Minggu, Oktober 6, 2024
29.3 C
Palangkaraya

Ini Alasan Atlet Dayung PON Kalteng Turun ke Jalan Menggalang Dana

Menanggapi ancaman boikot para atlet dayung, Eddy meminta para atlet memahami kondisi cabor saat ini. Ia memastikan bahwa anggaran itu ada, tapi belum bisa diturunkan.

Sementara itu, Sekretaris Umum KONI Kalteng H Elbadi Fardian mengatakan, semua pihak sudah berupaya agar anggaran tersebut segera digelontorkan dan digunakan sesuai pos-pos yang ada.

“Standarisasi untuk atlet juga menyesuaikan dengan nilai rupiah atau anggaran yang tersedia,” ujarnya. 

Dari situ akan diketahui berapa anggaran yang dibutuhkan serta berapa cabor dan atlet yang akan diberangkatkan.

Ditambahkan Wakil Ketua Umun III Bidang Dalam dan Luar Negeri HM Hasanudin Noor yang saat itu didampingi Wakil Ketua Bidang M Rasad Samuel, saat ini negara bahkan dunia tengah mengalami kondisi sulit karen pandemi Covid-19. “Berkaitan dengan itu rencananya akan direalisasikan pada triwulan ketiga. Sejauh ini kami jalankan komunikasi dengan baik,” ungkapnya.

Baca Juga :  Dilantik, Prof Dr Salampak Resmi Jadi Rektor UPR

Pihaknya menilai bahwa sangat wajar apabila para atlet melakukan aksi tersebut. Namun pihaknya meningatkan bahwa untuk mencapai sesuatu yang hebat, tentu akan melalui banyak halangan dan rintangan.

“Memang selama ini cabor yang banyak mendulang medali adalah dayung. Kami minta pelatih maupun atletnya bersabar ya, tidak perlu turun ke jalan dan mencari jalan keluar atas apa yang jadi kesulitan di lapangan,” terangnya.

Untuk diketahui, dana yang dibutuhkan KONI menghadapi PON XX berkisar Rp10 miliar. Termasuk untuk peralatan dan biaya keberangkatan. Cabor yang menggunakan dana talangan untuk menggelar pelatda adalah dayung dan panahan. Cabor lain melakukan secara mandiri. Total cabor yang lolos ke PON kali ini sebanyak 16 cabor. Finalisasinya setelah pertemuan KONI bersama gubernur nanti, yang akan diawali dengan pemaparan dari pihak KONI. (*/ce/ala)

Baca Juga :  Pemeriksaan Sampel Swab di RSDS Mulai Menurun

Menanggapi ancaman boikot para atlet dayung, Eddy meminta para atlet memahami kondisi cabor saat ini. Ia memastikan bahwa anggaran itu ada, tapi belum bisa diturunkan.

Sementara itu, Sekretaris Umum KONI Kalteng H Elbadi Fardian mengatakan, semua pihak sudah berupaya agar anggaran tersebut segera digelontorkan dan digunakan sesuai pos-pos yang ada.

“Standarisasi untuk atlet juga menyesuaikan dengan nilai rupiah atau anggaran yang tersedia,” ujarnya. 

Dari situ akan diketahui berapa anggaran yang dibutuhkan serta berapa cabor dan atlet yang akan diberangkatkan.

Ditambahkan Wakil Ketua Umun III Bidang Dalam dan Luar Negeri HM Hasanudin Noor yang saat itu didampingi Wakil Ketua Bidang M Rasad Samuel, saat ini negara bahkan dunia tengah mengalami kondisi sulit karen pandemi Covid-19. “Berkaitan dengan itu rencananya akan direalisasikan pada triwulan ketiga. Sejauh ini kami jalankan komunikasi dengan baik,” ungkapnya.

Baca Juga :  Dilantik, Prof Dr Salampak Resmi Jadi Rektor UPR

Pihaknya menilai bahwa sangat wajar apabila para atlet melakukan aksi tersebut. Namun pihaknya meningatkan bahwa untuk mencapai sesuatu yang hebat, tentu akan melalui banyak halangan dan rintangan.

“Memang selama ini cabor yang banyak mendulang medali adalah dayung. Kami minta pelatih maupun atletnya bersabar ya, tidak perlu turun ke jalan dan mencari jalan keluar atas apa yang jadi kesulitan di lapangan,” terangnya.

Untuk diketahui, dana yang dibutuhkan KONI menghadapi PON XX berkisar Rp10 miliar. Termasuk untuk peralatan dan biaya keberangkatan. Cabor yang menggunakan dana talangan untuk menggelar pelatda adalah dayung dan panahan. Cabor lain melakukan secara mandiri. Total cabor yang lolos ke PON kali ini sebanyak 16 cabor. Finalisasinya setelah pertemuan KONI bersama gubernur nanti, yang akan diawali dengan pemaparan dari pihak KONI. (*/ce/ala)

Baca Juga :  Pemeriksaan Sampel Swab di RSDS Mulai Menurun

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/