Senin, November 25, 2024
30.4 C
Palangkaraya

Mengenal Sigit Ari Wibowo, Kepala UT BKN Palangka Raya

Ketika pindah ke Banjarmasin, ia mulai menjalani kehidupan yang jauh berbeda dari kehidupannya di Jakarta. Kemacetan lalu lintas di ibu kota tidak ia temukan lagi di Banjarmasin.
“Dua tahun menjadi PNS di Banjarmasin, saya akhirnya menikah. Setelah menikah, saya justru lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga,” tutur pria sudah bergolongan IIId saat ini.

Pria lulusan UPN Veteran Jogjakarta ini memiliki basic pendidikan sarjana komputer. Jabatan yang ia tempati pertama kali saat diangkat menjadi PNS yakni operator komputer. Selanjutnya jabatan fungsional pranata komputer, lalu menjadi Kasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Dan jabatan terakhir di BKN regional adalah sebagai Kasi Pengolahan Data. Ia mengabdi di Banjarmasin selama 12 tahun hingga pertengahan 2020.

“Lalu saya dapat amanah baru sebagai Kepala UPT BKN Palangka Raya pada Juni 2020 lalu,” sebut pria yang berulang tahun setiap 28 Agustus itu.
Karena tugas dan kewajiban, ia pun harus rela berpisah dengan keluarga (istri dan dua anaknya) karena ia harus menetap di Kota Palangka Raya. Apalagi saat itu ibu kota Kalteng ini sedang dilanda pandemi Covid-19.

Baca Juga :  Cabang Balogo Diminati Peserta

“Memang berat harus terpisah dengan anak dan istri, tapi karena tugas, maka mau tak mau harus dijalankan, terlebih dalam kondisi pandemi ini, aktivitas sangat dibatasi, jadi tidak bisa bolak-balik Banjarmasin-Palangka Raya dalam waktu yang dekat,” ucapnya.

Sigit memutuskan untuk tidak membawa serta keluarganya ke Palangka Raya, karena sangat mungkin akan ada lagi rotasi jabatan. Namun sebelum pelaksanaan SKD di UPT Palangka Raya pada 2 Oktober lalu, istri dan kedua anaknya didatangkannya ke Kota Cantik ini.

“Dengan adanya SKD ini, maka selama tiga puluh hari penuh saya harus berada di tempat (UPT BKN, red), dari pagi hingga sore,” ujar pria kelahiran 1980.
Mengenai obsesi masyarakat yang tinggi terhadap profesi PNS, Sigit menyebut bahwa pada dasarnya saat ini tuntutan sebagai PNS makin tinggi. Semua PNS harus profesional. Juga ada banyak aturan serta ketentuan yang harus dipatuhi. PNS zaman sekarang dituntut harus berkompetensi.

Baca Juga :  Perangkat DaerahHarus Bekerja Keras

“Menurut saya, PNS tidak segalanya. Jika tertolak CPNS ini, bisa jadi pengalaman dan peluang untuk dapat pekerjaan yang lebih baik. Mungkin budaya orang dahulu yang mengatakan bahwa PNS dengan gaji sedikit tapi bisa mencukupi, ini mungkin yang memengaruhi mental seseorang,” ujarnya sembari menambahkan bahwa terkadang profesi sebagai PNS itu dianggap menjanjikan, tapi pekerjaan swasta juga tak kalah bagus, karena seseorang lebih leluasa untuk bisa berkarya. (*/ce/ala)

Ketika pindah ke Banjarmasin, ia mulai menjalani kehidupan yang jauh berbeda dari kehidupannya di Jakarta. Kemacetan lalu lintas di ibu kota tidak ia temukan lagi di Banjarmasin.
“Dua tahun menjadi PNS di Banjarmasin, saya akhirnya menikah. Setelah menikah, saya justru lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga,” tutur pria sudah bergolongan IIId saat ini.

Pria lulusan UPN Veteran Jogjakarta ini memiliki basic pendidikan sarjana komputer. Jabatan yang ia tempati pertama kali saat diangkat menjadi PNS yakni operator komputer. Selanjutnya jabatan fungsional pranata komputer, lalu menjadi Kasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Dan jabatan terakhir di BKN regional adalah sebagai Kasi Pengolahan Data. Ia mengabdi di Banjarmasin selama 12 tahun hingga pertengahan 2020.

“Lalu saya dapat amanah baru sebagai Kepala UPT BKN Palangka Raya pada Juni 2020 lalu,” sebut pria yang berulang tahun setiap 28 Agustus itu.
Karena tugas dan kewajiban, ia pun harus rela berpisah dengan keluarga (istri dan dua anaknya) karena ia harus menetap di Kota Palangka Raya. Apalagi saat itu ibu kota Kalteng ini sedang dilanda pandemi Covid-19.

Baca Juga :  Cabang Balogo Diminati Peserta

“Memang berat harus terpisah dengan anak dan istri, tapi karena tugas, maka mau tak mau harus dijalankan, terlebih dalam kondisi pandemi ini, aktivitas sangat dibatasi, jadi tidak bisa bolak-balik Banjarmasin-Palangka Raya dalam waktu yang dekat,” ucapnya.

Sigit memutuskan untuk tidak membawa serta keluarganya ke Palangka Raya, karena sangat mungkin akan ada lagi rotasi jabatan. Namun sebelum pelaksanaan SKD di UPT Palangka Raya pada 2 Oktober lalu, istri dan kedua anaknya didatangkannya ke Kota Cantik ini.

“Dengan adanya SKD ini, maka selama tiga puluh hari penuh saya harus berada di tempat (UPT BKN, red), dari pagi hingga sore,” ujar pria kelahiran 1980.
Mengenai obsesi masyarakat yang tinggi terhadap profesi PNS, Sigit menyebut bahwa pada dasarnya saat ini tuntutan sebagai PNS makin tinggi. Semua PNS harus profesional. Juga ada banyak aturan serta ketentuan yang harus dipatuhi. PNS zaman sekarang dituntut harus berkompetensi.

Baca Juga :  Perangkat DaerahHarus Bekerja Keras

“Menurut saya, PNS tidak segalanya. Jika tertolak CPNS ini, bisa jadi pengalaman dan peluang untuk dapat pekerjaan yang lebih baik. Mungkin budaya orang dahulu yang mengatakan bahwa PNS dengan gaji sedikit tapi bisa mencukupi, ini mungkin yang memengaruhi mental seseorang,” ujarnya sembari menambahkan bahwa terkadang profesi sebagai PNS itu dianggap menjanjikan, tapi pekerjaan swasta juga tak kalah bagus, karena seseorang lebih leluasa untuk bisa berkarya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/