H Eddy Raya Samsuri mewakili keluarga mempelai pria mengucapkan terima kasih sudah diterima dengan baik oleh pihak keluarga perempuan, maupun kepada semua pihak yang turut membantu kesuksesan acara, serta memohon maaf atas segala kekurangan. “Kita doakan, dalam membingkai rumah tangga, Fairid dan Avina selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam berumah tangga,” ujarnya.
Sejumlah tamu undangan juga berkesempatan memberi ucapan secara langsung. Tampak hadir Wagub Kalteng H Edy Pratowo, Bupati Barito Utara Nadalsyah, Ketua DPRD Kota Palangka Raya Sigit K Yunianto, Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Sandi Alfadien Mustofa, dan sejumlah kepala daerah, tokoh agama, tokoh adat, dan kepala perangkat daerah tingkat Pemko Palangka Raya.
Wagub Kalteng H Edy Pratowo kepada Kalteng Pos mengucapkan selamat kepada Fairid dan Avina yang sudah sah menjadi pasangan suami istri. Semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah, dan warohmah, serta lebih semangat mengemban amanah sebagai wali kota. Di sisi lain, dengan adanya pendamping, bisa menunjang dan mendukung kegiatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Palangka Raya. “Semoga Fairid dan Avina bisa menjadi panutan bagi generasi muda di Palangka Raya,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Palangka Raya Sigit K Yunianto mewakili seluruh wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD Kota Palangka Raya mengucapkan selamat menempuh hidup baru bagi Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin dan Avina Triani Almira yang sudah sah menjadi pasangan suami istri. Semoga selalu dalam lindungan Tuhan selama menjalani mahligai rumah tangga. “Semoga cepat dapat momongan,” ucapnya sembari tersenyum.
Sehari sebelumnya, Fairid dan Avina menjalani ritual bamandi-mandi atau siraman khas Kalsel. Fairid dan Avina didampingi kedua orang tua dan keluarga besar. Ritual adat itu berjalan lancar.
Percikan air dari mayang pinang kepada calon mempelai yang sedang dimandi-mandi.
Siraman bunga setaman dilakukan kedua orang tua masing-masing kepada Fairid-Avina. Dari kepala sampai ujung kaki.
Percikan-percikan air dari tapung tawar yang bermakna semangat dan doa dari orang tua, agar kedua mempelai diberi kemudahan dalam menapaki kehidupan perkawinan.
Kedua mempelai juga belulur di pundak dan wajah agar lebih cantik dan tampan berseri-seri. Prosesi itu juga dimaknai membersihkan hati dan pikiran sebelum menjalani pernikahan.