Jumat, September 20, 2024
22.4 C
Palangkaraya

Bencana Banjir Tak Berkesudahan, Evaluasi Total Izin Lingkungan


Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Erlin Hardi menegaskan, saat ini ada tiga daerah dengan status tanggap darurat bencana banjir, yakni Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis), dan Katingan.
“Provinsi belum menetapkan status, karena banjir ini biasanya hanya hitungan hari kemudian surut, tetapi akan terus dievaluasi sembari melihat perkembangan ke depan, jika memang harus tanggap, maka provinsi juga akan tanggap darurat,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Kahayan Kalteng Supriyanto Sukmo Sejati mengatakan, ada beberapa faktor terjadinya banjir di Kalteng. Di antaranya tingginya curah hujan, topografi Kalteng, dan kurangnya tutupan lahan.


“Penyebab pertama karena curah hujan, juga tutupan lahan yang mulai berkurang karena adanya pembangunan dan pembukaan lahan perkebunan, selain itu topografi yang datar juga mempercepat melubernya air sungai,” katanya saat diwawancarai di kantornya.

Baca Juga :  BPD Harus Jadi Sistem Pengawasan di Desa

Dijelaskannya, intensitas hujan yang cukup tinggi mengakibatkan sungai tidak mampu lagi menampung luapan air tersebut ditambah dengan topografi yang datar sehingga air cepat meluber. Meski pihaknya tidak mendetail berkenaan dengan tupoksinya terhadap DAS Kahayan, namun dari proses terjadinya banjir itu memang akibat luapan.
“Yang menjadi kewenangan kami adalah aliran sungai kecil, sedangkan untuk sungai besar bukan berkenaan dengan pendangkalan sungai itu menjadi kewenangan PUPR,” jelasnya.
Yang menjadi tugasnya fokus pada rehabilitasi dan penanaman kembali yang diharapkan dapat berkontribusi mencegah banjir. Penanaman dan rehabilitasi yang dilakukan yakni di lahan lahan kritis seperti hutan lindung produksi atau hutan desa.


“Apabila di hutan lindung produksi atau hutan Desa terjadi lahan-lahan kritis maka itu yang menjadi sasaran kami untuk ditanam kembali,” pungkasnya.
Sementara itu, kondisi banjir di Kalteng terjadi di sejumlah wilayah. Plt Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Erlin Hardi mengatakan Rabu (17/11) pihaknya mendapat laporan banjir terjadi di enam kabupaten kota di wilayah Kalteng. Keenam daerah yang dilanda banjir itu meliputi wilayah Palangka Raya, Katingan, Pulang Pisau, Barito Timur, Barito Selatan dan Kapuas serta Kotawaringin Timur.
“Pemerintah provinsi Kalteng telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan siaga bencana banjir di sejumlah kabupaten kota yang wilayahnya terdampak banjir,” ujar Erlin dalam keterangan tertulisnya kepada Kalteng Pos, kemarin
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyampaikan untuk update atau kondisi debit air di Kota Cantik saat ini rata—rata mengalami kenaikan mulai dari 10 hingga 40 sentimeter.

Baca Juga :  SMP Gelar Gladi Bersih ANBK


“Untuk penanganan banjir di daerah gang taufiq Jalan murjani sudah beres ditangani oleh Camat Pahandut dan Lurah Pahandut, bahkan beberapa warga yang mengeluh tersebut sudah di evakuasi ke Posko terdekat,” ungkap Emi Abriyani kemarin.


Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Erlin Hardi menegaskan, saat ini ada tiga daerah dengan status tanggap darurat bencana banjir, yakni Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis), dan Katingan.
“Provinsi belum menetapkan status, karena banjir ini biasanya hanya hitungan hari kemudian surut, tetapi akan terus dievaluasi sembari melihat perkembangan ke depan, jika memang harus tanggap, maka provinsi juga akan tanggap darurat,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Kahayan Kalteng Supriyanto Sukmo Sejati mengatakan, ada beberapa faktor terjadinya banjir di Kalteng. Di antaranya tingginya curah hujan, topografi Kalteng, dan kurangnya tutupan lahan.


“Penyebab pertama karena curah hujan, juga tutupan lahan yang mulai berkurang karena adanya pembangunan dan pembukaan lahan perkebunan, selain itu topografi yang datar juga mempercepat melubernya air sungai,” katanya saat diwawancarai di kantornya.

Baca Juga :  BPD Harus Jadi Sistem Pengawasan di Desa

Dijelaskannya, intensitas hujan yang cukup tinggi mengakibatkan sungai tidak mampu lagi menampung luapan air tersebut ditambah dengan topografi yang datar sehingga air cepat meluber. Meski pihaknya tidak mendetail berkenaan dengan tupoksinya terhadap DAS Kahayan, namun dari proses terjadinya banjir itu memang akibat luapan.
“Yang menjadi kewenangan kami adalah aliran sungai kecil, sedangkan untuk sungai besar bukan berkenaan dengan pendangkalan sungai itu menjadi kewenangan PUPR,” jelasnya.
Yang menjadi tugasnya fokus pada rehabilitasi dan penanaman kembali yang diharapkan dapat berkontribusi mencegah banjir. Penanaman dan rehabilitasi yang dilakukan yakni di lahan lahan kritis seperti hutan lindung produksi atau hutan desa.


“Apabila di hutan lindung produksi atau hutan Desa terjadi lahan-lahan kritis maka itu yang menjadi sasaran kami untuk ditanam kembali,” pungkasnya.
Sementara itu, kondisi banjir di Kalteng terjadi di sejumlah wilayah. Plt Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Erlin Hardi mengatakan Rabu (17/11) pihaknya mendapat laporan banjir terjadi di enam kabupaten kota di wilayah Kalteng. Keenam daerah yang dilanda banjir itu meliputi wilayah Palangka Raya, Katingan, Pulang Pisau, Barito Timur, Barito Selatan dan Kapuas serta Kotawaringin Timur.
“Pemerintah provinsi Kalteng telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan siaga bencana banjir di sejumlah kabupaten kota yang wilayahnya terdampak banjir,” ujar Erlin dalam keterangan tertulisnya kepada Kalteng Pos, kemarin
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyampaikan untuk update atau kondisi debit air di Kota Cantik saat ini rata—rata mengalami kenaikan mulai dari 10 hingga 40 sentimeter.

Baca Juga :  SMP Gelar Gladi Bersih ANBK


“Untuk penanganan banjir di daerah gang taufiq Jalan murjani sudah beres ditangani oleh Camat Pahandut dan Lurah Pahandut, bahkan beberapa warga yang mengeluh tersebut sudah di evakuasi ke Posko terdekat,” ungkap Emi Abriyani kemarin.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/