Site icon KaltengPos

Kasus Menurun, Sebagian Ruang Isoman RSDS Ditutup

STERILISASI: Petugas kebersihan dari RSUD dr Doris Sylvanus, Goodtheprin ketika membersihkan ruangan Anggrek WK 6 usai digunakan oleh pasien Covid-19 isolasi, Selasa (21/9). Ada alat penghasil sinar ultraviolet untuk memudahkan saat melakukan sterilisasi dan sanitasi kamar pasien sehingga kamar yang telah steril siap digunakan kembali.

PALANGKA RAYA-Kasus terkonfirmasi positif dan kematian akibat Covid-19 di seluruh wilayah Kalteng menurun signifikan. Otomatis jumlah pasien yang menjalani perawatan di fasilitas kesehatan juga berkurang. Salah satunya di rumah sakit (RS) terbesar di Kalteng, yakni Rumah Sakit dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya yang sebagian ruangan terlihat kosong dan ditutup.

Direktur RSDS Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, kematian tertinggi terjadi pada Juli lalu, mencapai 210 pasien dalam satu bulan. Menurun pada Agustus di angka 173 dan terus menurun hingga September ini. Penurunan angka kematian ini berbanding lurus dengan penurunan angka kasus terkonfirmasi Covid-19.
“Jika kita lihat, memang persentase angka terkonfirmasi positif Covid-19 menurun, tapi kita harus tetap waspada, karena beberapa tempat yang sudah menurun pun bisa naik lagi,” ucapnya kepada wartawan, kemarin (21/9).

“Termasuk keberlangsungan ketersediaan oksigen untuk pasien. Artinya, berbagai upaya sudah kami upayakan dan kondisikan supaya jangan sampai terjadi kekosongan oksigen,” tambahnya.

Melihat penurunan kasus Covid-19 yang cukup signifikan selama beberapa waktu terakhir ini, RSDS Palangka Raya sudah menutup satu ruang isolasi khusus pasien Covid-19 dari sepuluh ruang yang disediakan.

Kepala Seksi Humas Pelayanan Unit Pelayanan Pengaduan Kesehatan RSDS Palangka Raya Cipta Yanatama mengatakan, setelah sebelumnya melakukan penutupan satu ruang isolasi, dalam waktu dekat ini pihaknya akan menutup lagi satu ruang isolasi.

“Satu ruang isolasi sudah kami tutup, statusnya saat ini sudah difungsikan untuk ruang perwatan nonisolasi, dan dalam minggu ini kami akan menutup lagi satu ruangan,” ucapnya.
Ia menyebut, untuk keterisian BOR atau tempat tidur, dari 190 tempat tidur yang tersedia, saat ini hanya terisi 40 hingga 45 tempat tidur. Sebagian besar tempat tidur isolasi sudah tidak ditempati. Meski ada penurunan yang cukup signifikan, pihaknya tidak serta-merta menutup ruang isolasi dengan jumlah yang cukup banyak.

“Karena ada ruang tertentu tetap diperlukan dengan pengklasifikasian indikasi medis masing-masing pasien, jadi tidak bisa serta-merta menutup semua ruangan, misal saja BOR yang terisi hanya 30, kami tidak hanya menyediakan tempat tidur sejumlah itu, tetap dilebihkan,” pungkasnya. (abw/ce/ala)

Exit mobile version