Senin, November 25, 2024
26.6 C
Palangkaraya

Karena Hobi, Sisihkan Uang Jajan untuk Sewa Kamera

“Ada banyak tawaran kerja dari teman-teman saya. Salah satunya kerja di kafe. Saya ingin bekerja biar dapat uang, karena sebelumnya saya sudah pernah bekerja sebelum memutuskan kuliah, tapi godaan dan pemikiran itu saya pertimbangkan lagi, akhirnya tetap memilih bertahan di Kelas Foto Borneo,” kata Dicki.

Banyak hal yang diperoleh selama bergabung di Kelas Foto Borneo. Beberapa kali diajak seniornya untuk menerima job. Senangnya bukan main.

“Meskipun saya sudah beberapa kali ikut job memotret wedding, tapi masih belum berani untuk menerima job sendirian. Saya sadar bahwa momentum pernikahan itu tidak bisa diulang, jadi perlu mental dan kesiapan yang matang untuk ambil job itu,” tuturnya.

Baca Juga :  Legislator Dukung Organisasi Kepemudaan

Dicki pun memutuskan menerima job yang dalam pengerjaannya bisa diulang. Seperti konten kreator dan foto-foto produk. Setelah beberapa bulan ikut job bersama teman, ia pun memutuskan untuk berani menerima job wedding.

“Saat ini memang saya fokus ke pekerjaan memotret wedding, foto-foto di luar untuk sekadar hunting tetap saya lakukan, biasanya akhir pekan. Bosan juga sih memotret wedding terus, jadi foto di luar itu menjadi tantangan untuk menghidupkan gairah motret,” jelas pria yang perkuliahannya sudah memasuki semester akhir.

Mengingat perlengkapan fotografinya sudah mencukupi dan memiliki teman-teman yang sudah bergabung sebelumnya, dia memutuskan untuk membuka studi foto.

Dicki yang masih berusia 24 tahun, justru sudah memiliki studio foto sendiri. Banyak job yang didapatkannya.

Baca Juga :  Pemekaran Provinsi Baru di Kalteng, Barito Raya Paling Berpeluang

“Saya membuka studio ini Januari 2021 ini. Awalnya juga ragu, karena takut usaha ini hanya musiman, tetapi syukurlah tiap hari job motret selalu ada, saya tekuni itu bersama teman-teman,” sebutnya.

Lagi-lagi, pekerjaan yang ditekuni tidak selalu mulus. Sebelum memutuskan membuka studio, beberapa orang di sekitarnya menyebut bahwa Dicki tidak memiliki pekerjaan yang seperti orang lain lakukan. Menjadi fotografer dianggap pekerjaan main-main. Ke sana ke sini membawa kamera dan jalan-jalan.

“Ada banyak tawaran kerja dari teman-teman saya. Salah satunya kerja di kafe. Saya ingin bekerja biar dapat uang, karena sebelumnya saya sudah pernah bekerja sebelum memutuskan kuliah, tapi godaan dan pemikiran itu saya pertimbangkan lagi, akhirnya tetap memilih bertahan di Kelas Foto Borneo,” kata Dicki.

Banyak hal yang diperoleh selama bergabung di Kelas Foto Borneo. Beberapa kali diajak seniornya untuk menerima job. Senangnya bukan main.

“Meskipun saya sudah beberapa kali ikut job memotret wedding, tapi masih belum berani untuk menerima job sendirian. Saya sadar bahwa momentum pernikahan itu tidak bisa diulang, jadi perlu mental dan kesiapan yang matang untuk ambil job itu,” tuturnya.

Baca Juga :  Legislator Dukung Organisasi Kepemudaan

Dicki pun memutuskan menerima job yang dalam pengerjaannya bisa diulang. Seperti konten kreator dan foto-foto produk. Setelah beberapa bulan ikut job bersama teman, ia pun memutuskan untuk berani menerima job wedding.

“Saat ini memang saya fokus ke pekerjaan memotret wedding, foto-foto di luar untuk sekadar hunting tetap saya lakukan, biasanya akhir pekan. Bosan juga sih memotret wedding terus, jadi foto di luar itu menjadi tantangan untuk menghidupkan gairah motret,” jelas pria yang perkuliahannya sudah memasuki semester akhir.

Mengingat perlengkapan fotografinya sudah mencukupi dan memiliki teman-teman yang sudah bergabung sebelumnya, dia memutuskan untuk membuka studi foto.

Dicki yang masih berusia 24 tahun, justru sudah memiliki studio foto sendiri. Banyak job yang didapatkannya.

Baca Juga :  Pemekaran Provinsi Baru di Kalteng, Barito Raya Paling Berpeluang

“Saya membuka studio ini Januari 2021 ini. Awalnya juga ragu, karena takut usaha ini hanya musiman, tetapi syukurlah tiap hari job motret selalu ada, saya tekuni itu bersama teman-teman,” sebutnya.

Lagi-lagi, pekerjaan yang ditekuni tidak selalu mulus. Sebelum memutuskan membuka studio, beberapa orang di sekitarnya menyebut bahwa Dicki tidak memiliki pekerjaan yang seperti orang lain lakukan. Menjadi fotografer dianggap pekerjaan main-main. Ke sana ke sini membawa kamera dan jalan-jalan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/