PALANGKA RAYA-Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Kota Palangka Raya yang direncanakan digelar hari ini (12/7) dipastikan ditunda hingga dua minggu ke depan. Mengingat tingginya angka kasus positif Covid-19 beberapa hari belakangan.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya H Akhmad Fauliansyah menyampaikan, penundaan tersebut sesuai instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang kemudian dilanjutkan dengan surat edaran (SE) Gubernur H Sugianto Sabran dan Wali Kota Fairid Naparin.
“Harus dipahami bersama dan menjadi perhatian bahwa ini bukan terancam batal. Tetapi hanya ditunda saja sambil melihat situasi dan kondisi ke depan,” jelasnya, Minggu (11/7).
Namun sistem pembelajaran tetap dilakukan dengan belajar dari rumah (BDR) melalui sistem daring dan luring. Sementara untuk persiapan tetap dilakukan seandainya tidak ada penambahan kasus maka pemko juga siap melakukan pembelajaran tatap muka. Tetapi karena jumlahnya terus bertambah maka tetap menjadi pertimbangan.
Pihaknya juga telah melakukan simulasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SMP 1, SMP 5 dan beberapa sekolah lainnya. Bahkan ada beberapa sekolah juga yang ingin melakukan simulasi. Karena situasi tidak memungkinkan maka ditunda dan diminta bersabar. Diharapkan juga masyarakat, khususnya orang tua murid tetap menjaga prokes dan melaksanakan imbauan pemerintah. “Walaupun keinginan untuk melakukan pembelajaran tatap muka sangat diinginkan,” katanya.
Terpisah Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Dikmad) Kemenag Kota Palangka Raya H Supiani mengatakan bahwa rencana pelaksanaan tatap muka dimulai 12 Juli 2021.
“Persiapan madrasah sebenarnya sudah sangat siap. Namun karena tahun 2021/2022 ada perubahan karena guru dan orang tua harus divaksinasi. Persyaratan lainnya sudah siap. Sehingga pelaksanaan tatap muka ditunda sembari menunggu perkembangan selanjutnya dari wali kota Palangka Raya,”ungkapnya.
Hal itu tidak dipermasalahkan pihaknya, karena Palangka Raya menjadi salah satu daerah yang tingkat konfirmasi positif covid-19 terus mengalami peningkatan. Namun untuk sementara tetap melakukan pembelajaran jarak jauh seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.
Terkait persiapan yang dilakukan pihaknya adalah mengantongi izin dari orang tua wali untuk melakukan tatap muka, melaksanakan prokes dan sudah disosialisasikan.
“Karena belum ada izin dari pemerintah daerah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, maka kita juga tidak berani melakukan pembelajaran tatap muka. Kita bersabar dulu menunggu petunjuk selanjutnya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala SDN 5 Bukit Tunggal Kota Palangka Raya, Bayer, mengatakan sekolahnya tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka sesuai surat edaran dari pusat, SE gubernur dan juga wali kota.
“Menurut agenda yang ada, kita akan melakukan tatap muka hingga tanggal 20 Juli mendatang. Namun sembari melihat perkembangan yang akan terjadi ke depan,” katanya kepada Kalteng Pos via telepon.
Disampaikannya, bahwa untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi persoalan dan kendala serius yang harus dihadapi sekolah. Pasalnya hampir 65 persen peserta didiknya tidak memiliki gawai, telepon pintar atau HP android.
“Sedangkan sejak tanggal 12-20 nanti harus dilakukan kegiatan belajar secara online. Ini yang membuat saya bingung bagaimana caranya antisipasinya,” tegasnya.
Pihaknya juga sudah menyampaikan kepada dinas, jika ada kelonggaran maka dapat meminjamkan buku bagi yang tidak punya HP android. Namun berdasarkan SK maka sepertinya tidak diperbolehkan.
“Padalah di sekolah saya besok harus melakukan cap tiga jari ijazah. Sehingga tak mungkin dilakukan secara online. Ini menjadi kesulitan kita,”keluhnya.
Untuk sementara, lanjutnya, solusinya adalah melaksanakan dengan 25 persen orang yang datang dan memperhatikan prokes secara ketat. Sehingga semua proses dapat berjalan dan orang tua juga tidak mengalami kesulitan.(nue/uni)