menunggu informasi dari CBU,” bebernya.

Apabila PT CBU mampu menyiapkan 208 ribu liter jatah untuk Kalteng, maka selanjutnya akan disebar di 14 kabupaten/kota. Namun hingga saat ini pihaknya masih menunggu informasi dan tanggapan dari perusahaan.

“Kami masih menunggu jawaban dari mereka (CBU, red) sanggup merealisasikan berapa liter dari target 208 ribu liter itu,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemkab Siapkan Empat Fasilitas Kesehatan untuk Isolasi

Hingga saat ini, tambah dia, baru satu perusahaan di Kalteng yang ditunjuk pemerintah pusat yakni PT CBU. Subsidi ini akan dilaksanakan hingga sedudah Hari Raya Idulfitri 2022. “Subsidi ini diprioritaskan untuk masyarakat menengah ke bawah dan kami usahakan tersebar ke seluruh wilayah Kalteng,” pungkasnya. (abw/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Kenaikan harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah berdampak pada naiknya harga jual minyak goreng di Pasar Besar Palangka Raya. Berdasarkan pantauan Kalteng Pos pada Minggu (9/1), harga jual minyak goreng salah satu merek masih bertahan di Rp22 ribu per liter. Padahal harga normalnya Rp17 ribu saja.

Berkenaan dengan tingginya harga minyak goreng saat ini, pemerintah meminta agar ada perusahaan besar swasta yang bersedia memberikan subsidi minyak goreng untuk masyarakat. Untuk wilayah Kalteng, pemerintah pusat menunjuk salah satu perusahaan produsen minyak goreng, yakni PT Citra Borneo Utama (CBU) di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

“Jadi subsidinya bukan langsung dari pemerintah, tapi berbentuk CSR yang difasilitasi pemprov masing-masing, produsen menjual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dengan harga Rp14 ribu,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Kalteng melalui Kepala Seksi Bapokting Isa Maliki saat diwawancarai di ruang kerjanya, Jumat (7/1).

Baca Juga :  Bersalah, PT HPL Disanksi Denda

Isa menyebut, pemerintah pusat menargetkan 11 juta liter minyak goreng diproduksi se-Indonesia pada operasi pasar ini. PT CBU ditargetkan pemerintah memproduksi 208 ribu liter minyak goreng yang nantinya akan didistribusikan untuk masyarakat Kalteng.

“CBU ini masih belum memproduksi massal minyak goreng, pernah memproduksi hanya untuk bantuan banjir tapi menggunakan logo Minyak Kita, logo itu milik pemerintah. Kami masih berkoordinasi terlebih dahulu, menunggu informasi dari CBU,” bebernya.

Apabila PT CBU mampu menyiapkan 208 ribu liter jatah untuk Kalteng, maka selanjutnya akan disebar di 14 kabupaten/kota. Namun hingga saat ini pihaknya masih menunggu informasi dan tanggapan dari perusahaan.

“Kami masih menunggu jawaban dari mereka (CBU, red) sanggup merealisasikan berapa liter dari target 208 ribu liter itu,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemkab Siapkan Empat Fasilitas Kesehatan untuk Isolasi

Hingga saat ini, tambah dia, baru satu perusahaan di Kalteng yang ditunjuk pemerintah pusat yakni PT CBU. Subsidi ini akan dilaksanakan hingga sedudah Hari Raya Idulfitri 2022. “Subsidi ini diprioritaskan untuk masyarakat menengah ke bawah dan kami usahakan tersebar ke seluruh wilayah Kalteng,” pungkasnya. (abw/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/