“Masyarakat juga harus turut andil dalam melestarikan bahasa Dayak Kalteng, masyarakat harus memiliki kesadaran menggunakan bahasa daerah, karena saat ini telah terjadi peleburan budaya lokal dengan budaya-budaya lain. Selain bahasa, kita juga harus melestarikan budaya dan adat istiadat Kalteng,” beber pria 18 tahun ini.
Keberadaan komunitas-komunitas, tutur pria yang hobi bela diri ini, juga bisa menjadi wadah pelestarian budaya, khususnya bahasa daerah. Dalam komunitas tersebut terdiri dari para seniman dan budayawan Kalteng dengan visi dan misi melestarikan budaya di Kalteng.
Sementara itu, Putri Kebudayaan Nusantara Cindy Destasya Masal menambahkan, pelestarian bahasa di Kalteng bisa diupayakan juga melalui pembuatan peraturan daerah (perda). Sebagai Putra-Putri Kebudayaan, pihaknya tidak hanya mempromosikan dan melestarikan budaya, tapi juga punya andil dalam memberikan aspirasi kepada pemerintah, dengan tujuan melestarikan budaya Kalteng.
“Kami sempat audiensi dengan Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin beberapa waktu lalu, disampaikan bahwa kami harus bisa memberikan aspirasi bagaimana melestarikan budaya,” katanya.
Pembelajaraan bahasa daerah pun, lanjut Cindy, sebagai jembatan melestarikan bahasa daerah. Karena itu harus dibuat terobosan agar peserta didik bisa memiliki tekanan positif untuk lebih mencintai budaya Kalteng khususnya bahasa.
“Misal saja, pada pelaksanaan pembelajaran bahasa daerah, peserta didik diwajibkan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa komunikasi, jika melanggar dapat dibebani tugas, ini akan memberikan tekanan positif untuk melestarikan bahasa daerah,” beber perempuan yang lahir di Palangka Raya pada 15 Desember 2001 lalu itu.
Doni dan Cindy akan mengikuti Pemilihan Putra Putri Kebudayaan Nusantara Tahun 2021 yang akan diselenggarakan di Yogyakarta, 3-9 November 2021. (*/ce/ala)