Minggu, Juli 7, 2024
23.7 C
Palangkaraya

30 Siswa Jadi Agen Perubahan

SMAN 1 Muara Teweh Deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan

MUARA TEWEH – Sekolah Menen-gah Atas Negeri Satu (SMAN 1) Muara Teweh di Kabupaten Barito Utara (Batara), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan deklarasi dan launching program Roods Indonesia Program Anti Kekerasan. Kegiatan itu dihadiri Sekretaris Daerah Barito Utara Drs Muhlis, Kepala SMAN 1 Mute Ra-zikinoor, serta siswa siswi di halaman  SMAN 1 setempat, Senin (20/12).

“Saya atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Barito Utara mengucapkan terima kasih dan apr-esiasi kepada pihak sekolah yang telah mampu menyelenggarakan acara ini. Semoga acara ini tidak menjadi seremonial semata. Tapi benar-benar dilaksanakan sehingga tidak sampai terjadi perundungan dan kekerasan di sekolah,” kata Sekda Muhlis, kemarin.

Bupati Barito Utara H Nadalsyah dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda Muhlis menyampai-kan, dewasa ini banyak sekali kasus perundungan/bulying dan kekerasan yang menimpa pelajar sekolah, baik yang dilakukan sesama siswa maupun dari oknum tenaga pengajar itu sendiri.

“Besar harapan dari bapak Bu-pati H Nadalsyah melaluli momentum deklarasi dan launcing program roods Indonesia program perundungan dan kekerasan terhadap siswa siswi di sekolah ini, khususnya di SMAN 1 Muara Teweh tidak terjadi kasus perundungan/bullying,” kata Muhlis.

Baca Juga :  Penyekatan Darat Antarprovinsi Dilaksanakan hingga 24 Mei

Dia mengungkapkan, dari 10 SMA yang ada, dapat dibayangkan dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Ten-gah, 3 (tiga) diantaranya justru dari Kabupaten Barito Utara.

“Ini suatu prestasi yang luar biasa dengan melewati proses yang cukup panjang hingga tiga SMA di Barito Utara ini bisa dipilih sebagai sekolah penggerak,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Muara Teweh Razikinnor men-gatakan, pada hari ini bisa melak-sanakan deklarasi roods day atau anti perundungan yang bertujuan dengan menetapkan 30 orang agen peruba-han akan menjadi motor penggerak sehingga di SMAN 1 Muara Teweh nantinya akan menjadi zero bully. “Ini Kuncinya,” katanya,

kemarin. Jadi mereka, menurut Razikin–panggilan akrab Razikinnor, setelah dilatih selama dua bulan oleh in-struktur, mulai hari ini akan bekerja sebagai agen perubahan di SMAN 1 Muara Teweh.

“Sekecil apapun bullying di sekolah itu harus ditiadakan. Inilah tujuan dan kunci dari deklarasi agen anti perundungan dan anti kekerasan di sekolah,” jelasnya.

Razikinoor mengharapkan, sebagai salah satu sekolah penggerak, wajib melaksanakan kegiatan anti perund-ungan, karena ini merupakan salah satu program dari sekolah penggerak disamping program-program lainnya.

Baca Juga :  Dermaga Pulau Telo Lama Perlu Diperhatikan

“Pada hari ini sudah di deklarasi-kan di SMAN-1 Muara Teweh, kita akan berusaha tidak ada lagi perun-dungan sekecil apapun,” tuturnya.

Razikinoor menyampaikan, uca-pan terima kasih kepada Direk-torat SMA, khususnya Pustaka dan UNICEF, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Bupati Barito Utara, Kapolres Barito Utara yang selalu memantau kegiatan anti perundungan di SMAN 1 Muara Teweh, sehingga sampai sekarang menjadi zero bullying.

Ditambahkannya, 30 orang yang menjadi agen perubahan mereka harus mampu menularkan dan mere-dam ke 706 siswa di SMAN-1 Muara Teweh. “Satu orang Agen Perubahan itu harus mendapatkan teman 25 orang, dan dari 25 orang temannya itu tidak lagi melaksanakan perundun-gan sekecil apapun di sekolah.

 “Untuk Kabupaten Barito Utara ada tiga SMA yang telah ditetapkan menjadi sekolah penggerak yakni SMAN 1 Muara Teweh, SMA 4 Muara Teweh dan SMA 2 Gunung Timang, serta wajib melaksanakan Deklarasi Program Anti Perundungan ini, karena ini merupakan program inti dari sekian banyak program di sekolah penggerak,” pungkasnya. (her/ens/ko)

SMAN 1 Muara Teweh Deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan

MUARA TEWEH – Sekolah Menen-gah Atas Negeri Satu (SMAN 1) Muara Teweh di Kabupaten Barito Utara (Batara), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan deklarasi dan launching program Roods Indonesia Program Anti Kekerasan. Kegiatan itu dihadiri Sekretaris Daerah Barito Utara Drs Muhlis, Kepala SMAN 1 Mute Ra-zikinoor, serta siswa siswi di halaman  SMAN 1 setempat, Senin (20/12).

“Saya atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Barito Utara mengucapkan terima kasih dan apr-esiasi kepada pihak sekolah yang telah mampu menyelenggarakan acara ini. Semoga acara ini tidak menjadi seremonial semata. Tapi benar-benar dilaksanakan sehingga tidak sampai terjadi perundungan dan kekerasan di sekolah,” kata Sekda Muhlis, kemarin.

Bupati Barito Utara H Nadalsyah dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda Muhlis menyampai-kan, dewasa ini banyak sekali kasus perundungan/bulying dan kekerasan yang menimpa pelajar sekolah, baik yang dilakukan sesama siswa maupun dari oknum tenaga pengajar itu sendiri.

“Besar harapan dari bapak Bu-pati H Nadalsyah melaluli momentum deklarasi dan launcing program roods Indonesia program perundungan dan kekerasan terhadap siswa siswi di sekolah ini, khususnya di SMAN 1 Muara Teweh tidak terjadi kasus perundungan/bullying,” kata Muhlis.

Baca Juga :  Penyekatan Darat Antarprovinsi Dilaksanakan hingga 24 Mei

Dia mengungkapkan, dari 10 SMA yang ada, dapat dibayangkan dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Ten-gah, 3 (tiga) diantaranya justru dari Kabupaten Barito Utara.

“Ini suatu prestasi yang luar biasa dengan melewati proses yang cukup panjang hingga tiga SMA di Barito Utara ini bisa dipilih sebagai sekolah penggerak,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Muara Teweh Razikinnor men-gatakan, pada hari ini bisa melak-sanakan deklarasi roods day atau anti perundungan yang bertujuan dengan menetapkan 30 orang agen peruba-han akan menjadi motor penggerak sehingga di SMAN 1 Muara Teweh nantinya akan menjadi zero bully. “Ini Kuncinya,” katanya,

kemarin. Jadi mereka, menurut Razikin–panggilan akrab Razikinnor, setelah dilatih selama dua bulan oleh in-struktur, mulai hari ini akan bekerja sebagai agen perubahan di SMAN 1 Muara Teweh.

“Sekecil apapun bullying di sekolah itu harus ditiadakan. Inilah tujuan dan kunci dari deklarasi agen anti perundungan dan anti kekerasan di sekolah,” jelasnya.

Razikinoor mengharapkan, sebagai salah satu sekolah penggerak, wajib melaksanakan kegiatan anti perund-ungan, karena ini merupakan salah satu program dari sekolah penggerak disamping program-program lainnya.

Baca Juga :  Dermaga Pulau Telo Lama Perlu Diperhatikan

“Pada hari ini sudah di deklarasi-kan di SMAN-1 Muara Teweh, kita akan berusaha tidak ada lagi perun-dungan sekecil apapun,” tuturnya.

Razikinoor menyampaikan, uca-pan terima kasih kepada Direk-torat SMA, khususnya Pustaka dan UNICEF, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Bupati Barito Utara, Kapolres Barito Utara yang selalu memantau kegiatan anti perundungan di SMAN 1 Muara Teweh, sehingga sampai sekarang menjadi zero bullying.

Ditambahkannya, 30 orang yang menjadi agen perubahan mereka harus mampu menularkan dan mere-dam ke 706 siswa di SMAN-1 Muara Teweh. “Satu orang Agen Perubahan itu harus mendapatkan teman 25 orang, dan dari 25 orang temannya itu tidak lagi melaksanakan perundun-gan sekecil apapun di sekolah.

 “Untuk Kabupaten Barito Utara ada tiga SMA yang telah ditetapkan menjadi sekolah penggerak yakni SMAN 1 Muara Teweh, SMA 4 Muara Teweh dan SMA 2 Gunung Timang, serta wajib melaksanakan Deklarasi Program Anti Perundungan ini, karena ini merupakan program inti dari sekian banyak program di sekolah penggerak,” pungkasnya. (her/ens/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/