Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Sektor Pendidikan Dilonggarkan

PALANGKA RAYA-Seiring melandainya kasus Covid-19 di Kalimantan Tengah (Kalteng), pemerintah daerah secara perlahan mulai melonggarkan aktivitas di dunia pendidikan. Khususnya pada sekolah-sekolah di bawah kewenangan Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng, yakni SMA/SMK sederajat.

Plt Kepala Disdik Provinsi Kalteng A Syaifudi mengatakan, pemerintah provinsi melalui arahan Gubernur H Sugianto Sabran terus berupaya melakukan inovasi dan kreativitas agar kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah menggeliat kembali.

“Pemerintah berencana akan menambah jam sekolah yang sebelumnya 30 menit menjadi 40 menit. Selain itu, ada rencana untuk membuka lagi kantin sekolah dan akan menunjuk sekolah model sebagai percontohan,” kata Syaifudi kepada Kalteng Pos, Kamis (16/12).

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, kantin sekolah bisa dibuka ketika masa normal. Sementara di sisi lain, kata Syaifudi, pemerintah juga menginginkan agar pengusaha kecil harus tumbuh dan tetap hidup. Karena itu kantin sekolah akan segera dibuka lagi agar produktivitas berjalan dan ekonomi masyarakat tetap berjalan.

“Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” tegasnya. Dikatakannya, selama kantin sekolah tidak dibuka, ada peserta didik yang membawa bekal, tapi ada juga yang tidak. “Setelah sekolah selesai, mereka (siswa) mengerumuni gerobak pentol. Mengapa kita tidak kelola kantin sekolah saja dan memedomani pengoperasian kantin selama masa pandemi,” ucapnya.

Baca Juga :  Cegah Narkoba Masuk Kampus

Oleh sebab itu, tegas Syaifudi, pengelola kantin harus melek teknologi. Pemesanan bisa secara online dan makan di tempat yang berpotensi tidak menimbulkan kerumunan.”Kami ingin menyesuaikan seperti ini, agar kantin tetap hidup dan ekonomi masyarakat khususnya pengelolah kantin bisa kembali bergeliat. Sebab selama dua tahun ini kantin sekolah tidak dibuka, mereka (pengelola, red) sangat kesulitan mendapat penghasilan, padahal harus menyekolahkan anak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” sebutnya.

Terkait hal ini, pihaknya berharap ada sinergi dengan dinas terkait sehingga pembukaan kantin selama pandemi sesuai protocol kesehatan. Hal ini, kata Syaifudi, merupakan rencana pemerintah provinsi yang lebih humanis, penuh kehati-hatian, dan pertimbangan yang matang. Harus dipersiapkan pedomannya, agar jika direalisasikan awal tahun depan (2022), maka bisa dijalankan dengan tanpa mengabaikan protocol kesehatan.”Kami tidak membuka semua kantin, tapi khusus sekolah besar saja. Di Palangka Raya ada 15 kantin. Jika dibuka semua, maka potensi kerumunan akan makin tinggi,” tutur Syaifudi.

Pemerintah provinsi juga berencana menambah jumlah peserta didik yang mengikuti tatap muka langsung, dari sebelumnya 50 persen menjadi 60 atau 70 persen. Selain itu, waktu belajar yang hanya 30 menit dinilai tidak maksimal bagi para guru untuk menyajikan materi pembelajaran di sekolah.Sementara itu, jelang pelaksanaan Natal 2021 dan tahun baru 2022, khusus jenjang pendidikan SMA, SMK, dan SLB telah sepakat meniadakan libur. Artinya, pembelajaran tatap muka tetap dilaksanakan selama periode itu.”Kami masih memahami edaran pertama dari pembatalan PPKM, Inmendagri maka dinilai sangat bagus agar memperketat sehingga tidak ada mobilitas masyarakat. Kami juga menjaga, jangan sampai ketika dilonggarkan, justru malah dapat menimbulkan klaster sekolah dan lainnya,” sebutnya.

Baca Juga :  Cetak Atlet Bertalenta Sejak Usia Dini

Disdik juga berharap pihak sekolah dan para guru dapat memahami hal itu. Kendati tidak ada libur, tapi ada jedah fakultatif di mana tidak ada kegiatan atau proses belajar mengajar. Namun, guru-guru dan siswa tetap turun ke sekolah untuk kegiatan seperti lomba dan lainnya.Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan semangat belajar, karena selama dua tahun pandemi semangat belajar siswa-siswi menurun dan prestasi sangat minim. Dengan makin banyak waktu mereka berada di sekolah, diharapkan semangat itu akan tumbuh kembali. (nue/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Seiring melandainya kasus Covid-19 di Kalimantan Tengah (Kalteng), pemerintah daerah secara perlahan mulai melonggarkan aktivitas di dunia pendidikan. Khususnya pada sekolah-sekolah di bawah kewenangan Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng, yakni SMA/SMK sederajat.

Plt Kepala Disdik Provinsi Kalteng A Syaifudi mengatakan, pemerintah provinsi melalui arahan Gubernur H Sugianto Sabran terus berupaya melakukan inovasi dan kreativitas agar kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah menggeliat kembali.

“Pemerintah berencana akan menambah jam sekolah yang sebelumnya 30 menit menjadi 40 menit. Selain itu, ada rencana untuk membuka lagi kantin sekolah dan akan menunjuk sekolah model sebagai percontohan,” kata Syaifudi kepada Kalteng Pos, Kamis (16/12).

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, kantin sekolah bisa dibuka ketika masa normal. Sementara di sisi lain, kata Syaifudi, pemerintah juga menginginkan agar pengusaha kecil harus tumbuh dan tetap hidup. Karena itu kantin sekolah akan segera dibuka lagi agar produktivitas berjalan dan ekonomi masyarakat tetap berjalan.

“Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” tegasnya. Dikatakannya, selama kantin sekolah tidak dibuka, ada peserta didik yang membawa bekal, tapi ada juga yang tidak. “Setelah sekolah selesai, mereka (siswa) mengerumuni gerobak pentol. Mengapa kita tidak kelola kantin sekolah saja dan memedomani pengoperasian kantin selama masa pandemi,” ucapnya.

Baca Juga :  Cegah Narkoba Masuk Kampus

Oleh sebab itu, tegas Syaifudi, pengelola kantin harus melek teknologi. Pemesanan bisa secara online dan makan di tempat yang berpotensi tidak menimbulkan kerumunan.”Kami ingin menyesuaikan seperti ini, agar kantin tetap hidup dan ekonomi masyarakat khususnya pengelolah kantin bisa kembali bergeliat. Sebab selama dua tahun ini kantin sekolah tidak dibuka, mereka (pengelola, red) sangat kesulitan mendapat penghasilan, padahal harus menyekolahkan anak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” sebutnya.

Terkait hal ini, pihaknya berharap ada sinergi dengan dinas terkait sehingga pembukaan kantin selama pandemi sesuai protocol kesehatan. Hal ini, kata Syaifudi, merupakan rencana pemerintah provinsi yang lebih humanis, penuh kehati-hatian, dan pertimbangan yang matang. Harus dipersiapkan pedomannya, agar jika direalisasikan awal tahun depan (2022), maka bisa dijalankan dengan tanpa mengabaikan protocol kesehatan.”Kami tidak membuka semua kantin, tapi khusus sekolah besar saja. Di Palangka Raya ada 15 kantin. Jika dibuka semua, maka potensi kerumunan akan makin tinggi,” tutur Syaifudi.

Pemerintah provinsi juga berencana menambah jumlah peserta didik yang mengikuti tatap muka langsung, dari sebelumnya 50 persen menjadi 60 atau 70 persen. Selain itu, waktu belajar yang hanya 30 menit dinilai tidak maksimal bagi para guru untuk menyajikan materi pembelajaran di sekolah.Sementara itu, jelang pelaksanaan Natal 2021 dan tahun baru 2022, khusus jenjang pendidikan SMA, SMK, dan SLB telah sepakat meniadakan libur. Artinya, pembelajaran tatap muka tetap dilaksanakan selama periode itu.”Kami masih memahami edaran pertama dari pembatalan PPKM, Inmendagri maka dinilai sangat bagus agar memperketat sehingga tidak ada mobilitas masyarakat. Kami juga menjaga, jangan sampai ketika dilonggarkan, justru malah dapat menimbulkan klaster sekolah dan lainnya,” sebutnya.

Baca Juga :  Cetak Atlet Bertalenta Sejak Usia Dini

Disdik juga berharap pihak sekolah dan para guru dapat memahami hal itu. Kendati tidak ada libur, tapi ada jedah fakultatif di mana tidak ada kegiatan atau proses belajar mengajar. Namun, guru-guru dan siswa tetap turun ke sekolah untuk kegiatan seperti lomba dan lainnya.Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan semangat belajar, karena selama dua tahun pandemi semangat belajar siswa-siswi menurun dan prestasi sangat minim. Dengan makin banyak waktu mereka berada di sekolah, diharapkan semangat itu akan tumbuh kembali. (nue/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/